Pagi ini sekitar jam delapan, Rio akan berangkat ke bandara menggunakan taksi online. Sebelum Rio berangkat, ia sarapan bersama Netta dan Reni.
"Jaga diri baik-baik ya, Nak," kata Netta, mamanya.
"Iya, Ma. Ren, jaga Mama. Kalau ada apa-apa bilang sama aku."
"Iya-iya. Semangat lombanya!" Reni memberi semangat pada adik satu-satunya.
Tin ....
Tin ....
"Eh, itu taksinya udah datang," kata Netta.
"Ya udah kalau gitu. Aku berangkat." Rio mencium pipi Netta dan Reni, kakaknya.
"Oleh-olehnya ya, Dek." Rio mengangguk.
Netta menatap Rio sendu. Andai papanya masih ada, pasti ia akan bangga pada anaknya. Begitu juga dengan Rio, pasti ia akan lebih semangat daripada sekarang. Tanpa Netta sadari air matanya mengalir membasahi pipinya.
Reni menghampiri mamanya yang tengah berdiri di belakang. "Ma, Mama kenapa nangis?"
"Enggak. Mama cuman ke inget Papa, Nak." Mendengar hal itu, Reni memeluk Netta.
"Di sana Papa pasti lihat kok, Ma. Dan sekarang pasti Papa lagi tersenyum bangga." Reni tersenyum.
🌱🌱
Hari ini adalah hari pertama Adel tanpa Rio. Meskipun raganya tidak ada, tapi ia tetap bisa merasakan kehadiran Rio. Ia membuka aplikasi Instagram, lalu mengirimkan pesan pada Rio. Pesan itu berisikan tentang Adel yang memberikan semangat untuk Rio.
"Heh, senyum-senyum mulu. Kenapa?" tanya Carline.
"Kepo."
"Dih, main rahasia-rahasia'an ya sekarang," ucap Carline berlagak ngambek.
"Apaan, sih? Jangan kayak anak kecil, deh."
"Iya-iya bercanda kok."
"Oh, iya, hari ini Pak Narto masuk, kan?" tanya Adel mengalihkan topik.
"Pak Narto gak masuk. Dia lagi ada urusan di luar kota. Katanya, minggu depan udah harus selesai. Jadi, nanti pulang sekolah kita cari bahannya," kata Miko.
"Oh, gitu. Sebelum cari bahan, kita makan dulu ya supaya gak lapar." Miko mengangguk lalu kembali fokus ke ponselnya.
"Kalian berdua aja? Aku ikut bol-"
"Gak. Kita beda kelompok," tolak Miko.
Merasa permintaannya di tolak mentah-mentah oleh Miko, Carline memutar bola matanya malas. Apalagi saat ia sedang berbicara tiba-tiba dipotong begitu saja. Menyebalkan. Rasanya ia ingin menendang Miko supaya keluar dari kelas ini.
Tak lama kemudian, seorang guru masuk, mengajar mereka dengan menjelaskan setiap materi yang ada di buku. Hingga tidak terasa jam istirahat pun tiba. Seluruh siswa-siswi SMAN 1 Bandung pada keluar kelas, ada yang pergi ke kantin, perpustakaan, dan rooftop.
Sekarang Adel tengah duduk sendirian di rooftop sambil menggambar wajah Rio. Setiap sketsa ia buat dengan apik dan rapi. Sekarang aku tau, kalau aku suka sama Kak Rio, batin Adel.
"Gambar siapa?"
"Orang. Tumben kamu ke sini, biasanya enggak," kata Adel menanggapi pria tersebut.
"Rooftop, kan untuk semua orang. Jadi, ya terserah dong kapan aja aku ke sini."
"Ooo gitu. Nanti siang jadi, kan kita beli bahannya?"
"Jadi. Kamu suka gambar dari kapan?"
"Dari kecil. Kira-kira waktu aku umur empat tahun."
"Del, pernah sayang sama orang tanpa sebuah ikatan?"
"Pernah. Mungkin sekarang aku lagi ngerasaain itu."
Miko sengaja menanyakan hal itu pada Adel. Tanpa Adel sadar, sebenarnya Miko mempunyai perasaan lebih. Ia juga tahu tentang Rio, seorang pria yang Adel suka. Entah kenapa ia lebih memilih untuk selalu melindungi Adel, daripada ia harus menyatakan perasaannya.
🌱🌱
Sampainya di bandara, semua anggota basket Rio sudah berkumpul termasuk pelatih mereka. Tetapi, Rio merasa aneh dengan adanya Jessica. Sebelum ia melontarkan pertanyaan mengenai Jessica, Pak Dimas, seorang pelatih basket menjelaskan, "Ini Jessica sebagai supportter kita."
"Kenapa cuman satu, Pak?" tanya Rio.
"Iya, perwakilan dari sekolah kita saya sengaja membawa satu orang. Supportter lainnya sudah ada di sana dari sekolah lain," jelas Pak Dimas lagi.
Kalau gini, lebih baik aku ajak Adel, batin Rio.
Jessica menarik tangan Rio agar duduk di sebelahnya. Di bandara mereka harus menunggu selama dua jam untuk berangkat ke Malang. Selama menunggu, Rio tidak membuka pembicaraan pada Jessica, ia sibuk bermain game online.
"Lang, kamu ada power bank gak? Baterai aku mau habis."
"Ada. Ambil aja di tas paling depan." Jessica mengangguk.
"Lang, kamu tau gak kalau Adel itu cuman manfaatin kepopuler'an kamu aja supaya dia bisa sama kayak kamu."
"Maksudnya?" Rio menatap Jessica.
"Ya, supaya dia populer juga."
"Memang kamu tau dari mana? Jangan ngada-ngada. Aku tau gimana Adel, dia bukan cewek yang kayak kamu bilang," jawab Rio yang berhasil membuat Jessica bungkam.
TBC ....
Jangan lupa vote ya❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Menyimpan Rasa [ On Going ]
Roman pour Adolescents[Open feedback setiap hari jum'at] Di sekolah ini tidak hanya aku saja yang menyukainya. Hampir seluruh anak SMAN 1 Bandung tahu tentang seorang siswa yang bernama Rio. Mungkin aku akan memiliki rasa dengannya, tapi aku akan menyimpannya. Kenapa har...