🐧 Part 4 🐧

215 59 62
                                    

Seiring berjalannya waktu, hari pun sudah semakin sore

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seiring berjalannya waktu, hari pun sudah semakin sore. Jarum jam telah menunjukkan pukul 17.30 PM. Adel ketiduran setelah memikirkan seniornya. Ema tahu jika anaknya belum keluar dari kamar, maka dari itu Ema pun masuk ke kamar Adel.

"Aduh, ini anak masih molor aja," omel Ema yang tengah berdiri di dekat lemari baju Adel.

"Del, bangun ... Adel ...." Pelan-pelan Ema menggerakkan tubuh anaknya.

"Eugh ... jam berapa sekarang?" tanya Adel sambil meregangkan tubuhnya.

"Udah sore, mau maghrib. Ayo, cepat bangun," kata Ema lembut.

"Iya, Ma, sebentar lagi. Aku mau beresin ini dulu," ucap Adel lalu di balas dengan anggukan dan senyuman tipis dari Ema.

Adel terduduk di atas ranjangnya untuk mengumpulkan tenaganya. Adel berdiri lalu berjalan ke arah kamar mandi dengan sedikit sempoyongan karena nyawanya belum sepenuhnya terkumpul.

Tak membutuhkan waktu yang lama untuk mandi, Adel pun keluar dari kamar lalu pergi ke dapur untuk menemui mamanya, tapi ternyata di dapur bukanlah seorang wanita yang ia dapatkan, melainkan abangnya yang sedang makan.

"Bang, Mama ke mana?" tanya Adel duduk berhadapan dengan abangnya yang sedang makan.

"Ke warung. Mungkin," ucap Ray yang masih ragu.

"Ck, btw itu yang Bang Ray makan apa?" tanya Adel.

"Gado-gado. Mau?" Ray menawari Adel sambil mengangkat sendoknya.

"Mau. Suapin," ucap Adel yang sudah membuka mulutnya, siap untuk menyantap gado-gado tersebut.

Ray adalah seorang kakak yang sangat sayang dengan adiknya sematawayangnya itu, tapi Ray juga tipikal kakak yang sangat suka usil dengan adiknya. Bisa dibuktikan ketika ia suapin Adel, ternyata di dalam gado-gado itu Ray berikan sambal yang banyak. Padahal Ray tahu betul jika adiknya itu tidak tahan pedas.

"Nih," kata Ray.

Gado-gado itu pun masuk ke dalam mulut Adel. Beberapa menit setelah Adel mengunyah makanan tersebut, lidah Adel mulai merasakan sensasi yang sangat waw.

"Aaaa, PEDASSS!" Adel langsung mengambil minuman dingin dari kulkas.

"Hahahahaha ...." Ray hanya menertawakan adiknya yang mondar-mandir kepedasan karena ulahnya.

"Ahh, Bang Ray tolol. Kenapa gak bilang kalau itu pedas," ucap Adel menahan pedas.

"Kenapa kamu gak nanya kalau ini pedas atau enggak," jawab Ray.

"Ih dasar! Awas aja, nanti bakalan aku balas," ucap Adel mengacam Ray yang masih menertawakannya.

Ketika mereka sedang perang mulut, ada seorang wanita paruh baya yang sedang berdiri di belakang mereka sambil berkacak pinggang, yaitu Ema. Ema mengerutkan dahinya bingung saat anaknya mengatakan 'balas.'

"Balas apa?"

"Tau tuh, Bang Ray ngeselin banget," ucap Adel menatap Ray dengan sinis.

"Udah-udah jangan berantem lagi."

Ray dan Adel hanya saling menatap sinis satu sama lain. Dengan rasa yang masih kesal dengan Ray, Adel memilih untuk kembali ke kamarnya sambil membawa botol minum yang ia ambil dari kulkas tadi.

"Ma, besok aku dari kampus langsung nugas di rumah teman jadi aku gak bisa jemput Adel," kata Ray

"Ya sudah, nanti biar Papa yang jemput Adel."

"Oke," ucap Ray.

Tidak terasa, langit yang tadinya begitu cerah kini sudah berubah menjadi gelap yang hanya dihiasi dengan indahnya bintang dan bulan purnama tapi, papanya belum pulang juga. Rasa khawatir itu hadir dalam benar Ema, istrinya.

"Del, coba kamu telepon Papa," kata Ema.

"Iya," jawab Adel.

Tut ....

"Pa, lagi di mana?"

"Ini, lagi di jalan. Sebentar lagi sampai. Ada apa?"

"Mama khawatir katanya."

"Ck, ya sudah. Tunggu ya. Sebentar lagi sampai rumah."

Tut!

Sang Ayah pun mengakhiri teleponnya secara sepihak. Ketika Adel telah selesai teleponan, Adel tersenyum tipis sambil melirik ke arah Ema yang sedang melipat pakaian.

"Sebentar lagi sampai kok, Ma," kata Adel.

"Ooo ya sudah lebih baik kamu tidur sana. Supaya besok gak terlambat lagi."

Ema selalu menyuruh Adel untuk tidur terlebih dahulu. Tentunya, Adel menuruti perintah dari mamanya. Adel memutar knop pintu kamarnya lalu masuk dan membaringkan tubuhnya di atas ranjang yang bersih, empuk dan nyaman untuk tidur.

"Besok hari terakhir MPLS. Semoga kak Rio bertugas, jadi aku bisa ketemu lagi."

TBC ....
Jangan lupa vote ya❤

Menyimpan Rasa [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang