Mimpi yang terus menghantui pikiran Adel, membuat ia semakin susah melupakan Rio. Seakan-akan tidak diperbolehkan untuk melupakannya. Sekarang ia sedang menyibukkan diri supaya tidak terus-menerus memikirkan Rio, contohnya menyiram tanaman. Ema menghampiri Aryo di luar, lalu duduk di sebelahnya. Ia melihat tingkah Adel yang tidak seperti biasanya membuat Ema nampak cemas.
"Pa, anak kita kenapa? Biasanya dia cerewet, kenapa sekarang banyak diam? Apa kita ada salah?" tanya Ema pada Aryo.
"Udah, Mama gak perlu khawatir. Namanya juga anak muda. Ya, wajar aja dia gitu. Kita' kan pernah muda juga." Aryo meniup kopinya yang masih panas.
"Maksud Papa, dia galau?"
"Semacam itulah, Ma. Mama dulu pernah gitu juga' kan waktu Papa tinggal ke Jogja," jelas Aryo.
"Iya juga ya, Pa." Ema tersenyum sambil mengangguk.
🌱🌱
Bermain game adalah salah satu cara melampiaskan kebosanan, stres, atau galau yang sering dialami banyak orang. Hal itulah yang sedang dilakukan pria berbadan ideal ini, karena terlalu pro bermain, ia sampai bosan menang. Mungkin ada yang mengira kalau hal itu tidak pernah terjadi, tapi kenyataannya ada.
Setelah bermain game ia beralih ke dapur untuk masak. Mengingat perutnya yang belum diisi malam ini, ia pun memasak nasi goreng dan telur dadar. Ya, itu makanan terfavorit sejak ia masih kecil. Apalagi buatan mamanya.
Di Bandung, ia memang tinggal sendirian. Terkadang, jika kedua orangtuanya tidak terlalu sibuk, pasti menengok sang anak. Kedua orang tua pria ini sedang menetap di Solo untuk menjalankan bisnis mereka.
"Rumah besar, tapi yang nempati satu orang doang. Punya saudara kuliah di luar negeri, orang tua sibuk bisnis. Gini amat." Curhat Miko sendiri sambil memotong cabai.
Ketika bumbunya sudah mengeluarkan aroma, ia pun langsung memasukkan nasi ke wajan. Beberapa menit kemudian, ia membolak-balikkan nasi supaya bumbunya tercampur rata.
"Wah, pasti enak. Gak salah lihat Mama masak," kata Miko.
Jarang-jarang anak cowok melihat mamanya masak. Kebanyakan mereka tak acuh, lebih memilih melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat. Seperti, nongkrong sana-sini, balapan liar, atau bertarung hanya karena masalah sepele.
Kring
Kring
Baru saja ia ingin makan, tiba-tiba ponselnya berdering. Ia langsung ke ruang tengah mengambil ponsel dan menerima panggilan tersebut.
"Halo, ada apa?"
"Besok ngerjain tugasnya sore ya. Kamu bisa?"
"Bisa. Berarti pulang sekolah' kan?"
"Iya. Kalau gak kita cicil, nanti gak selesai-selesai."
"Sip. Ya udah kamu tidur sana. Jangan lupa."
"Jangan lupa apa?"
"Jangan lupa mimpiin aku hahaha."
"Sejak kapan seorang Miko bisa gembel?"
"Gombal, Neng. Bukan gembel."
"Hm, inget besok. Good night."
Adel mematikan sambungan telepon secara sepihak. Lalu, jemari lentiknya mulai memetik senar gitar dengan lihai serta menyanyikan sebuah lagu tentang rindu dengan suara yang sangat merdu. Bagi Adel, lagu ini cukup mewakilkan perasaannya untuk saat ini.
🌱🌱
"Ma, gimana?" tanya Aryo lembut pada Ema yang sedang meminum obat.
"Kadang punggung Mama masih sakit, tapi ada perubahan dari sebelumnya," jelas sang istri.
"Kamu harus bisa jaga kesehatan dan jangan terlalu lelah. Saya khawatir, karena kamu bertahan hidup hanya dengan satu ginjal," kata Aryo menangkup pipi Ema.
"Iya, Pa." Ema tersenyum.
"Seandainya dulu kamu gak kasih ginjal ke Ibu saya, pasti kam-"
"Pa, Mama kasih ginjal ke Ibu kamu itu ikhlas. Walaupun Ibu kamu belum bisa menerima aku sebagai anak mantunya." Air mata Ema mengalir membasahi pipinya.
Aryo memeluk Ema. "Saya terus membujuk Ibu supaya mau menerima kamu. Pokoknya kamu harus jaga kesehatan. Saya gak mau kehilangan kamu."
"Iya, Pa."
Dulu, Ibu Aryo terkena infeksi pada ginjal kanannya. Pada saat itu, jika ginjal kanan tidak diangkat maka ginjal kiri juga akan terinfeksi dan kemungkinan besar akan meninggal. Tetapi, Ema datang ingin memberikan satu ginjal untuk Ibu mertuanya secara cuma-cuma tanpa meminta imbalan apapun.
Awalnya Aryo terus menolak permintaan Ema. Ia lebih memilih menunggu pendonor lain, tapi apa boleh buat? Kondisi Ibu Aryo sudah sangat darurat. Aryo nampak kebingungan, disatu sisi ia tidak ingin kehilangan Ibunya dan di sisi lain ia juga tidak mau Ema hidup dengan satu ginjal karena akan berisiko besar.
Ema terus membujuk Aryo supaya menyetujui permintaannya hingga pada akhirnya ia setuju. Mau tidak mau ia harus menyetujui Ema meskipun berat. Ema melakukan ini supaya Ibu Aryo menerimanya, tapi ternyata setelah melakukan operasi, Ibu Aryo tetap tidak acuh dan masih belum menerima Ema sampai sekarang ia sudah memiliki dua anak.
TBC ....
Jangan lupa vote ya❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Menyimpan Rasa [ On Going ]
Novela Juvenil[Open feedback setiap hari jum'at] Di sekolah ini tidak hanya aku saja yang menyukainya. Hampir seluruh anak SMAN 1 Bandung tahu tentang seorang siswa yang bernama Rio. Mungkin aku akan memiliki rasa dengannya, tapi aku akan menyimpannya. Kenapa har...