Yoongi melajukan mobilnya membelah jalanan kota Seoul. Ia juga menyimak tiap celotehan dari Yura. Celotehan yang sudah lama tidak Yoongi dengar. Ia melebarkan senyumnya ketika Yura menceritakan semua yang ada di kepalanya. Mereka sedang dalam perjalanan menuju cafe milik Hoseok. Yoongi mengajak semua teman-temannya untuk makan malam, malam ini.
"Yoongi oppa, apa kau tau?" Ucap Yura menggantung.
"Tidak" jawab Yoongi pendek.
"Selama aku koma, aku selalu mendengar tiap cerita mu. Aku bahkan selalu tau jadwal kapan kau akan bercerita padaku. Haaah, kau sangat cerewet saat itu" ucap Yura menerawang ingatannya saat masih koma.
"Apakah kau merasakan sakit Yura?" Tanya Yoongi.
"Ya, aku merasa tubuhku sakit. Kepala ku rasanya mau pecah, tubuhku seakan remuk. Tapi aku lebih sering 'tidur' saat aku koma. Maksudku, aku benar-benar tidak sadarkan diri. Namun entah kenapa, setiap waktu yang teratur, kesadaran ku hadir, dan aku mendengar cerita mu" jelas Yura.
"Aku tau kau mendengar semua cerita ku" Yoongi mengusap kepala Yura.
"Tapi kau tau oppa? Apa yang lebih menyakitkan dari itu?" Ucapan Yura menggantung.
"Apa itu sayang?" Tanya Yoongi tak sadar memanggil Yura dengan sebutan sayang. Yura segera merona, untung Yoongi tidak memperhatikan.
"Kadang kamu mengakhiri cerita mu dengan tangisan. Dan kau bermohon agar aku bangun. Bagian terburuknya, aku tidak bisa melakukan apapun untuk membuat mu tenang" mata Yura berkaca-kaca.
"Hah, sudahlah Yura. Jangan mengingat kejadian yang membuat kita sedih" Yoongi kembali mengusap puncak kepala Yura. Yura tersenyum memandang wajah Yoongi yang sering menampakkan tampang datar itu.
*****
"Jadi kalian mau nikah?" Tanya Seokjin menatap Yura dan Yoongi bergantian. Tadi Yoongi dengan sikap to the point nya langsung bilang kalau dia mau nikah dengan Yura sebulan lagi.
Mereka kini sedang berada di rooftop cafe Hoseok. Cuaca sedang bagus malam ini, jadi mereka bisa menatap langit yang penuh perhiasan kerlap-kerlip nya yang megah. Mereka makan malam disini, karna inilah tempat yang paling mereka suka untuk berkumpul.
"Iya" jawab Yura pada Jin. Jin hanya menggeleng.
"Kalian sebulan lagi akan menikah? Dan baru sekarang kalian kabarkan pada kami?!" Jin tidak terima. Seharusnya ia diberitahu lebih awal.
"Ya bagaimana lagi" Yoongi mengangkat bahunya acuh.
"Hmmm, bentar deh. Hyung yakin nikahin anak kecil?" Tanya Jimin bertanya pada Yoongi.
"Maksudnya anak kecil?" Yura bertanya dan menggembungkan pipinya. Yoongi hanya diam menyimak percakapan.
"Ya, lihatlah Yura. Dia persis seperti anak remaja berusia tujuh belas tahun" jawab Jimin lalu tertawa.
"Dasar bantet ga sadar diri. Dasar titisan botol yakul. Enak aja, aku udah dewasa" jawab Yura membalas Jimin. Yang lain tertawa mendengar penuturan Yura.
"Yura, kalo mau cari suami ke dua. Aku ada ya sayang" Jungkook mengedipkan matanya genit. Playboy nya kumat lagi.
"Kalo lo mau mati" ucap Yoongi dingin.
"Jadi abang ngumpulin para makhluk abstrak dari lukisan Pablo Picasso ini cuma buat bilang kalo kalian mau nikah? Udah, itu aja?" Tanya Yeona.
"Gak kok na. Kita juga mau diskusi in soal pesta pernikahan aku sama Yoongi oppa bareng kalian" jelas Yura. Yoongi kini sedang malas bicara, lebih tepatnya, dia memang selalu malas bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Mine (Min Yoongi) [AND]
Fiksi PenggemarFanfiction Min Yoongi Hanya imajinasi Kim Yura, gadis remaja berumur 20 tahun. Tidak ada yang istimewa dalam dirinya. Ia memiliki kedua orangtua, ayah dan ibu yang memberikan kasih sayang seperti biasanya kasih sayang orangtua pada anak seperti um...