O8 - Strategi

106 22 156
                                    

-oOo-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-oOo-

Ting!

"Sya, handphone lo bunyi tuh," Kata Revano menggeser duduknya mendekati Rasya. "Sini gantian dong maennya! Tuh pacar lo udah ngechat." Vano berusaha merebut stik PS dari Rasya, tapi Rasya sangat kuat menahannya.

"Bentar, lagi seru nih," sahut Rasya tanpa menolehkan kepala sedikitpun pada Vano.

Vano mendecak, "Ze, sini gantian dong mainnya," kata Vano pada Zean yang sedang menjadi lawan main Rasya saat ini.

"Biarin Zean main sepuasnya lah, Van. Kasian dia lagi patah hati," sahut Gavin yang sedang membuka halaman buku komik Detective Conan yang sedang di bacanya.

"Iya, Van. Daripada Zean malah jadi galau gara-gara di tolak sama cewek yang di taksirnya," sahut Rasya masih saja sempat meledek Zean.

Zean yang mendengar ejekan dari teman-temannya jadi membanting stik PS ke lantai. Kesal, dan tidak lagi berselera untuk bermain. "Kalian tuh tamu, tapi nggak ada sopan-sopannya sama tuan rumah."

"Weiss, kalem dong bro!" sahut Vano segera memungut stik PS yang di banting Zean tadi.

"Tau nih, sensi amat," ucap Rasya masih sempat menyahut sambil memainkan stik console dengan berlebihan.

Zean tak menjawab lagi ledekan dari teman-temannya. Ia lebih memilih untuk mendudukkan diri di sofa yang ada di kamarnya. Tepat bersebrangan dengan Gavin yang masih membaca komik.

Zean mengambil ponselnya di atas meja. Lalu membuka sebuah roomchat dengan seseorang. Pesan yang dikirimkannya sejak berjam-jam yang lalu belum juga mendapat balasan. Membuatnya jadi menghela nafas panjang berkali-kali.

Gavin yang mendengarkan helaan nafas Zean berkali-kali jadi mengangkat kepala karena penasaran. "Kenapa lo? Leta lagi?" tebaknya.

Zean hanya melirik Gavin sekilas lalu menganggukkan kepalanya.

"Lo harus berjuang lagi lah Ze, biar dapetin dia. Jangan nyerah! Lo baru aja mau ngelangkah, masa udah mau nyerah lagi," ucap Gavin menasehati.

"Tau nih, Basket aja jago. Giliran dapetin cewek yang di taksir, kok belet amat," ledek Rasya.

"Zean sih sukanya sama yang modelan begitu. Jadinya susah," sahut Vano.

"Begitu gimana, maksud lo?" tanya Zean sinis pada Vano.

"Eh buset! Sensi amat si abang!"

"Yeu elo sih ngomong tuh yang bener! Udah tau Zean tuh suka galak kalo soal ceweknya!" kata Rasya memukulkan stik PS ke kepala Vano.

"E ayam!" latah Vano yang terkejut karena Rasya memukulnya dengan stik PS. "Sakit anjir!" teriak Vano sambil mengusap-usap kepalanya yang terasa benjol. "Kepala gue bocor lo tanggung jawab ya Marsha and the bear!" tuduh Vano melebih-lebihkan.

MarshmellowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang