BAGIAN 4

5.7K 448 9
                                    

Assalamualaikum.
Dont forget for vote and comment.

Bel rumah berbunyi beberapa kali membuat gadis yang sedang menonton berdecak keras.

"Sa, bukain pintu!" teriak Ulva dari dapur.

"Iya, Ma!" balas Salsa berteriak tidak kalah keras. Dengan berat hati, dia berdiri membukakan pintu depan sambil menggerutu.


"Assalamualaikum."

Salsa mengerutkan keningnya melihat seorang wanita berpenampilan syar'i yang hanya memperlihatkan matanya saja.

"Cari siapa, ya?" tanya Salsa tanpa repot menjawab salam dari wanita menggunakan niqob di depan pintu.

"Salam itu wajib dijawab, Dek," ujar wanita itu tersenyum di balik niqobnya. "Mbak Ulva-nya ada?" tanyanya selanjutnya.

"Waalaikumsalam. Ada, sebentar, ya."

Salsa menolehkan kepalanya ke dalam.

"MAMA, ADA TAMU CARIIN MAMA!" teriak Salsa dengan suara cemprengnya memenuhi seluruh ruangan.

"Ada apa, sih, teriak-teriak, ini bukan hutan, Sa," omel Ulva yang baru saja datang dari dapur.

"Eh, Rita. Silahkan masuk," persilahkan Ulva dengan sopan lalu menoleh pada anak gadisnya yang masih berdiri di daun pintu. "Salsa, kok tamunya gak diajak masuk, sih?" tegur Ulva yang dibalas dengusan oleh Salsa.

Sekarang mereka berada di ruang tamu, Salsa duduk di samping Ulva, mamanya.

"Sa, buatin minum dulu sana untuk Tante Rita," perintah Ulva membuat Salsa memajukan bibirnya.

"Eh, nggak perlu, Mbak, saya sebentar aja kok, Mbak," tolak Rita tidak enak. Apalagi melihat wajah masam Salsa.

"Tuh, katanya nggak perlu, Ma," kata Salsa kembali duduk, namun berpindah di single sofa.

"Sa," tegur Ulva namun dihiraukan oleh Salsa.

"Jadi gini, Mbak, mengenai pemberangkatan anak Mbak ke pesantren. Abi sudah memutuskan pemberangkatan hari minggu," pungkas Rita.

Salsa membelalakkan matanya. 'Hah, minggu?'

"Oh begitu, ya, mungkin Mas Kevan juga sudah tahu. Nanti saya bicarakan ke anak saya," ucap Ulva seolah Salsa tidak mendengar pembicaraan mereka. Karena Salsa asik sendiri dengan ponselnya.

"Kalau begitu saya pamit ya, Mbak, sudah ditungguin di rumah. Hari ini rencananya mau kembali ke pondok."

"Ya, terima kasih sudah mampir."

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Wanita meninggalkan kediaman keluarga Washley dan beberapa menit kemudian terdengar suara mobil datang.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Arina menyalami tangan Ulva. Lalu duduk di samping Salsa.

"Lagi ngapain, Sa?" tanya Arina mengintip Salsa yang asyik mengotak-atik ponselnya, menghiraukan dirinya.

"Kakak ganggu aja. Kalah, 'kan," ketus Salsa memperlihatkan pada Arina tulisan 'death' pada gamenya.

Arina tertawa ngakak, "kamu, sih, cuekin kakak, kalah, 'kan. Nggak pro, sih, kamu mainnya," ejek Arina kemudian berlari menuju kamarnya.

"Kak Arina!" pekik Salsa melengking. Untung saja Ulva sudah kembali ke dapur. Bosen sendiri, Salsa naik ke kamarnya.

"Bay the way, tiga hari lagi gue pindah, gue pisah deh sama sahabat gue. Yaelah, gini-gini amat sih nasib gue," monolog Salsa.

"Videocall, ah!" Salsa mengambil ponselnya lalu menelpon sahabatnya melalui grup.

"Woi!" pekik seseorang di sebrang sana.

"Tumben, Sa?"

"Gue gabut," kata Salsa sambil menopang dagu pada bantal doraemon biru kesayangannya.

"Napa lo? Ada masalah?" tanya Audrey sambil meminum susu coklat.

Salsa mengangguk lesu.

"Eh, gue ada berita gembira buat kalian!" seru Stella dengan wajah berbinar.

"Apaan Stel?" tanya Audrey tertarik.

"Huaaaa, gue habis ditembak, guys!" pekik Stella dengan gaya alaynya.

"What?" pekik Salsa dan Audrey bersamaan.

"Kenapa lo pada?"

"Eh seriusan Stel, masa sih?" tanya Salsa tak percaya.

"Ya, serius lah sayangku!"

"Siapa yang nembak lo, gue yakin tuh matanya salah liat," tutur Audrey membuat Stella cemberut.

"Atau jangan-jangan dia lagi mabuk, makanya nembak lo," timpal Salsa yang membuat Stella semakin cemberut.

"Ih, kalian mah, ngambek nih gue." Stella memayunkan bibirnya dan mendekati kamera.

"Aelah, tambah jelek lo Stel," gurau Salsa.

"Kalian mau tau gak sih siapa yang nembak gue?" tanya Stella ketus.

"Nggak ah, nggak penting. Yakan, Sa?" ucap Audrey.

"Hooh, nggak penting bangets," ujar Salsa mengikuti gaya Stella. Lalu Salsa dan Audrey tertawa karena berhasil mengusili Stella.

"Oke-oke serius nih, siapa Stel?" tanya Audrey yang sudah kembali ke mode serius.

"R.....!" Stella menyebut inisial orang yang dikaguminya sejak SMP.

"Apa??" pekik Salsa tercengang.

"Beneran Stel? Lo gak boong?" tanya Audrey yang diangguk mantap oleh Stella.

"Beneran lah. Suer!" balas Stella membentukkan jarinya seperti V.

"Cie, sobat gue lagi kesemsem," goda Salsa membuat pipi Stella merona.

'Niat gue pengen kasih tau kalo gue mau pindah, tapi gue gak mau ngehancurin kebahagiaan lo,' batin Crystal sambil menggoda sahabatnya itu.

11-november-2019

Bad Couple Pesantren [ COMPLETED ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang