Rasa senang yang tengah Adel rasakan saat ini tak bisa ia sembunyikan lagi. Senyumannya sedari tadi tak pudar membuatnya terlihat sangat menikmati perjalanannya bersama Rio.
Setelah dari Alun-alun, Rio dan Adel pergi ke gramedia, karena Adel yang memintanya. Sebenarnya tadi Rio ingin mengajak Adel ke festival malam, tapi Adel menolak. Maka dari itu, Rio harus mengalah demi permintaan Adel.
Sejak kecil Adel selalu diberikan buku. Entah itu buku cerita, dongeng ataupun komik. Dulu, kedua orang tua Adel tidak pernah memberikan Adel ponsel. Ketika Adel menginjak usia empat belas tahun, kedua orang tua Adel baru memberikan ponsel untuknya.
Hingga sekarang Adel sangat suka membaca buku. Selain bisa menambah pengetahuan, dengan membaca buku juga bisa membuat suasana hati menjadi senang dan merasa tenang.
Tak terasa kini mereka sudah sampai di gramedia. Adel langsung melepas helm-nya dan berjalan lebih dulu. Saking senangnya ia lupa jika sedang bersama Rio. Ia balik badan menghampiri Rio dan langsung menarik tangannya.
"Ayo, Kak ...."
"Iya, Del."
Ketika Adel masuk, ia langsung bertanya pada karyawan yang sedang menata buku-buku. "Mbak, mau nanya, ada buku yang baru datang gak?"
"Oh ada di sebelah kiri sana, Dek," jawab karyawan itu dengan ramah sembari menunjukkan letak buku-buku baru itu.
"Aku dicuekin, nih?" sindir Rio pada Adel yang tengah asik memilih buku.
Adel menoleh. "Eh, bukan gitu, Kak maksudnya. Cuman aku terlalu senang kalau sudah lihat buku-buku gini," jelas Adel.
"Kamu suka baca novel?"
"Suka banget, Kak."
"Genrenya apa? Horror? Thriller?"
"Hehehe kalau itu aku gak suka. Aku lebih suka genre romance."
"Sudah aku tebak."
"Terus kenapa tadi nanya?"
"Cuman memastikan aja, Del."
"Oh, gitu."
Saat Rio dan Adel sedang berbincang-bincang, seorang wanita berkulit putih, tubuh ideal serta rambut panjang yang terikat satu itu menghampiri mereka dan berkata, "Ini pacar baru kamu?"
Rio dan Adel menoleh ke arah wanita itu. Adel hanya melihat wanita itu dengan tatapan bingung karena tidak mengenalnya.
"Kalau pacar aku kenapa?" ungkap Rio sembari merangkul Adel.
Kini Adel menoleh ke arah Rio yang spontan mengatakan hal itu. Jantung Adel berdetak lebih kencang dari sebelumnya. Namun, hati kecilnya juga bertanya-tanya mengapa Rio mengatakan jika ia pacarnya.
"Oh. Kenalin, Stevany." Vany menjulurkan tangannya pada Adel.
Adel pun membalas jabatan tangan itu. "Aku Adel, Kak."
"Kamu ngapain ke sini?" sela Rio.
"Memang gak boleh? Ini, kan gramedia. Semua orang diperbolehkan masuk."
"Del, kamu di sini dulu jangan ke mana-mana." Adel mengangguk.
Rio menarik tangan Vany dan membawa Vany ke tempat lain yang kira-kira jauh dari Adel. Rio sengaja mengajak Vany ke tempat lain karena ia tidak ingin Adel terlibat dalam masalah masa lalunya.
"Mau kamu apa?"
"Memang salah kenalan sama pacar baru kamu? Tapi, kelihatannya masih kayak anak SMP, kalau cantik masih cantikan aku."
"Maksud kamu apa? Aku sudah gak ada urusan sama kamu, jadi jangan pernah ganggu urusan aku. Dan ingat satu hal, aku sudah kecewa sama kelakuan kamu," kata Rio yang kembali menghampiri Adel.
Tetapi dengan cekatan, Vany menarik tangan Rio dan langsung mencium bibir Rio. Rio pun langsung melepas tautan bibir mereka. Seorang gadis kecil itu tak sanggup melihat kejadian yang ia lihat dengan mata kepalanya sendiri.
"Apa-apaan, sih? ... dasar cewek murahan."
Vany hanya tersenyum miring mendengar ucapaan Rio yang mungkin menyakitkan. Namun bagi Vany tidak. Ia memiliki alasan tersendiri mengapa ia tidak berkata-apa lagi setelah Rio mengatakan hal tersebut.
🌱🌱
"Kenapa, Kak?" tanya Adel sambil membawa dua novel yang akan ia beli.
"Engglagapa-apa. Udah selesai?" tanya Rio.
"Iya sudah, Kak."
Adel berjalan ke arah kasir untuk membayar buku-buku yang ia ambil tadi. Setelah itu mereka pun keluar dari gramedia dan langsung pulang karena Mama Adel sudah menanyakan kapan Adel pulang.
"Langsung pulang ya, Kak. Soalnya Mama udah nyuruh pulang."
Rio mengangguk paham. Lalu beberapa menit kemudian mereka sampai di rumah Adel. Ia turun dari motor dan tak lupa memberikan helm yang ia kenakan kepada Rio.
"Makasih, Kak untuk hari ini," tutur Adel seraya tersenyum.
"Iya. Ya udah masuk sana. Besok harus bangun pagi, sekolah," kata Rio sambil mengusap pucuk kepala Adel.
Adel mengangguk dan langsung berbalik badan membelakangi Rio. Kakinya melangkah pelan menuju pintu rumahnya lalu Adel pun masuk.
TBC ....
Jangan lupa vote ya❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Menyimpan Rasa [ On Going ]
Ficção Adolescente[Open feedback setiap hari jum'at] Di sekolah ini tidak hanya aku saja yang menyukainya. Hampir seluruh anak SMAN 1 Bandung tahu tentang seorang siswa yang bernama Rio. Mungkin aku akan memiliki rasa dengannya, tapi aku akan menyimpannya. Kenapa har...