Apa yang kamu lakukan saat ngidam?
Berusaha membuat suamimu kerepotan atau?
.......
"Kenapa tak memanggil maid atau membangunkanku saat lapar?"Tanya Levin kini berada didapur untuk memarahiku. Aku merasa lapar dan aku ingin makan sesuatu. Tapi alangkah sialnya saat ku ingat kudapan yang kusimpan nyatanya juga sudah habis.
"Maid juga perlu istirahat sayang, dan kamu baru pulang dari Jepang, bagaimana aku sanggup membangunkanmu" Rengekku dan kini Levin mengambil alih wajan itu untuk membuatkanku telur dadar.
"Aish, kenapa kamu harus memikirkan itu."Levin mengacak rambutku dan kini mencubit pipiku manja sebelum menyuruhku menunggu dimeja makan.
"Apa kamu sering melakukanya sendiri saat aku tak ada?" Tanya Levin, mengingat aku yang suka tak enak meminta maid ini itu untukku.
'Kadang, tapi aku tak selalu ingin makan malam malam Lev." Cengirku agar Levin tak mendobrak pintu kamar maid dan marah marah disana. Kadang aku juga heran, Levin itu terbuat dari apa dulu. Mamah dan papah kalem begitupun adiknya. Dan sekarang? Hmmmm, amit amit dah. Kalau nanti aku lahirin seorang uke dan nyatanya keras kepala, suka marah dan punya wajah khas kaku itu. Mana ada seme yang mau?
"Sayang, kamu harus mirip mommy. Kalem sepanjang masa. Tapi pinternya mirip papah aja ya"Gumanku dalam hati sambil mengelus perutku. Doa yang baik baik gitu. Punya wajah tampan mirip papahnya, pinter dan karismatik kayak papahnya dan punya kepribadian anteng kayak mommynya. Hmmmmm, perfect.
........
"Aish, kalau begitu harus aku suruh maid tidur didapur biar dengar apa yang kamu lakukan saat malam malam begini." Levin masih menggerutu dan dia kini naroh telur dadarnya diatas piring dengan sedikit nasi. Levin juga sengaja membuatkan susu untukku.
"Lev, gak perlu bersikap begitu."Aku sedikit kesal akhir akhir ini dengan Levin. Over alay buat ngejaga aku.
'Mereka dibayar Sean. Kalau kerja gak bener mending pulang." Levin masih dengan sikap angkuhnya. Dia itu memang anti sama orang orang yang tidak bertanggungjawab. Tapi ya kira kira aja, masak maid harus nunggu didapur.
"Iya, aku tahu mereka dibayar sayang. Aku masih bisa ngelakuinnya sendiri. Mereka juga perlu istirahat." Aku mencoba membuat Levin lebih tenang. Aku tahu Levin juga lelah dan tengah emosi harus bangun untukku. Mendapati maid tidur dia makin emosi.
Levin diam, dan aku tahu dia sedang memikirkan hukuman untuk maidnya.
'Terserah kamu ah, ujung ujungnya nanti kamu teriak." Gerutuku sembari mengunyah makananku.
"Maaf..."Levin kini mengusap pipiku dan diapun terus menguap.
"Istirahat dulu gih, aku akan menyelesaikan makanku."Pintaku pada Levin agar dia istirahat lebih dulu. Hmmm tak bisa kubayangkan dia bolak balik Jepang_Thailand hanya untukku. Padahal kemarin dia pernah bilang "Emangnya bensin gak beli?"Hmmmm, aku menggeleng pasrah kalau ingat itu. Duch, papah dari babyku memang luar biasa.
"Aku akan menunggumu sampai selesai"Levin kini menyandarkan kepalanya diatas meja. Aku sedikit lambat untuk sekedar mengunyah karena kalau aku buru buru perutkun akan sakit lagi karena sulit mencerna.
....
"Lev...."Panggilku dan Levin enggan bangun. Dan kulihat di jam hampir pagi. Aku sengaja naik tangga lagi untuk kekamar mengambil selimut.
Sssttt, karena penerangan kurang dan aku sedikit ceroboh dengan menginjak selimut yang kubawa. Akupun tergelincir dari tangga.
"Hati hati...."Untung Levin ada untuk menangkapku. Kalau tidak ada, sudah dipastikan aku akan berbaring dirumahsakit lagi.
"Sayang......"Levin hendak marah kembali. Tapi melihatku yang pucat dan ketakutan Levin pun mengurungkan niatnya.
"Aku hanya ingin mengambilkan selimut ini, diluar dingin."Aku menunduk merasa bersalah. Karena aku tak bisa menjaga diriku sendiri bahkan babyku.
"Mulai besok kita pindah dilantai bawah. Aku tak mau hal yang sama terulang kembali."Lantas Levin kini menggendongku untuk kembali kekamar.
"Berapa kali kamu makan sehari?"Tanya Levin tiba tiba, kutahu dia tengah mencibir tubuhku yang segede gaban.
"Ratusan....."Jawabku absurd dan Levin mengerutkan dahinya.
"Lebay, aku mau tidur."Levin kini merebahkanku diatas kasur sebelum akhirnya diapun baringan disampingku.
"Lev...." Panggilku.
"Perlu sesuatu lagi?"Tanya Levin menatapku.
Cup
Aku mengecup kilat bibir itu.
"Aish..."Senyum Levin merengkah kearahku.
Cup
Aku mencium kilat pipi itu.
"Sean, jangan menggodaku."Levin pura pura menutup matanya.
"Lev...."Bisikku ditelinga Levin, dengan sengaja akupun menjulurkan lidahku sedikit memberi gigitan ditelinga Levin.
'Sean, tidurlah aku tak mau menyakitimu."Gerutu Levin. Kiranya dia enggan membuatku kesakitan dibawah sana. Tapi aku juga tahu Levin terlalu lama menahan itu.
Tanpa banyak bicara akupun turun keleher Levin. Mengecupnya pelan dan sembari memberikan tanda merah disana. Tanganku juga bergerilya untuk membuka satu persatu kancing baju tidurnya.
"Sean, kumohon jangan menggodaku."Levin membalikkan tubuhnya untuk membelakangiku.
Karena leher belakang itu terekspose akupun bermain disana. Nafasku berhembus membuat bulu kuduk Levin meremang dan aku masih saja membuat Levin tergoda .
Levin akhirnya berbalik dan menatapku kembali.
"Tidur ya..."Pinta Levin mengecup dahiku. Namun dengan cepat tanganku masuk kedalam kolornya. Meremas adik besar berurat disana. Kasihan lama gak diservis.
"Lev....'Panggilku mesra. Tapi diapun tak bergeming dan mencoba menahan desahannya.
"Aku membaca sex pregnant. Dan itu bisa dilakukan tanpa harus menyakitiku."Bisikku pada Levin. Dan sepertinya Singa itu tengah dibangunkan untuk diberi kudapan daging Kudanil.
Kuylah, ........
Tbc
Abaikan typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
tsundere (bxb) TamaT
FantasiLevin 38 Sean 18, mereka menikah karena jebakan orangtua Levin. Levin yang anyep sedangkan Sean yang naif. Semoga cinta mereka segera menyatu. ah, cek ep 1