Extra part 2

6.5K 278 7
                                    

Seorang perempuan duduk di sofa sambil memijat pelipisnya. Pusing. Itulah yang perempuan itu rasakan.

Bugh!

Ingin rasanya ia mengumpat. Sebuah bola melayang tepat di jidadnya. Sakit bre. Tapi ia sadar, itu sudah resikonya. Ia harus sabar dan terus mengucapkan istigfar. Ia memperbaiki kerudungnya yang sedikit miring.

"Pusing banget kepala gue," ucapnya.

"BUNDA MAAF!" teriakan itu menggema didalam ruangan yang diisi 4 orang itu.

Perempuan itu tersenyum. Lelah.

"DIV, BALIKIN ROBOT AKU!"

Seorang anak laki-laki berlari mengejar seseorang yang merebut mainannya.

"Nggak mau, Abang jahat."

Brukk

"RAF, KALO JALAN PAKE MATA DONG!"

Anak perempuan itu berdiri setelah menabrak anak laki-laki didepannya.

"Bodo amat." Ia melenggang pergi. Ia menghampiri perempuan yang duduk di sofa.

"Bun, aku mau makan. Laper nih," ucapnya sambil memeluk lengan Bundanya.

"Yaudah ayuk kedapur, Bunda udah masak kok."

Mereka berdua berjalan menuju dapur.

"Daffa, Dhiva, ayuk makan!"

Ketiga anaknya itu berjalan membuntutinya menuju dapur. Mereka duduk manis di kursi masing-masing. Bundanya menaruh makanan di piring anak-anaknya.

"Bun, Ayah mana?" tanya Daffa sambil mengunyah makanannya.

"Belum pulang, kenapa? Mau beli mainan lagi?" tebak Bundanya.

"Ayah kan janji, kalo Daffa naik kelas 2 bakalan dibeliin sepeda," ucap Daffa.

"Oh, nanti aja tanya sama Ayah."

"Raffa nggak dikasih hadiah?"

"Dhiva juga?"

"Kasian deh kalian," ejek Daffa.

"Aww" ringis Daffa sambil memegang jidadnya. Raffa melempar tulang ayam tepat sasaran. Mereka duduk berhadapan.

"Sudah sudah, makan dulu. Berantemnya nanti aja." Bunda mereka tau kalau mereka selalu saja berantem.

"Iya Bun." Ucap mereka serempak sembari melanjutkan makan dengan tenang. Setelah kenyang, mereka kembali ke ruang  keluarga.

"ASSALAMUALAIKUM, FISKAL YANG GANTENG DATANG!" Seorang anak laki-laki seusia Raffa datang. Dibelakangnya ada Papa dan Mamanya.

"Wa'alaikumsalam"

"Eh, Mbak, Mas silahkan duduk."

"Iya Crys, makasih"

Fiskal yang sudah sering ke rumah itu langsung menghampiri tiga bersaudara yang duduk di karpet berbulu.

"Bisa nggak sih kalau ke rumah orang itu nggak usah teriak-teriak? Berisik tau," omel Dhiva.

"Bodo amat, eh Raf, Daf main petak umpet yuk," Ajak Fiskal yang diangguki keduanya.

"Aku nggak diajak?" tanya Dhiva.

"Kamu main masak-masakan aja sana," suruh Fiskal sembari mengibaskan tangannya. Mengusir.

"Kalian jahat!" Dhiva berjalan menuju sofa tempat Bundanya sambil menghentakkan kakinya.

"DHIVA AYOK MAIN!" teriak Daffa. Dhiva yang baru saja mau duduk langsung berlari menuju ketiga anak laki-laki itu.

Brukk

HAHHAHAHA

"Ih, kok malah diketawain sih!"

"Yaudah ayok, kamu yang jaga ya!"

Dengan begonya Dhiva mengangguki Fiskal. Begitulah mereka. Padahal Dhiva lebih tua daripada Fiskal.

"Aku hitung sampe 3."

"SAMPE 10 DHIVA!"

"Satu...."

"Dua...."

Dhiva membuka matanya. Ia melihat sesamping kiri dan kanan.

"TIGA....."

"KYAA SETAN!!!!" teriak Dhiva histeris. Bagaimana tidak. Muka Daffa yang menggunakan topeng badut yang sangat mengerikan. Raffa menggunakan topeng yang berbentuk monyet. Fiskal menggunakan topeng berbentuk sapi tapi mukanya sobek-sobek.

Dhiva mengelus dadanya. Masih terkejut.

"Kalian ngapain sih?"

"HAHAHHAHAHHAHA" ketiga anak laki-laki itu merasa puas setelah berhasil mengerjai Dhiva.

"KALIAN TUH YA, NGESELIN TAU GAK SIH " Dhiva menjewer satu persatu telinga anak laki-laki itu.

"Awww aww sakit Va, lepasin aww"

"Aduhh duhhh aww copot kuping aku ntar, awww Va ampun Va."

"Aaaaa Mama kuping Fiskal copot Ma, awwww Dhiva lepasin awww."

"Rasain." Dhiva tersenyum puas melihat saudara-saudaranya itu mengelus telinga mereka yang memerah. Sakit.

"Kamu kalo mau jewer itu bilang-bilang dulu ke Abang Va." Dasar Daffa. Mana ada orang yang mau menjewer bilang-bilang. Ada-ada saja.

"Iya tuh Va, kan bisa kabur," timpal Raffa.

"Tau tuh, kalo jewer nggak kira-kira. Kalo kuping Fiskal yang ganteng ini copot gimana?"

"Tinggal ganti sama telinga panci."

"Bhahahaha, cocok tuh pake telinga panci," ucap Daffa masih tertawa.

"Nggak ganteng lagi dong muka Fiskal," ucap Fiskal lebay sambil memegang wajahnya.

"LEBAY!!!" Teriak Raffa, Daffa dan Dhiva bersamaan.

"Ya Allah, jauhkan Fiskal dari ketiga manusia ini ya Allah. Fiskal nggak kuat."

"Mati aja!"

Orang tua mereka melihat itu hanya menggeleng kepala. Masih kecil saja sudah seperti itu, bagaimana besarnya nanti.

"Zean mana Crys?"

"Oh, Zean belum pulang dari kantor Mas. Mas Rifky mau ketemu Zean?"

"Iya Crys, tapi nanti aja deh tunggu Zean pulang," ucap Rifky.

"Oh ya, aku mau buatin minum dulu ya. Sampe lupa kan gara-gara liatin anak-anak," ucap Crystal berjalan menuju dapur.

"Aku bantuin ya," ujar Aura, istri Rifky.

"Iya ayok Mbak."

Mereka berdua menuju dapur, sedangkan Rifky menonton TV.

Setelah selesai, Crystal dan Aura kembali dengan nampan berisi jus Jeruk dan cemilan.

"Eh, Ayah udah pulang?" ucap Crystal menyalami Zean dan duduk disampingnya.

"Iya Bun, anak-anak mana?"

"Nggak tau," jawab Crystal.

"Itu mereka lagi ke kandang kucingnya Raffa." Rifky tidak sengaja mendengar pembicaraan keempat anak bandel tadi.

"Ooh."








Garing kriuk krezzzz wkwkkk.....
Ga mood sumpah :(

Gue mau buat squel tentang anak-anak mereka. Kayaknya seru gitu :v

Oh ya, semangat ya puasanya ❤

9 mei 2020

Bad Couple Pesantren [ COMPLETED ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang