Di club malam.
"Hentikan Yanken, kenapa kamu jadi yang mabuk. Padahal aku yang barusan kecurian uang. Dan Hahahaha" Aku tertawa lepas dan hampir gila. Nyatanya aku juga tengah mabuk. Duniaku kacau gegara papahku sendiri. Aku sudah mencuri banyak uang dari keluarga Levin, meminjam uang sana sini juga. Hmmm, rasanya aku ingin menenggelamkan diriku dalam minuman ini dan tak bernafas esoknya.
Sedangkan Yanken, diapun tengah prustasi dengan apa yang diperbuatnya pada ponsel Hiroshi. Dia bakal ketahuan kalau dia menyukainya. Dan takut kembali keasrama hanya sekedar menatap Hiroshi.
"Mau menari?"Ajakku pada Yanken dan diapun menyetujuinya.
......
Musik syahdu pun diputar dan kini tangan Yanken memegangi pinggangku dan aku memeluknya. Kita bagaikan manusia yang tiada berdaya. Tertawa dan menangis disaat bersamaan.
"Gini amat kisah cintaku"Guman Yanken tak habis pikir dengan tingkah konyolnya kepoin ponsel Hiroshi bahkan dengan komentar komentar gaje itu.
Aku mempererat pelukanku serasa aku ketakutan.
"Kamu harus lapor polisi Sean."Bisik Yanken tepat ditelingaku dan akupun kini menyandarkan kepalaku didadanya. Tak sengaja airmataku pun menetes.
"Aku akan ganti uangnya, pliss tolong rahasiain untuk hari ini. Dia papahku" Ucapku lirih dan sepertinya Yanken mengerti dan tak memberikan pertanyaan yang menyulitkanku.
"Bagaimana bisa dia memukul dan mengambil uang anaknya?" Yanken menepuk pelan bahuku agar aku merasa lebih nyaman. Tangisan itu nyatanya juga membuat hatinya teriris. Kitapun masih menari pelan dengan diiringi musik. Sejenak beban itu pudar dari pundakku. Tapi aku tak sadar sebenarnya aku tengah menggores luka baru dan sulit sembuhnya.
"Hmmmm, tapi dia tetap papahku.".Ucapku lirih dan aku masih memeluk Yanken.
"Sean....." Panggil Yanken dan akupun mendongakkan wajahku kearahnya.
Cup
EummpYanken kini menciumku, akupun tersentak kagetdan mencoba melepas tautan itu.
"Maaf...." Yanken pun meminta maaf selepas menciumku, tapi rasa mabuk ini sudah membelengguku dan yang kulihat didepanpun sudah samar.
Akupun mengambil pundak itu agar lebih turun dan mengimbangiku. Aku sengaja berjinjit agar sampai pada wajah Yanken. Akupun membalas ciuman Yanken pelan. Sumpah ini otakku juga tengah tidak beres dan akupun larut dalam suasana. Bahkan dibayangan Yanken bukan diriku didepan matanya tapi Hiroshi. Aku dan Yanken terus berciuman sembari menari diiringi musik itu.
Jlammmmmm
Tersadar, aku sudah melihat Yanken tersungkur dilantai dan Levin menguncinya dan menghajar Yanken tanpa ampun.
Suara teriakan ramai dan para pengunjung mulai menyingkir dan membiarkan dua orang itu berkelahi. Aku mengacak rambutku prustasi dengan apa yang kulihat didepan mata.
Selain aku membuat kesalahan dengan mengambil uang Levin nyatanya akupun tengah tidak setia bahkan membuat Yanken dalam masalah.
"Hentikan.....!!"Perintahku mencoba melerai namun Levin tak kunjung menghentikan pukulannya untuk memberi pelajaran pada Yanken.
"Diam kamu Sean."Mata Levin membara marah dan kini masih melanjutkan memukul Yanken sampai terlihat darah itu keluar dari mulut Yanken. Levin memukul Yanken dengan bringas.
"Aku yang menciumnya, dan hentikan!!"Teriakku lantang dan Levin langsung menghentikan aktifitasnya memukul Yanken dan kini pergi berjalan menghampiriku.
KAMU SEDANG MEMBACA
tsundere (bxb) TamaT
FantasyLevin 38 Sean 18, mereka menikah karena jebakan orangtua Levin. Levin yang anyep sedangkan Sean yang naif. Semoga cinta mereka segera menyatu. ah, cek ep 1