Aku melajukan mobil ku menyusuri jalanan kota seoul. Mobil ini pemberian kakak angkat ku, satu-satunya orang yang tersisa menyayangi ku. Karna dia sampai kini setidaknya aku masih yakin, masih ada yang menyayangi ku. Kedua orangtuaku? Huuuft ... mereka sudah meninggal dalam kecelakaan satu tahun yang lalu.
Saat aku mendengar kabar itu, aku sangat terpuruk. Mobil mereka kecelakaan dalam perjalanan menuju kota Busan, hanya untuk sekedar pergi berlibur. Saat itu aku memilih tidak ikut karna tidak terlalu tertarik. Lagipula aku juga ingin memberi mereka waktu untuk berdua saja, begitu pikirku.
Selama satu minggu aku menutup diriku, aku sangat sedih dengan kepergian mereka. Pikiran bersama siapa nanti aku tinggal, siapa yang akan menyayangi ku sekarang, sedangkan aku tak punya sanak saudara satu pun. Ayah dan ibuku adalah anak tunggal. Nenek dan kakek dari ayah sudah meninggal. Orangtua ibu? Huuuft, lebih baik aku hidup sendiri daripada nanti aku hanya akan menjadi babu mereka.
Dua minggu atmosfer kelabu menyelimuti hati ku, Namjoon oppa, sahabat dekat ku yang sudah seperti kakak bagi ku. Datang ke rumahku, ia mengajakku menemui orangtuanya. Yenni ajumma dan Luhan ajussi, tentu saja aku kenal mereka, mereka adalah sahabat baik eomma dan appa ku. Awalnya aku menolak, namun dengan bujukan panjang dari Namjoon oppa, akhirnya aku mau.
Awalnya aku bingung. Mengapa eomma dan appa nya ingin menemui ku. Namun rasa penasaran ku terjawabkan. Mereka ingin mengangkatku menjadi anak mereka. Waah, tentu saja itu berita yang mengejutkan, sekaligus berita gembira bagiku. Setidaknya ada yang mau merawat ku dan akan menyayangi ku seperti eomma dan appa.
Namun itu hanya kesenangan sesaat. Ku kira semua akan perlahan membaik saat aku sudah memiliki keluarga baru. Namun nyatanya tidak. Yenni eomma dan luhan appa tidak memiliki sedikitpun rasa sayang kepadaku. Hanya Namjoon oppa lah yang menerima ku sebagai keluarganya.
Kalau mereka tidak sayang padaku, mengapa mereka mengangkatku? Jawabannya karna mereka terpaksa. Ayah dan ibuku mempercayai mereka jika ada apa-apa dengan eomma dan appa ku. Mereka mengangkatku karna memegang janji. Mereka tak ingin mengingkari janji kepada sahabat dekat mereka. Namun, rasa sayang tak dapat dipaksa.
Mereka memang merawatku, tapi tidak menyayangi ku. Kadang hanya karna kesalahan kecil, aku dimarahi habis-habisan. Malang betul nasibku. Melihat itu, Namjoon oppa geram. Ia memilih membelikan sebuah apartemen untukku. Tidak terlalu mewah, tapi tidak bisa dikatakan sederhana. Ia tak bisa melihat adiknya dimarah-marahi tak jelas, begitu jelasnya.
Soal rumah lama ku? Yenni ajumma menjualnya, untuk keperluan hidup ku katanya. Tidak rela dia jika terlalu banyak menghabiskan biaya untuk seorang anak yang bukan siapa-siapa baginya. Awalnya aku keberatan, namun mau bagaimana lagi, ia sudah menjual rumah itu saat memberi tahu padaku. Untuk apa rumah itu dibiarkan kosong, lebih baik dijual, Luhan ajussi membela istrinya.
Saat itulah aku menangis dan berteriak-teriak. Namjoon oppa yang baru pulang kerja terkejut melihatku menangis histeris. Setelah tau apa yang terjadi, Namjoon oppa geram dan memutuskan untuk membelikan sebuah apartemen di dekat kantor miliknya. Saat itu aku merasa, hanya Namjoon oppa yang menyayangi ku dengan tulus, dan kenyataannya memang begitu.
Tak sadar, sudah satu jam aku membelah jalanan kota Seoul. Akupun akhirnya memutuskan untuk singgah ke sebuah cafe ternama di kota ini. J-hope cafe. Cafe ini sudah memiliki cabang diseluruh Korea Selatan. Setelah memarkirkan mobil ku, aku bergegas memasuki J-hope cafe ini.
Disini suasananya tenang. Pelanggan pun tidak terlalu ramai, mungkin karna ini sore hari, jadi pelanggan tak terlalu banyak. Aku memilih ke lantai paling atas cafe ini. Lantai tiga. Segera aku menaiki tangga, dan memilih-milih meja. Aku memilih meja yang terletak di dekat jendela, memperhatikan jalanan kota. Aku ingin menenangkan pikiranku dari tugas yang membuat kepala ku serasa mau meledak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Mine (Min Yoongi) [AND]
FanficFanfiction Min Yoongi Hanya imajinasi Kim Yura, gadis remaja berumur 20 tahun. Tidak ada yang istimewa dalam dirinya. Ia memiliki kedua orangtua, ayah dan ibu yang memberikan kasih sayang seperti biasanya kasih sayang orangtua pada anak seperti um...