🐧 Part 21 🐧

88 16 14
                                    

Ketika pulang dari sekolah, Adel langsung masuk ke dalam rumahnya yang sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika pulang dari sekolah, Adel langsung masuk ke dalam rumahnya yang sepi. Pada saat itu kedua orang tua Adel sedang pergi ke luar kota selama tiga hari karena ada urusan pekerjaan. Baru saja Adel dan Ray sampai di rumah, ia melihat Ray yang tengah bersiap-siap ingin pergi lagi.

"Bang, mau ke mana lagi?"

"Ke rumah cewek Abang."

"Dasar bucin."

"Dasar jomblo."

"Dih, semoga putus ya, Bang."

"Jahat bener jadi Adek."

"Abang juga jahat."

"Kapan jahatnya?"

"Tadi ngatain jomblo."

"Lah, memang jomblo, kan? Hahaha." Adel hanya menatap Ray kesal.

Sudah menjadi kebiasaan antara Ray dan Adel perang mulut. Kurang seru rasanya jika itu tidak terjadi, asalkan tidak berlebihan. Sekarang Adel hanya sendirian di rumah, ia tak berani sendirian di ruang tamu. Ia melangkahkan kakinya menuju kamarnya.

Tasnya ia lempar sembarang  di kursi meja belajarnya lalu ia  duduk di pinggir tempat tidurnya sambil memikirkan kejadian di sekolahnya.

Miko? Adel mulai merasa aneh dengan sikap Miko yang barusan ia lakukan. Miko benar-benar berbeda ketika di jam sekolah dan di luar jam sekolah. Ketika di jam sekolah, Miko tidak pernah berbicara panjang lebar, tapi di luar jam sekolah Miko terlihat sangat peduli dengannya.

"Ngapain kamu di sini? Bukannya kamu udah dijemput?" tanya Adel.

"Siapa bilang? Tadi Nyokap bilang, yang jemput aku kakak aku makanya nunggu di halte sebelah sana."

"Ooo gitu."

"Kamu kenapa? Lagi sedih?"

"Enggak apa-apa."

"Terus?"

"Ya aku gak apa-apa."

"Aku tahu kalau kamu pasti lagi kesel, kan sama seseorang."

"Itu kamu tahu."

Miko menangkup pipi Adel seraya menatap Adel dan berkata, "Mau cepat tua?"

Adel menepis tangan Miko. Menurutnya Miko malah membuatnya merasa tambah kesal, bukan malah merubah suasana hatinya.

"Lagi PMS ya, Del?"

"Dih. Udah sana kamu pulang aja. Aku masih mau sendiri."

"Gimana aku bisa pulang kalau belum dijemput."

"Terserah kamu, lah."

Miko duduk di sebelah Adel sambil menunggu jemputan. Saat itu Adel melihat Rio dan Jessica sedang ngobrol di atas motor ketika lampu merah. Adel melihat bahwa keduanya terlihat sangat bahagia.

Meskipun Adel tahu jika ekspresi Rio di depan terlihat biasa-biasa saja. Namun entah kenapa rasa kesal itu kembali hadir.

"Aww!" Miko meringis kesakitan saat Adel menginjak kakinya.

"Eh, maaf."

"Kenapa lagi kamu?"

"Gak apa-apa. Cuman kesel aja lama dijemput."

"Ohh .... Kamu ngantuk gak? Kalau ngantuk, nih ada bahu yang siap jadi tempat senderan."

"Terserah kamu."

Setelah itu Ray pun datang menjemput Adel.

🌱🌱

"Makasih, Rio," kata Jessica tersenyum.

Rio mengangguk dan mengambil helm yang diserahkan Jessica lalu memutarbalikan motornya. Rio berencana akan mampir sebentar ke rumah Adel karena rumah Rio lumayan dekat dengan rumah Adel.

Beberapa menit kemudian, Rio masuk ke area rumah Adel. Ia mengetuk pintu rumah Adel berkali-kali namun tak ada jawaban. Ia sangat yakin kalau Adel ada di rumah karena ada sepatu Adel di atas rak.

"Kenapa gak di buka? Apa jangan-jangan masih marah?"

Ceklek

Adel kaget ketika tahu bahwa orang yang dari tadi mengetuk pintu itu adalah Rio. Seorang pria yang terkadang membuatnya kesal dan membuatnya merasa ingin terbang.

"Kak Rio? Ngapain ke sini?"

"Aku cuman mau minta maaf sama kamu. Sebenarnya aku mau pulang sama kamu tapi berhubung Vino ada urusan, jadi Jessica pulang sama aku."

"Oh. Jadi kalau misalnya Kak Vino setiap hari ada urusan, Kakak pulang bareng setiap hari juga sama Kak Jes?"

"Kamu cemburu?" tanya Rio yang membuatnya terdiam sesaat.

"Cemburu? Buat apa?"

"Biasanya cewek kalau gitu cemburu."

"Gak semua cewek gitu, Kak."

Rio menoel hidung Adel. "Nanti malam mau belajar bareng gak?"

"Eh bukannya Kak Rio mau lomba basket? Kenapa gak latihan basket aja?"

"Pertandingannya diundur."

"Kena-"

"Gak usah banyak tanya. Jawab aja yang tadi mau gak?"

Adel terdiam. Ia memikirkan apakah ia menyetuinya atau tidak. Jika iya langsung menyetujuinya nanti kelihatan kalau Adel suka sama Rio. Tapi kalau ia jawab tidak, namun hatinya berkata 'iya'.

"Gak ada jawaban berarti iya." Rio pun langsung pulang dari rumah Adel.

Walaupun Rio selalu membuat Adel kesal, ia selalu mempunyai berbagai macam cara untuk membuat Adel tidak kesal lagi padanya. Apakah Rio termasuk pria idaman kalian?

TBC ....
Jangan lupa vote ya❤

Nanti bakalan fokus belajar atau malah salah tingkah? Hahaha ....

Menyimpan Rasa [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang