Srrrrk mamah keluar dari ruang UGD sembari menangis dan langsung memeluk Levin.
"Mah kenapa?"Levin gontai dia tak siap mendengarkan kabar buruk dariku. Bahwasanya pagi tadi dia sempat meneriakiku dan bilang tak peduli lagi padaku Levin sangat menyesal dan kalau bisa dia akan memutar waktu dan bersikap lebih lembut padaku.
levin cemas bahkan dia tak bisa membayangkan apa yang akan diberitahukan mamah tentang kondisiku.
"Mah....."Levin membalas pelukan mamah lebih kuat. "Sean baik baik saja kan?"Tanya Levin kemudian ingin segera mendengar kondisiku.
Tak ingin kejadian kemarin terulang kembali dan aku enggan bangun lagi.
"Selamat sayang, kamu sebentar lagi jadi papah."Lantas mamah memasang wajah bahagia dan kini melepas senyum dihadapan Levin.
"Mah, jangan bercanda?"Levin tak percaya. Dadanya seakan meledak. Dia mendapatkan kabar baik yang selama ini diapun tak pernah terfikirkan mendapatkan bayi dariku. Sempat lelah menunggu dan akhirnya pasrah dan tak memaksaku tapi kini Levin akhirnya mendapatkan kabar bahagia itu. Sontak Levin meneteskan airmata bahagia.
"Mamah tidak bercanda, ada bayi diperut Sean. Dan penantian panjangmu, rasa sabarmu selama ini terbayarkan. Tapi?"Mamah diam.
Mendengar kata TAPI membuat Levin langsung kecewa. Dia tak ingin mendengarkan kabar buruk.
"Mah, aku tak ingin bayi bila itu membuat Sean terluka" Levin hilang kendali dan ingin masuk keruang UGD. Dia tak sanggup bila kebahagiannya tentang kehadiran bayi dihidupnya membuatku terluka.
"Tidak seburuk itu sayang" Mamah langsung membuat Levin sedikit lega, dan tak jadi menerobos masuk ruang UGD.
"Lantas?"Levin bertanya. Kiranya raut wajah mamah itu sungguh membuatnya prustasi.
"Kamu harus ekstra sabar sayang. Muka kaku itu tak mamah sarankan untuk kamu tunjukkan pada Sean. Mamah gak mau cucu mamah nanti tertular wajah kaku itu."Cibir mamah dan langsung membuat kekehan kecil keluar dari bibir Levin.
"Mah, kenapa bercanda disituasi seperti ini?" Levin kini mencoba meyakinkan dirinya bahwa wajah kaku itu akan membuat ku tertekan. Jadi dirinya tengah berusaha agar tidak membuat wajah itu dan ingin selalu tersenyum untukku.
"Apa kamu siap jadi suami siaga?"Cengir mamah karna memang mamah tahu Levin mulai bekerja lagi dan sibuk di kantor.
Levin mengacak rambutnya prustasi, dia baru saja menandatangani proyeknya dan dia tak mungkin membatalkannya secara sepihak. Jadi untuk itu Levin kini harus putar otak untuk membagi waktunya. Menjagaku dan bekerja. Walau uang bukan masalah dikeluarganya, tapi tanggung jawab itu juga harus ditularkan pada anaknya kelak.
.....
"Boleh aku menemuinya?"Tanya Levin pada mamah yang tak sabar ingin menemuiku.
"Sean harus dipindahkan keruang rawat dan tunggu dia siuman."Pesan mamah agar Levin tak mencoba membangunkanku.
"Baiklah."Levin menggigit bibir bawahnya menahan kegembiraanya. Dia sangat ingin berevoria disana tapi seperti biasa gengsi dilihat Yanken dan Hiroshi. Levin pun menahannya.
.......
"Selamat ya Lev" Yanken menjabat tangan Levin bahagia.
"Dan nikmati momen jadi papah siaga."Hiroshi juga merasakan kegembiraan itu dan keduanya kini berpamitan lebih dulu karena masih harus melanjutkan pertemuan keluarga yang sempat tertunda.
"Terimakasih ya...."Levin masih menebar senyumnya. Sungguh kutahu dia sangat bahagia hari ini.
......
Ditempat lain.
"Hanya ini!!!" Mark langsung memukul Phom tanpa ampun. Kejadian yang pernah kualami waktu dulu nyatanya kini juga dialami Phom.
"Setidaknya aku menghasilkan uang. Tidak seperti kamu yang hanya minum dan memakiku!!"Teriak Phom yang kesal bahwasanya papahnya sudah semakin keterlaluan padanya. Baginya Mark telah membuat hidupnya jadi seberantakan begini. Dulu dia baik baik saja saat di Perancis sebelum Mark sang papah memintanya datang dan harus membuatnya mencelakai Levin yang pada akhirnya dirinya jatuh cinta.
"300ribu kamu bilang uang. Berapa banyak yang kau habiskan untuk biaya hidupmu diPerancis!!" Mark makin murka dan kini ingin memukul Phom sekali lagi.
Phom sengaja menodongkan wajahnya, dia siap dipukul.
"Iya, setidaknya bila aku masih bisa berada disana kita tak perlu mengalami hal ini. Papah bisa mendapatkan uang dariku dan hidup layak. Dan sekarang!!!?"Phom ingin membalas tapi dia tahu didepannya itu orangtuanya.
"Bunuh mereka!!"Teriak Mark tak peduli bahwasanya itu tindakan konyol.
Dikira kucing tinggal dipitis koid.
Atau racun Mirna?
Hallo.....
"Bila aku membunuh mereka apa yang kudapat?"Tanya Phom dan kini kembali kedapurnya untuk membuat kue. Hanya itu keahliannya .
"....."Mark diam.
"Kepuasan ......mungkin mereka akan menertawakan papah karena niat konyol itu!"Phom mulai membuat adonan kuenya dengan kasar. Dia juga marah dengan keadaannya yang sekarang. Tapi, mau bagaimana lagi. Kenyataannya Levin bisa berbuat semaunya tanpa harus mengkonfirmasinya dengan Phom.
Phom tidak bisa bekerja di cafe manapun diThailand bahkan menyentuh hotel dari bintang satu ke bintang lima. Dia tak punya akses apalagi mau kembali ke Perancis. Levin sengaja membuatnya tidak bisa kembali kesana.
"....."Mark hanya diam dan kini meremas uang 300ribu itu.
"Berbuatlah baik pah, sebelum terlambat. Dan bersyukur kita masih bisa makan."Phom kini duduk disamping meja oven. Dia menahan tangisnya karena meratapi keadaanya.
"Sial....!!"Phom kesal dan kini melempar celemek itu dan menunduk sembari menangis.
Tbc
Abaikan typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
tsundere (bxb) TamaT
FantasyLevin 38 Sean 18, mereka menikah karena jebakan orangtua Levin. Levin yang anyep sedangkan Sean yang naif. Semoga cinta mereka segera menyatu. ah, cek ep 1