🐧 Part 18 🐧

102 19 16
                                    

"Mama, aku pulang," ucap Adel.

"Eh, udah pulang. Nak Rionya mana? Gak diajak masuk dulu?"

"Hmm ini, kan sudah malam, Ma."

"Baru juga jam tujuh."

"Oh, iya tadi dia ada urusan sama temennya, Ma." Adel berbohong pada mamanya.

"Ya sudah kalau gitu, kamu ganti baju, cuci tangan, cuci kaki, cuci-"

"Cuci muka, sikat gigi, terus tidur," lanjut Adel yang sudah sangat hapal dengan perkataan mamanya itu.

Mama Adel tersenyum melihat tingkah anak gadisnya ketika tahu apa yang akan ia lakukan saat pulang dari bepergian.

🌱🌱

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 06.15 AM. Kini Adel tengah duduk manis di kursinya sambil memainkan ponsel. Ketika Adel tengah sibuk memilih foto untuk ia posting di aplikasi instagram, tiba-tiba Miko datang menghampirinya.

"Del, ada catatan Fisika?" tanya Miko yang hanya dibalas dengan gelengan kepala Adel.

"Memang kemaren gak catat materi?" tanya Miko lagi.

Adel mengalihkan pandangannya dari ponsel ke arah Miko. "Miko, kemaren itu, Pak Wijaya cuman menjelaskan sedikit materi dan perkenalan singkat gitu aja. Dan, kata Pak Wijaya mulai minggu depan baru kita mulai masuk ke bab pertama."

Selesai Adel menjelaskan Miko, Miko mengangguk dan ber-oh ria saja lalu kembali ke tempat duduknya yang ada di belakang. Tak lama kemudian, Dhea datang dan langsung duduk di tempatnya.

"Permisi, perwakilan anak MIPA 4 untuk mengambil buku paket di perpustakaan," kata salah seorang murid di sekolah itu.

"Yuk, kita ambil buku," ajak Adel pada Dhea yang langsung disetujuinya.

Sebenarnya ada maksud lain yang Adel inginkan. Ia ingin bertemu dengan Rio, karena Adel tahu Rio sering ke perpustakaan. Entah mengambil buku, membaca buku ataupun bolos dengan teman-temannya.

Kini Adel dan Dhea sudah masuk ke dalam perpustakaan. Adel mulai celingak-celinguk mencari keberadaan Rio, karena pada saat itu, perpustakaannya sedang banyak orang.

"Dhea, aku cari di sebelah sana, ya," kata Adel yang diangguki dengan Dhea.

Adel mulai berjalan ke arah yang ia inginkan. Dan benar saja Rio ada di sana sedang duduk bertiga bersama kedua teman cowoknya.

"Adel? Mau pinjam buku?" tanya Rio.

Deg

Jantung Adel langsung berdegup kencang. Seharusnya ia yang ingin menanyakan hal itu, namun sayangnya Rio duluan. Adel menoleh ke arah Rio dan berkata, "Iya, Kak."


Adel berusaha mengambil buku yang berada dipaling atas. Adel terus berusaha hingga kakinya menjijit. Rio yang melihat hal itu, ia langsung menghampiri Adel dan membantu mengambil buku.

"Ini bukunya. Makanya rajin olahraga supaya bisa tinggi hahaha," goda Rio.

Beberapa detik kemudian, Adel dan Rio mulai menyadari bahwa posisi berdiri mereka sangat dekat, hingga Adel bisa merasakan aroma parfum Rio.

Rio menoleh ke arah seberang sana, ia melihat Vany yang sedang mencuri pandang ke arah dirinya. Rio memiringkan kepalanya sambil memejamkan matanya. Jantung Adel mulai berdegup lebih kencang hingga ia pun susah mengkontrolnya. Tubuh Adel tiba-tiba mematung tanpa sedikit gerakan. Kaget. Hal itulah yang sedang Adel rasakan ketika bibir Rio mendarat tepat pada bibir ranumnya.

Sekitar satu menit bibir Rio menempel pada bibir Adel, Adel melepaskan tautan itu.
Suasananya berubah menjadi canggung satu sama lain. Saling tatap mata pun mereka tidak berani.

Vany datang menghampiri mereka dan berkata, "Sebelum Rio cium kamu, dia lebih dulu cium aku."

Adel yang mendengar hal itu seakan-akan dirinya sedang dipermainkan. Adel menatap Rio kesal dan langsung pergi. Rio tidak tinggal diam, ia mengejar Adel untuk menjelaskannya supaya Adel tidak salah paham.

"Del."

"Adel." Rio menarik tangan Adel.

"Kenapa, Kak?" jawab Adel dengan mata yang berkaca-kaca.

"Kamu salah paham."

"Salah paham apa? Aku ngerasa kalau aku dipermainin. Aku sadar kalau aku cuman seorang adek kelas yang gak ada tingkat kepopulerannya. Beda jauh dengan Kak Rio," kata Adel.

"Hei, aku gak pandang kamu populer atau enggak, Del."

Adel menepis tangan Rio lalu lari ke kelas. "Tanpa sadar aku suka sama Kak Rio. Namun sayangnya ia tidak."

TBC ....
Jangan lupa vote ya❤

Gimana?

Menyimpan Rasa [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang