Part 2 : Brother? really?

746 65 0
                                    

Jam sudah menunjukan pukul 19.30. Aku menekan beberapa digit angka, kemudian pintu apartemen ku terbuka. Saat aku berjalan ke ruang tengah, aku terkejut dengan keberadaan Namjoon oppa disana. Ia tengah mengunyah camilan dalam toples dan menyaksikan tayangan yang ada di televisi. Sejenak aku lupa kalau aku dan Namjoon oppa tau kata sandi pintu apartemen ku. Ketika aku hendak bertanya bagaimana ia bisa masuk, namun aku langsung ingat kalau dia tau sandi pintu apartemen ku.

Kemudian aku memilih jalan mengendap-ngendap melangkah menuju kamar ku. Aku malas mendengar ocehannya yang sudah seperti seorang rapper itu. Aku berjalan sepelan mungkin agar tak menimbulkan suara, berharap Namjoon oppa tak menyadari kehadiranku.

"Yura...! Kau fikir oppa tak tau keberadaan mu?" Ucapnya tanpa menoleh kearah ku. Shit, aku ketahuan.

"Hehehe" aku hanya bisa cengengesan karna Namjoon oppa ternyata tau keberadaan ku.

'Huuuft' Namjoon oppa terdengar menghela nafasnya kasar.

Kemudian ia mengalihkan tatapannya kearah ku. Lalu ia melangkah mendekati ku dengan ekspresi yang sulit ku tebak. Setelah berada di hadapanku, ia hanya memandangi ku. 'Huuuft' ia kembali menghela nafas nya dengan kasar.

"Terserah padamu saja sekarang Yura. Aku letih mengingatkan mu terus" ucap nya lalu berlalu meninggalkan ku yang masih kaget dengan sikapnya.

Namjoon oppa melangkah menuju dapur. Sedangkan aku masih berdiri tak bergerak. Heran dengan perubahan sikapnya. Ku kira dia akan mengomeli ku lagi seperti biasanya. Karna aku pulang malam dan pergi keluar tanpa memberitahu kepadanya terlebih dahulu. Apa yang harus aku lakukan? Aku bingung. Apakah Namjoon oppa sangat marah padaku. Atau dia, tidak peduli lagi padaku. Tidak, aku harus minta maaf kepadanya.

"Namjoon oppa...!" Aku berlari ke arah dapur dan memanggilnya. Segera aku memeluknya dari belakang ketika dia sedang membuka kulkas ku.

"Mian oppa...! Mianhae..." ucap ku dengan masih memeluknya.

Namjoon pov on
Hari ini aku memutuskan untuk mengunjungi apartemen adik kesayangan ku, Yura. Jadwal ku di kantor hari ini tidak terlalu padat. Dan hari ini juga tidak ada jadwal rapat penting yang harus aku hadiri. Jadilah aku selesai bekerja lebih cepat. Waktu masih menunjukan pukul 17.45. Aku memilih menemui adikku, sungguh aku merindukan tawanya yang hangat itu.

Langsung aku mengendarai mobil ku menuju apartemen Yura. Hanya membutuhkan waktu 15 menit, aku sudah sampai di apartemennya. Segera aku melangkah menuju pintu apartemennya, menekan beberapa digit angka, setelah pintu terbuka aku segera masuk ke dalam.

"Yura....! Aku datang" sorak ku.

Namun tak ada jawaban darinya. Aku memutuskan untuk memeriksa kamarnya, tidak ada. Kemudian aku menyusuri setiap ruangan di apartemen ini, namun ia tetap tidak ada. Mungkin dia pergi keluar sebentar, pikirku. Jadi aku memutuskan untuk menunggunya sambil menonton televisi.

Aku menatap bosan tayangan di televisi. Sudah hampir satu jam aku menunggu, namun Yura tak kunjung datang. Kemana dia? Matahari sudah sepenuhnya menghilang, namun ia juga belum kembali. Akhirnya aku memutuskan untuk meneleponnya.

'Huuuft' aku sudah meneleponnya. Katanya dia tadi sedang berada di J-hope cafe. Hey, itu cafe milik temanku. Ah, lupakan soal Cafenya. Aku kesal pada Yura, ia memutuskan panggilan saat aku belum selesai bicara. Padahal aku ingin memberitahu padanya bahwa aku sedang berada di apartemennya. Ya sudah, biarkan saja, lagi pula aku sudah menyuruhnya untuk pulang. Aku akan menunggunya sebentar lagi.

Sekali lagi, aku merasa bosan menatap layar televisi. Ini sudah setengah jam aku menunggu, namun ia belum juga pulang. Kemana anak itu. Apakah ia terlalu lambat mengendarai mobilnya? Cafe itu berada tak jauh dari sini.

Only Mine (Min Yoongi) [AND]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang