🐧 Part 31 🐧

49 10 9
                                    

Jessica dan Adel menoleh ke arah orang tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jessica dan Adel menoleh ke arah orang tersebut. Ya, orang itu ialah Miko. Ia menarik Adel ke dalam pelukannya. Di situ Miko terlihat sangat marah dengan Jessica, ia tidak peduli siapa Jessica. Pada saat itu, mereka menjadi pusat perhatian para siswa-siswi.

"Buat kalian semua, lihat ini! Seharusnya, jadi senior itu memberikan contoh yang baik. Bukan seperti ini." Miko sengaja mempermalukan Jessica di depan para siswa-siswi.

Semua orang yang melihat kejadian ini menatap Jessica sinis. Seorang siswi yang mereka kira baik, ternyata malah sebaliknya. Mereka pun melontarkan banyak pertanyaan tentang kejadian ini.

"Masalahnya apa, sih?"

"Dih, gak tau malu banget."

"Cupu banget!"

"Eh, itu yang katanya pacarnya Kak Gilang, kan?"

"Gak banget, deh."

Jessica hanya terdiam. Ia tidak bisa berkutik apa-apa. Tidak ada yang satu pun orang yang membelanya. Ia hanya menatap semua orang kesal, termasuk Adel yang ada di pelukan Miko.

"Percuma cantik paras, kalau isi hati kamu buruk." Miko tersenyum miring.

Miko membawa Adel pergi dari kerumunan banyak orang. Sedangkan Jessica mendapat sorakan dari siswa-siswi yang melihat kejadian tersebut. Tak bisa menutupi rasa malunya, ia pun pergi dari tempat itu.

Di tempat lain, Adel masih menangis dipelukan Miko. Ia terus mengusap punggung Adel supaya Adel merasa tenang. Ia pun mengusap air mata Adel dengan lembut. Air mata itu sangat berharga, karena sangat disayangkan jika keluar hanya untuk orang yang tidak berguna.

"Udah, jangan nangis lagi. Percuma kamu nangis buat orang yang udah bikin kamu sakit."

Adel menghembuskan napasnya lembut. Ia bisa merasakan betapa tulusnya Miko menolong dirinya. Tetapi, itu tidak membuat ia memiliki perasaan lebih pada Miko. Ia hanya ingin Miko tetap menjadi teman baiknya.

Kamu berhasil membuat hati ini terguncang, batin Miko.

🌱🌱

"Del, kamu kenapa?" tanya Carline panik melihat mata Adel sembab dan hidung yang merah.

"Enggak apa-apa, tadi habis makan pedas aja."

"Miko? Adel kenapa? Kamu apain dia?"

"Lah, gak ngapa-ngapain kok."

Carline mengerutkan dahinya bingung. "Del, kamu pasti sembunyiin sesuatu, kan?"

Adel tetap tidak akan mengatakan kejadian yang sebenarnya. Ia tidak ingin menghadirkan masalah lagi. Selain itu, kedua teman Adel pasti akan marah dan melabrak Jessica.

Ini adalah pilihan yang sangat sulit baginya. Jika ia tidak menjauhi Rio, maka ia selalu mendapat masalah. Sebaliknya jika ia menjauhi Rio, hatinya menolak. Hanya rasa bingung yang kini ia rasakan.

Di sisi lain, Jessica sedang membuat rencana supaya ia bisa selalu bersama dengan Rio. Salah satunya ia harus ikut ke Malang dengan alasan sebagai tim support-nya Rio. Mungkin melalui cara itu, ia bisa ikut ke Malang.

🌱🌱

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 15.10 PM. Sudah waktunya seluruh murid SMAN 1 Bandung pulang ke rumahnya masing-masing. Tetapi, tidak semua murid langsung pulang karena hujan sedang turun sangat lebat. Sebagian murid harus berteduh di halte sambil menunggu jemputan mereka datang.

"Hey!"

"Eh, ngagetin aja."

"Nih, pake sweater-nya. Kamu kedinginan, kan?"

Adel mengangguk pelan. Ia menerima sweater itu dari Rio. Melihat kursi di sebelah Adel kosong, ia berencana akan duduk di situ. Baru saja ia melangkahkan kakinya, tempat itu sudah di duduki oleh seorang wanita paruh baya. Tidak mungkin jika Rio menyuruh wanita itu untuk berdiri.

"Kak, gak capek berdiri? Kalau capek, kita gantian aja duduknya," ucap Adel dengan suara yang beradu dengan derasnya hujan.

"Gak usah. Kamu duduk aja di situ. Biar aku aja yang berdiri."

"Ck, gak adil dong, Kak." Adel langsung berdiri di samping Rio. "Ini yang namanya adil. Masa aku duduk, Kak Rio gak duduk?"

Melihat tingkah Adel yang menggemaskan, Rio mencubit pipi Adel pelan. Sedangkan Adel hanya tertawa kecil ketika Rio mencubit pipinya. Ia sadar pasti pipinya sedang merah seperti tomat. Bukan dari cubitan Rio, tapi dari rasa malu dan senangnya yang menjadi satu.

TBC ....
Jangan lupa vote ya❤

Menyimpan Rasa [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang