Kukuruyuk ....
Kukuruyuk ....
Suara ayam berkokok di pagi hari menandakan bahwa sudah waktunya untuk beraktivitas kembali. Namun, di salah satu bangunan yang kokoh dan berakstektur itu sedang terjadi kerusuhan.
Kerusuhan itu terjadi karena Adel lupa meletakkan dasinya di mana. Ia mondar-mandir mencari dasi sampai ia pun mengubrak-abrik kamar Ray. Padahal tidak mungkin dasinya ada di sana. Waktu semakin berjalan, hingga sekarang jarum jam sudah menunjukan pukul 05.47 AM.
"Ah, di mana dasiku? Kemarin aku taruh di atas meja, terus sekarang di mana? Ck, kampret emang, pake acara hilang segala." Adel nampak frustasi mencari dasinya yang tak kunjung dapat.
"ADEL, AYO BERANGKAT!" teriak Aryo dari dalam mobil Avanzanya.
Adel semakin panik, hingga pada akhirnya Adel memutuskan untuk tidak menggunakan dasi saat itu. Ia sudah pasrah jika nanti ia harus di hukum atau dikenakan sanksi.
"Ma, aku berangkat."
Setelah itu Adel pun memakai sepatu dan langsung lari masuk mobil. Adel menyandarkan tubuhnya lalu mengalihkan pandangannya ke jalan raya untuk melihat suasana di pagi hari demi menghilangkan rasa cemasnya. Aish, hari ini aku gak pakai dasi. Pasti kali ini aku dihukum kakak senior yang kemarin. Ngeri, batin Adel sambil menggigit kuku.
Tak membutuhkan waktu yang lama, Adel pun sampai di SMAN 1 Bandung. Terlihat jelas dari raut wajahnya yang sedang bingung mencari akal.
"Ah, iya. Untung jaketnya bisa dikancing," ucap Adel pelan.
"Gak dimarahin pakai jaket?" tanya papanya.
"Eng-enggak kok." Adel tersenyum. Lalu keluar dari mobil dan dengan santainya ia langsung masuk.
"Del."
Adel terdiam seakan menjadi patung. Ia tahu pasti yang memanggilnya itu adalah kakak seniornya, Kak Rio. Terdengar jelas suara hentakan sepatu yang berjalan semakin mendekatinya. Dan ternyata dugaannya benar, Kak Rio.
"Kenapa, Kak?"
"Kamu sakit?" tanya Rio.
Tentu saja Adel memanfaatkan hal ini. Adel berpura-pura memegang perutnya berlagak bahwa ia sakit. Adel berpikir dengan cara itu, Rio pasti akan memakluminya.
"I-iya, Kak. Aku sakit perut. Biasalah cewek," kata Adel.
"Kamu lagi datang?" kata Rio menaikan sebelah alisnya.
"Hmm, iya."
"Ya udah sana ke aula," titah Rio.
Yeay! Berhasil, batin Adel.
Ketika sudah sampai di aula, seorang wanita datang menghampirinya. Ia menyuruh Adel membuka jaket karena peraturannya dilarang menggunakan jaket ketika sudah memasuki area sekolah. Tentu saja jantung Adel berdetak kencang, ia deg-deg'an.
"A-aku lagi sakit, Kak," ucap Adel ragu.
"Sakit apa?" Wanita itu menatap mata Adel.
"Sakit perut, Kak."
"Cuman sakit perut, harus ya pakai jaket?" tanya Wanita itu dengan nada judesnya.
Tiba-tiba Rio datang ke aula. Sebenarnya Rio ke aula hanya untuk mengawas tapi dari kejauhan ia melihat Adel sedang berbicara dengan seseorang di depan pintu aula.
"Ada apa? Kenapa gak masuk?"
"Peraturan di sini, kan gak boleh pake jaket ketika sudah masuk area sekolah. Makanya aku tahan," jelasnya.
"Tapi, kan dia lagi sakit."
"Gak usah ngebela bisa gak, sih?"
"Udah, Adel ikut aku," ucap Rio yang mengajak Adel ke suatu tempat.
"Kak ...,"
Rio menoleh. "Kenapa?"
"Ma-mau ke mana?" tanya Adel.
"Ke perpustakaan. Kamu istirahat di sana."
Beberapa menit kemudian, sampailah Rio dan Adel di perpustakaan. Setelah itu mereka mencari tempat duduk yang kosong. Adel nampak gelisah karena harus mengungkapkan kejujuran pada Rio.
"Kak, Adel mau jujur."
"Jujur apa?"
"Tapi janji jangan laporin guru atau siapa pun."
Melihat ekspresi wajah Adel yang serius, Rio benar-benar merespon Adel sambil menyangga satu tangannya di dagu dan menatap lekat mata Adel justru membuatnya merasa gugup.
"Sebenarnya aku lagi gak sakit dan lagi gak datang, tapi karena hari ini aku gak pakai dasi," jelas Adel pelan.
"Cuman itu?"
"I-iya, Kak. Iya aku salah, aku udah bohong sama kalian. Sekarang aku terima apa aja hukumannya."
"Hahahaha ...."
TBC ...
Jangan lupa vote ya❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Menyimpan Rasa [ On Going ]
Novela Juvenil[Open feedback setiap hari jum'at] Di sekolah ini tidak hanya aku saja yang menyukainya. Hampir seluruh anak SMAN 1 Bandung tahu tentang seorang siswa yang bernama Rio. Mungkin aku akan memiliki rasa dengannya, tapi aku akan menyimpannya. Kenapa har...