30. End

3.6K 216 39
                                        

Semakin hari Earth menunjukkan sikap kaku seperti Levin bahkan dia tidak pernah membuat papahnya dan aku libur dari panggilan orangtua.

Dan kali ini?

"Earth, kamu udah gede nak. Seharusnya lebih dewasa sedikit."Aku mencoba berbicara pada Earth. Dia memang tak bisa dikasar. Karna dia tak akan segan untuk memukul. Dan Levin memutuskan untuk membuat Earth untuk homescholing mengingat berapa kali dia memukul temannya.

Tadi pihak sekolah memanggil kami karena Earth baru memukul teman sebangkunya karena Earth tidak mau pergi ke kantin. Hmmm, aku tidak tahu apa masalah detailnya tapi bukan maksud hati membela puteraku. Tapi memang setiap hari aku sengaja membuatkan bekal untuknya. Mungkin karna itu pertengkaran terjadi. Yang kudengar teman sebangkunya melempar kotak makan siang itu. Dan alhasil membuat Earth marah dan memukulnya. Walau itu bukti pembelaan diri tapi memukul tidak dibenarkan dan pukulan itu membuat memar teman sebangku Earth.

Selain itu, karna IQ Earth yang diatas rata rata diapun sering membuat gurunya jengkel. Earth selalu membuat gurunya marah karna formula memecahkan masalah yang diberikan guru bagi Earth malah akan menyusahkan teman temannya. Sikap arogan Earth kemudian membuat sang guru marah dan akhirnya Earth pun memukul.

"Lev...."Dan kini ku coba menahan Levin untuk memarahi puteranya itu. Kita tahu Levin itu tak sabaran dan kulihat dia sudah siap dengan ikat pinggangnya.

"Papah mau pukul Earth, pukul pah...."Earth bertindak dan semua menjadi kacau.

"Ya ampun Sean kenapa kamu selalu memanjakan dia. Dia tak akan pernah dewasa."Levin marah dan diapun sudah mengepalkan tangannya.

"Lantas, setelah kamu memukul Earth apa dia akan tenang. Apa dia akan menuruti semua apa yang kita mau. Tidak Lev, Earth itu tidak bisa dikasar." Aku masih mencoba meredam kemarahan Levin.

"Tidak untuk kali ini. "Dan Levin malah mengunciku didalam kamar agar aku tak mengganggunya yang kini berjalan tergesa menuju kamar Earth.

"Lev.....kumohon buka pintunya."Aku memohon agar Levin membuka pintu aku tak mau yang terjadi hari ini membuat Earth membenci papahnya.

.......

Ku dengar rintihan

Earth tidak akan berteriak pada orangtuanya jadi dia kini diam saat papahnya memukulnya.

"Lev.....kumohon buka pintunya...."Aku masih berusaha ingin keluar.

"Lev......"

Dan kini kuingat tentang kunci cadangan. Dan aku segera untuk membukanya. Ku berlari menuju kamar Earth.

Aku cengo melihat keduanya.

"Mommy mau lihat film action?"Tanya Earth watados sambil nyemil ganteng didepan Tv.

"Lev..."Aku natap Levin.

"Obatin luka Earth. Aku mau istirahat"Levin kemudian pergi dari kamar Earth sembari memberikan salep penghilang rasa sakit.

"Papah benar benar marah mom."Cengir Earth sambil nunjukin punggung yang biru.

"Apa papah bicara kasar padamu?"Tanyaku pada Earth sembari memberikan salep itu pada punggung Earth yang biru.

"Tidak....papah cuman memberikan pengertian padaku" Earth masih fokus dengan film didepannya. Tapi kutahu Earth berfikir tentang sesuatu.

"Jangan mencoba kuat seperti itu. Kalau sakit bilang sakit, kalau terluka bilang terluka!."Perintahku pada Earth. Aku mencoba membuat nyaman berbicara dengannya. Karna itu yang bisa kulakukan saat ini agar Earth percaya padaku dan mau menceritakan keluh kesahnya.

tsundere (bxb) TamaTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang