19. Aku dan rahasiaku.

2.5K 187 12
                                    

......

"Lev, sepertinya kamu harus hati hati dech sama Phom. Dia ternyata anak Mark" Mirei mengirim pesan email dari Perancis. Mirei memberitahukan bahwa Phom putra pria tua dengan kaki di plat kemarin.

"Terimakasih informasinya" Levin membalas pesan Mirei dan kini menutup laptopnya.

.......

Levin pergi menjengukku dan kini memberikan pinjatan pada tangan dan kakiku. Pasien pasif sepertiku memang harus ekstra sabar untuk diberikan pergerakan pada anggota tubuhku agar peredaran darah menjadi lancar.

Tapi diluar sangat berisik karena Hiroshi dan Yanken ingin datang berkunjung tapi dilarang oleh suster yang menunggu diluar.

"Maaf tuan, anda tidak boleh berkunjung." Susternya menurunkan nada bicaranya sedikit sungkan, baik sungkan sama Yanken dan Hiroshi karena kemarin boleh sekarang tidak, terlebih didalam ada Levin yang memang sedari awal melarang siapapun berkunjung kecuali keluarga inti.

"Biasanya juga boleh. Apa Levin ada?" Yanken langsung pada intinya.

"Iya, kebetulan kemarin ada karyawan Levin datang dan  Levin marah besar jadi aku harus menahan kalian juga " Suster sedikit menjelaskan insiden kemarin agar Yanken dan Hiroshi mengerti.

Ya begitulah, memang susternya baik. Dia tahu semakin banyak yang berkunjung semakin baik buat aku merespon nantinya. Tapi gak semuanya yang berkunjung itu orang baik. Jadi makin kesini susternya jadi ketakutan sendiri.

"Phom" Hiroshi.

"Sepertinya iya, dan aku mendengar dia membuat kesalahan jadi aku tidak bisa membawa kalian masuk walau Levin tak ada." Suster berusaha mengusir keduanya. Tapi memang dua kurcaci itu sangat bebal.

"Aish" Masih berusaha masuk.

.....

"Kenapa berisik?" Tanya Levin dan keluar dari ruang rawatku.

"Hallo lev." Cengir Yanken sembari menyapa dengan melambaikan tangannya.

"Apa!!" Levin membalas sikap ramah Yanken dengan tatapan kaku nan membosankan itu. Dan yang ada disamping Yanken, Hiroshi hanya berdecak malas karena sangat akrab dengan ekspresi itu.

"Cuman mau ngembaliin ponsel Sean" Yanken memberikan ponselku yang kemarin ketinggalan di club malam.

"Sini" Levin hendak menyerobot paksa ponsel itu.

"Eits, ijinin aku masuk. Aku ada bokep baru" Yanken memprovokasi Levin. Dan dia ingin sekali membagi video itu untukku. Wah, mayan ini.

"Gila kamu" Levin kesal.

"Boleh apa enggak?" Ledek Yanken sembari tak mau memberikan ponselku pada Levin kalau dia tidak diijinkan menjengukku.

"Baiklah, tapi tidak untuk video itu." Dan tanpa perlawanan Levin menyerah dan kini memberikan ijin keduanya masuk dan dia mendapatkan ponselku.

.......

"Kamu ikut masuk juga!."Perintah Levin pada suster.

"Baik" Suster menuruti perintah.

"Segitunya kamu Lev ?" Hiroshi bersuara. Dia merasa terdzolimi sebagai sahabatku.

"Mau masuk gak?" Levin membuat kesepakatan. Toh, ponselku sudah ada padanya.

"Iya iya....."

......

Levin kini memilih duduk didepan ruang rawatku dan memeriksa ponselku.

Ting

Nyatanya memang aku pasang pasword. Dan Levin mulai bingung memikirkan apa yang aku tulis disana.

tsundere (bxb) TamaTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang