Chapter 28

3.1K 239 0
                                    

Assalamualaikum Wr. Wb
Dont forget for vote & comment
Happy reading💜

_______


"Crys, gimana Zean?"

"Maksudnya? Kamu suka Zean? Gara-gara diselingkuhin otak mu miring ya?"

"Bukan gitu ogeb, yakali aku suka Zean. Maksudnya, kamu sama Zean gimana sekarang? Masih suka berantem?"

"Kan jarang ketemu Stell."

"Oh, kangen ya ribut sama dia?"

"Apaan sih Stell."

"Udah sih, kamu itu punya rasa sama Zean tapi kalian sama-sama gengsi."

"Ngomong apaan sih, nggak jelas banget!"

"Crys!" Stella menahan tangan Crystal untuk tidak langsung masuk kelas.

"Lo sadari perasaan lo Crys, sebelum lo nyesal."

"Perasaan apaan sih? Benci iya."

"Benci sama cinta beda tipis Crys. Gue tau banget kalian gimana, gue tau tatapan kalian menyiratkan sesuatu."

"Tapi gue nggak suka sama dia!"

"Suka siapa?"

Crystal berdecih mendengar suara dibelakangnya.

"Apaan sih lo kayak kuntilanak."

"Heh, lo ya yang nakutin gue malam-malam kayak setan?"

"Kegeeran banget lo bekantan."

"Lo suka siapa?" tanya Zean, ia rasa Crystal mengalihkan pembicaraan. Entah mengapa ada perasaan aneh di hati Crystal.

"Apaan sih lo, nggak jelas banget deh."

"Crys, jawab!"

"Pemaksa, wle." Crystal mengulurkan lidahnya lalu masuk ke kelas.

Zean menoleh ke Stella. Stella hanya mengangkat bahu acuh lalu menyusul Crystal masuk ke kelas. Ia sudah pusing dengan percintaannya, jangan ditambah dengan percintaan rumit sahabatnya itu.

Mereka sudah lama saling cinta, namun mereka sama-sama tidak menyadarinya. Dasar manusia.

"Crys, kamu tau nggak,"

"Nggak."

"Haduh aku belum selesai ngomong, kamu tau nggak kak Syifa mau dijodohin."

"Sama siapa?" tanya Crystal.

"Sama santri sini, tapi nggak tau siapa."

"Dijodohin!" Semuanya menoleh ke sumber suara. 4 sejoli dibelakang.

"Apa liat-liat!" tegur Akham.

'Kok ada yang aneh ya?' Crystal membatin sambil menatap Zean yang juga menatapnya.

"Zina mata!" tegur Letta. Sontak Crystal dan Zean memutuskan kontak mata mereka.

"Crys, kamu--"

"Apaan?" potong Crystal.

"Belum selesai Crys." kesal Iffah.

"Iyaya apa?"

"Nggak jadi," jawab Iffah nyengir.

"Hidih." Crystal melempar buku ke wajah Iffah.

"Ada Ustadz Rasyid!" tegur Rachmad.

Hari ini berlalu begitu cepat. Sekarang Stella berada dikamarnya bersama Syifa, Hani dan Vika.

"Stell, ikut nggak ke depan?" tanya Syifa.

"Ngapain kak?"

"Indomaret, biasalah beli 'roti'," jawab Syifa sambil tertawa.

"Ayok kak, ikut."

Mereka ber-empat melangkah menuju Indomaret setelah mendapar izin dari ibu asrama.

"Eh, aku kesana ya, mau beli cemilan," ucap Vika.

"Aku ikut, sekalian beli juga," ucap Stella yang diangguki Vika. Lalu mereka menuju tempat cemilan.

"Kamu suka ngemil ya?" tanya Vika.

"Hehe, iya. Gendut ya?"

"Nggak kok, malah aku bingung liat body kamu. Padahal suka ngemil tapi langsing aja."

"Hehehe, bisa aja kamu Vika."

"Vik!" panggil seseorang disamping Vika.

"Lo ngapain?"

"Ikut gue."

"Apaan lagi Fan?"

"Eh, lo siapa?" tanyanya menunjuk Stella.

"Aku Stella, santriwati baru."

"Oh, ayo Vik." Ia menarik tangan Vika menjauh dari Stella.

"Siapa ya, kayak kenal deh," gumam Stella mengetuk-ngetuk dagunya.

"DORRR!!"

"Eh kucing Radit ilang, ih kalian mah ngagetin aja."

"Radit siapa tuh?" goda Hani.

"Bukan siapa-siapa kok."

"Eh, Vika mana? Bukannya sama kamu?"

"Itu." Stella menunjuk Vika yang sedang mengobrol dengan seseorang yang berada tidak jauh dari mereka.

"Oh Efan."

"Efan?" Beo Stella.

"Iya, Efan itu saudara Vika. Tapi banyak yang salah paham, malah ngira mereka ada hubungan." Jelas Syifa.

Stella hanya mengangguk, ia belum ingat siapa Efan dan Vika. Mungkin ada hubungannya dengan sahabatnya, Crystal. Entahlah, ia juga tak yakin.

"Kalian udah kelar belanjanya?" tanya Vika.

"Iya nih, yuk bayar."

"Yuk."

Mereka menuju kasir dan membayar belanjaan mereka masing-masing. Setelah itu mereka bergegas pulang ke asrama. Karena mereka hanya mempunyai waku 30 menit untuk keluar dari wilayah Pesantren.

"Syifa!"

Seseorang memanggil Syifa ditangga menuju asrama putri.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

"Kenapa Li?"

"Dipanggil calon imam tuh."

"Eh, sembarangan."

"Iyaya maaf, dipanggil Ustadz Alwi didepan musholla."

"Oh makasih ya."

"Iya sama-sama. Aku duluan ya, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam"

"Eh, kita duluan ya Fa."

"Iya, bye. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"



Sunday, 12 april 2020

Bad Couple Pesantren [ COMPLETED ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang