Keesokan harinya Adel berangkat ke sekolah seperti biasanya. Hari ini wajah Adel terlihat sangat bahagia entah karena apa. Saat Adel sampai di kelas, Carline melihat Adel dengan penuh tanya.
Wajar saja jika hari ini wajah Adel nampak berseri dari sebelumnya. Kemungkinan karena kejadian kemarin yang selalu teriang-iang di pikirannya.
"Del, ada apa nih? Seneng banget kayaknya."
"Enggak papa hehehe."
"Gimana kemaren pulang sama Kak Rio?" tanya Carline lagi.
"Emm nanti aku cerita," jawab Adel yang tidak bisa menyembunyikan kesenangannya.
"Oke."
Beberapa menit kemudian, wali kelas mereka pun masuk untuk memantau kelas mereka saat ini. "Hari ini kita akan mengadakan sosialisasi tentang kesehatan. Di kelas ini harus ada perwakilan maksimal empat orang. Dua orang perempuan dan dua orang laki-laki, siapa yang mau?" tawar Bu Mawar.
"Kalian berdua aja," kata Adel pelan.
"Ayo siapa perwakilannya?"
"Dhea sama Carline, Bu."
Kedua teman Adel langsung menoleh ke belakang. "Adel ...," lirih Dhea yang sebenarnya malas untuk mengikuti sosialisasi.
"Oke. Laki-lakinya siapa?" tanya Bu Mawar.
"Saya sama Devin aja, Bu."
"Baik, kalau gitu Dhea, Carline, Miko dan Devin ikut sosialisasi di aula sekarang."
Mereka berempat mengangguk paham dan langsung ke aula. Sisanya mengikuti pelajaran di kelas. Saat ini mata pelajaran mereka adalah Fisika, terlihat jelas dari kejauhan guru Fisika Adel adalah seorang pria. Killer. Hanya itu yang ada di pikiran Adel pada saat melihat guru Fisikanya.
"Ekhm, selamat pagi. Di sini saya mengajar mata pelajaran Fisika, nama saya Nelson Wijaya. Kalian bisa panggil saya Pak Wijaya, itu perkenalan singkat saya. Di sini siapa sekretarisnya?"
"Belum pemilihan pengurus kelas, Pak," jawab salah satu murid di kelas.
"Terus gimana saya mengetahui nama kalian?"
"Oh iya, Pak, di laci meja guru ada kertas lembaran yang waktu itu di tempel di depan kemaren," jawab Adel.
Pak Wijaya pun langsung mengambil kertas lembaran yang ada di laci tersebut, lalu melakukan kegiatan absensi.
Pak Wijaya salah satu Guru Fisika yang terkenal sangat killer. Rumornya dulu Pak Wijaya pernah mengeluarkan beberapa siswa yang telah membuat onar, bahkan ada siswa yang tidak diperbolehkan masuk kelas di jam pelajarannya karena tidak mengerjakan tugas.
"Baik, sekarang mulai pelajaran."
🌱🌱
Sementara Dhea, Carline, Devin dan Miko berada di aula karena mengikuti sosialisasi tentang kesehatan. Pada saat itu yang membuka acara sosialisasi adalah Rio dan salah satu teman perempuannya yang kemaren bersamanya di kantin.
"Lin, bukannya itu Kak Rio, ya?"
"Iya memang Kak Rio."
"Rio? Rio siapa?" tanya Miko yang tiba-tiba ikut nimbrung.
"Gak perlu tahu. Kamu gak akan tahu juga," jawab Dhea.
"Urusan cewek," imbuh Carline.
"Selamat pagi teman-teman. Pagi ini kita akan adakan sosialisasi tentang kesehatan, sosialisasi ini sangat bermanfaat tentunya," kata Rio.
"Iya benar banget. Teman-teman simak baik-baik ya sosialisasi hari ini yang akan disampaikan oleh Ibu Raline. Dipersilahkan untuk Ibu Raline," kata Jessica.
Bu Raline pun naik ke atas altar untuk menyampaikan beberapa materi tentang kesehatan dan kekebalan tubuh manusia kepada seluruh siswa yang mengikuti sosialisasi.
"Di sini ada yang udah kenal saya?" tanya Bu Raline pada semua siswa siswi yang ada di aula.
"Belum."
"Nama saya Raline, saya dan rekan dari rumah sakit siloam ingin menyampaikan tentang kesehatan dan kekebalan tubuh manusia. Seperti yang kita tahu, akhir-akhir ini banyak sekali yang sakit karena kekebalan dalam tubuhnya kurang. Di sini sehat semua, kan?"
TBC ....
Jangan lupa vote ya❤Hmm, sebenarnya siapa, sih Jessica? Penasaran, kan pastinya ><
KAMU SEDANG MEMBACA
Menyimpan Rasa [ On Going ]
Novela Juvenil[Open feedback setiap hari jum'at] Di sekolah ini tidak hanya aku saja yang menyukainya. Hampir seluruh anak SMAN 1 Bandung tahu tentang seorang siswa yang bernama Rio. Mungkin aku akan memiliki rasa dengannya, tapi aku akan menyimpannya. Kenapa har...