1O - Janji Bertemu

78 20 9
                                    

-oOo-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-oOo-

Alleta merebahkan dirinya di kasur dengan kedua tangan yang terlentang. Ia menatap langit-langit kamarnya yang berwarna putih dengan tatapan kosong. Berkali-kali ia menghela nafas gusar, memikirkan kejadian berjam-jam yang lalu saat di sekolah tadi.

Alleta sungguh penasaran, mengapa Zean bersikeras untuk mendekatinya. Padahal ia dan Zean tidak saling mengenal sebelumnya. Juga, mengapa Zean tau makanan yang disukainya?

Alleta mengacak rambutnya frustasi. Yang tak lama suara pintu diketuk membuatnya jadi bangkit. Alleta segera bergegas menuju pintu utama.

Saat Alleta membuka pintu, tidak ada siapa pun di luar. Alleta mengerutkan kening, lalu tatapannya jatuh pada sebuah kotak di atas keset.

Alleta mengambil kotak itu dengan senyuman lebar. Lalu ia mengecek ponsel yang sejak tadi di genggamnya. Ini tanggal dua. Pantas saja kotak ini kembali datang. Alleta lalu kembali masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu karena hari sudah hampir larut.

Di ruang tengah, Alleta mengamati kotak yang selalu rutin dikirimkan seseorang setiap tanggal dua. Alleta tau siapa orang yang mengirimkan ini. Orang itu adalah Dia. Anak cowok yang sering bermain dengannya di bawah pohon dekat taman. Alleta bahkan tidak tau nama anak cowok itu siapa. Karena pada saat Alleta hendak menanyakan nama anak cowok itu, anak cowok itu tidak lagi menemuinya. Hingga saat ini.

Tapi walaupun begitu, Alleta tetap merasa senang. Setidaknya, orang itu masih mengingatnya dan memedulikannya. Kedatangan kotak ini setiap bulannya selalu membuat hati Alleta menghangat karena merasa di pedulikan oleh seseorang.

Alleta tersenyum pilu. Ia sungguh merindukan sosok itu. Sosok yang selalu menghiburnya di saat Alleta sedih karena perlakuan sang Papa pada Mamanya.

Tanpa sadar, airmata Alleta luruh. Mengingat bagaimana perlakuan kasar Papanya kepada Mamanya saat dulu. Itulah yang menyebabkan kebahagiaan masa kecilnya hancur.

Saat itu Mama meminta cerai pada Papa karena Mama sudah tidak tahan akan sikap Papa padanya. Lalu Mama mencari pekerjaan dan hanya ada di rumah pada malam hari saja. Membiarkan Alleta kecil kesepian di rumahnya seorang diri.

Disaat semua anak, di perlakukan istimewa dan dimanja oleh kedua orang tuanya. Tapi justru Alleta mendapatkan banyak sekali kepedihan di masa kecilnya.

Tidak, bukan berarti Alleta ingin dimanja dan dibelikan mainan sepuasnya oleh orang tuanya. Hanya saja, Alleta ingin keluarganya kembali utuh. Tapi jelas itu percuma. Karena takdir tidak bisa diubah.

Beruntung, kehadiran anak cowok itu membawa sedikit perubahan pada Alleta. Alleta jadi sering tersenyum dan melupakan kesendiriannya karena ia bermain dengan anak cowok itu. Anak cowok itu selalu menghiburnya dan membuat Alleta merasa berharga karena di pedulikan oleh anak cowok itu. Namun sama halnya seperti sang Papa, anak cowok itu juga pergi, meninggalkan Alleta.

MarshmellowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang