28. Surprise...

2.6K 186 22
                                        

"Surprise......"

Terdengar suara ledakan dan terompet gak kira kira. Untung baby boyku sudah dibawa pergi sama susternya.

"Gila kalian.....!!!"Levin marah dan kini pergi meninggalkan ruang persalinan.

Tentang genangan darah itu? Itu ulah susternya yang ceroboh. Dia tak sengaja menjatuhkannya saat tangisan baby boy pecah.

.....

Hal yang selalu kuingat bahkan kini aku lupakan. Levin itu tukang marah dan kalau sudah marah bisa habis ini nanti rumahsakit. Aku juga tak bisa berlari untuk mengejarnya. Aku harus pulih dulu dari luka jahitannya biar tidak infeksi.

Niat hati aku yang majuin lahirannya baby boy. Karna kupikir itu moment past buat kasih kado buat Levin.

Yaps, papah baby boy itu tak pernah berfikir tentang dirinya. Apa maunya dan apa yang dia inginkan. Didalam otaknya itu selalu ingin membahagiakan orang yang dia sayang hahkan kini aku jadi prioritasnya.

Dan kutahu Levin pasti melupakan tentang hari ulangtahunnya karena dia sibuk mengurusku dan kini diapun juga harus pusing dengan kegiatan baruku. Album itu sudah rilis dan jelas para penikmat musiknya ingin lihat peyanyinya. Mereka sudah menunggu cukup lama. Dan akupun mendapat surat dari Mark bahwasanya dia senang karna lagunya didengar banyak orang.

........

Levin berlari keluar karena  tidak mau melihatku terluka karena dia benar benar marah.

"Maaf, aku memang keterlaluan"

Levin selalu ingin aku bahagia. Walau diawal dia angkuh, kaku, kejam bahkan tak bersahabat. Tapi dibalik itu hanya karna Levin menunggu aku menyerah akan dirinya. Setidaknya dia juga menunggu aku untuk siap menerima cintanya.

Cinta Levin itu luar biasa. Orang biasa tidak akan mampu menerimanya. Dan nyatanya aku disini bertahan untuk Levin. Cinta ini memecahkan balok es didepan mata.

Levin berubah lebih kalem untukku. Dan aku Sean yang punya cinta pertama ingin sekali cinta pertamaku menjadi cinta yang terakhir.

Dan kini......
Aku yakin cinta kita akan berakhir sampai maut memisahkan.

.....

"Tuch kan. Levin marah"Gerutu sang adik yang nyatanya kecewa saat surprise yang digadang gadang akan membuat Levin terharu nyatanya malah bikin Levin marah.

Levin terlanjur syok melihat darah itu.

"Idemu memang keterlaluan Sean."Mamah juga tengah memarahiku. Tapi kenapa kalian setuju coba, apalagi mamah memfasilitasi semua bahkan papah sengaja mentraining dokternya untuk berakting sedrama mungkin.

"Kenapa kalian memarahiku, hiks hiks. 'Aku mulai meneteskan airmata. Bahkan aku tak bisa membendung airmata itu jatuh. Sebab, aku membuat Levin marah. Bahkan aku tak bisa menggapai tangannya untuk meminta maaf.

Dan kini akupun dipindahkan diruang rawat. Dan tidak ada yang bersamaku.

Sepi........

Aku melihat sekeliling dan aku hanya sendirian.

"Baby boy.....'Rintihku memanggil bayiku. Aku belum sempat memeluknya bahkan aku belum sempat melihat bayinya.

Apa mungkin mereka meninggalkanku setelah mendapatkan baby boy?

Aku berusaha bangun, dan kini berjalan tertatih untuk pergi meninggalkan ruang rawatku untuk mencari bayiku.

"Lev....."

"Mah...."

"Pah...."

"Dome...."

Aku berusaha berjalan pelan karena memang luka jahitannya masih basah. Dan kini sampailah aku dipintu depan hendak membukanya.

tsundere (bxb) TamaTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang