Aku tau, apa yang kita alami di masa lalu tak bisa dilupakan
Aku tak meminta mu melupakan itu, hanya saja, bisakah kau membiarkan itu menjadi masa lalu?
Jangan kau paksakan tahun-tahun yg telah lewat itu menjadi bagian dari masa sekarang, jangan kau seret masa-masa yg indah bagimu itu
Sungguh, rasanya tak akan lagi sama.
.
.
.
.
Yura memegang erat pinggir wastafel saat ia memuntahkan semua yang baru saja ia makan. Yura membasuh mulutnya dengan air setelah rasa mual diperutnya hilang. Ia memijat pelipis keningnya karna merasa pusing. Yura kemudian memilih berbaring di kamar, ia memutuskan untuk tidak pergi ke butiknya haru ini. Yoongi sudah pergi duluan ke kantor setelah sarapan tadi.
Yura meraih telfon genggamnya dan menekan nomor pria yang sudah satu bulan ini menjadi suaminya. Ia menempelkan telepon itu ke telinganya. Beberapa menit menunggu, panggilan Yura tidak diangkat oleh Yoongi.
"Huuuft, mungkin dia sedang sibuk. Aku hubungi Yeona sajalah" ucap Yura bicara pada dirinya sendiri.
"Hallo Yura, kenapa?" Ucap Yeona disebrang sana saat Yura baru saja menelponnya.
"Yeona kau dimana? Aku merasa tidak enak badan" ucap Yura lemah.
"Hey, kau kenapa? Baiklah, aku akan kerumah mu. Aku akan membawa mu ke rumah sakit" ucap Yeona memutuskan, karna ini masih pagi, jadi rumah sakit masih lengang, Yeona masih sempat melakukan ini untuk sahabatnya.
"Entahlah Yeona, aku merasa sangat mual, perutku sakit, aku juga merasa pusing" jelas Yura. Sebenarnya dia tidak enak, ia merasa merepotkan sahabatnya ini.
"Ah baiklah, tunggu sebentar, aku akan kesana dan membawa mu ke rumah sakit" Yeona segera bersiap akan menuju kerumah Yura.
"Bagaimana jika kau saja yang memeriksa ku dirumah? Nanti kau repot harus bulak balik mengantar ku" ucap Yura tidak enak.
"Tenanglah Yura, ini tidak merepotkan ku. Lebih baik kau diperiksa dirumah sakit, peralatannya lebih lengkap. Baiklah tunggu aku, aku akan segera kesana" Yeona segera mematikan teleponnya, ia segera menuju rumah Yura.
Yura tersenyum menatap telponnya, betapa bersyukur nya ia memiliki sahabat seperti Yeona. Tatapan Yura kemudian memudar saat mengingat Yoongi. Entah kanapa pria itu, selama seminggu belakangan ini sedikit berubah mungkin? Yura merasa Yoongi lebih dingin dari biasanya. Yoongi memang dingin, tapi Yura sadar, dingin Yoongi yang sekarang berbeda.
Yura tau bahwa kyung, sang masa lalu suaminya itu, kini telah bergabung ke entertainment milik suaminya. Sebenarnya Yura merasa khawatir dan cemburu mungkin. Tapi Yura segera menepis semua itu, ia yakin jika Yoongi nya tidak akan melakukan hal yang Yura takutkan.
*****
Yoongi menatap jenuh tumpukan berkas yang ada dihadapannya. Bahkan menjadi seorang pemilik entertainment pun tak lepas dari berkas yang menumpuk tinggi ini. Yoongi segera memulai mengerjakan semua yang ada dihadapannya ini. Belum lama ia sedang fokus, pintu ruangannya diketuk dari luar.
"Masuk" ucap Yoongi singkat.
Pintu pun dibuka dan masuk seorang wanita. Yoongi tak sedikitpun menoleh, ia masih tetap fokus pada berkas-berkasnya.
"Yoon...., ngg maksudku pak!" Wanita itu memanggil Yoongi yang sedari tadi mengabaikan kedatangannya.
"Ada apa?" Yoongi menghentikan sejenak aktifitasnya. Ia menatap datar wanita di hadapannya ini.
"Haah... aku tidak bisa berbasa basi yoon, aku hanya ingin mengatakan, bahwa aku merindukan mu." Ucap kyung, tanpa ragu ia berkata seperti itu.
"Sayangnya aku tidak, aku hanya merindukan istriku di rumah. Kalau tidak ada keperluan lagi,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Mine (Min Yoongi) [AND]
FanficFanfiction Min Yoongi Hanya imajinasi Kim Yura, gadis remaja berumur 20 tahun. Tidak ada yang istimewa dalam dirinya. Ia memiliki kedua orangtua, ayah dan ibu yang memberikan kasih sayang seperti biasanya kasih sayang orangtua pada anak seperti um...