✎ᝰ┆day two

6K 721 20
                                    

day 2: [say, "i appreciate you because..."]

start!

dua desember dua ribu sembilan belas.

"kak, bangun! katanya ada rapat?!"

pekikan itu, ah, minho sangat menyukainya. walaupun menbuat telinganya panas.

"sebentar lagi ya, masih jam lima." balas minho, tangan kirinya yang menganggur justru menarik tubuh mungil jisung ke dekapannya.

"JAM LIMA KATA KAMU?! UDAH JAM DELAPAN LOH?!" tidak tahan, jisung berteriak dengan kencangnya.

bukan apa, dirinya pun harus berangkat ke rumah sakit sekarang. jika tidak cepat bersiap, tidak hanya minho yang terlambat, tetapi jisung juga.

minho langsung terbangun dari tidurnya dengan panik, hampir membuat Jisung terjengkang jika saja ia tak mempunyai refleks yang bagus.

"cepetan mandi, kalau nggak kunci mobilmu aku sita, biar gak bisa kerja." ancam jisung sembari tertawa karena Minho yang tersandung pintu kamar mandi saking terburu-burunya.

lima belas menit si pemilik hati mandi, jisung sebagai pasangan yang tangkas segera menyiapkan segala perlengkapan kerja minho dan memasangkan dasi suaminya.

minho yang awalnya terburu buru dan panik dilengkapi dengan keringat dingin langsung menghangat saat melihat jisung dengan damainya memasangkan dasi untuknya.

"sayang." panggil minho, jisung mendongak singkat lalu kembali fokus pada dasi yang sedang menjadi fokusnya.

minho mendengus pelan, merasa terabaikan.

"hei, liat aku dulu," pria tampan yang lebih tua dua tahun itu menarik dagu jisung agar mendongak untuk melihatnya dan bertatap-tatapan. pupil mata si manis melebar, terkejut dengan perilaku yang sangat tiba-tiba dari minho, kebiasaan.

si oktober acuh, ia justru mendekatkan ranumnya ke ranum lainnya. semakin dekat hingga membuat jisung menutup matanya, hingga kecupan nendarat disana.

"kamu tau ga apa yang bikin aku sayang banget sama kamu?" tanya minho sesaat setelah melepaskan buah kecupan untuk jisung, jari jemarinya sibuk mengusap bibir bawah jisung dengan lembut.

jisung menggeleng, lucu sekali. rasanya minho ingin melakukan morning sex bersama suaminya saat ini juga.

"apaan sih, kamu tiba-tiba banget, kak." celetuk jisung dengan kekehan manisnya. namun dalam hatinya terdengar suara ledakan yang sangat kencang, dirinya jatuh cinta.

minho tertawa, lalu beralih untuk mengusap pipi gembil jisung dengan lembut, tak membiarkan kontak mata mereka terlepas.

"kamu itu-" ucapnya menggantung.

"too precious. kamu ngehargain aku banget."

yang lebih pendek mengernyitkan dahi nya, heran. "ya harus, dong? kan kamu suamiku?"

"aku tau, sayang. tapi kamu tau ga kenapa aku harus ngehargain kamu juga?" tanyanya, jisung menggeleng. ia benar-benar tak paham dengan pertanyaan dan pernyataan yang keluar dari belah bibir si lawan bicara sedaritadi.

sebelum menjawab pertanyaannya sendiri, Minho mengecup kembali ranum kemerahan jisung yang mengerucut.

"kamu itu orang yang pengertian, nggak banyak mau, nggak berpihak dengan pendapat diri sendiri, nggak egois, selalu nerima aku apa adanya, nemenin aku pas susah atau senang,"

jisung mengedipkan matanya berkali-kali, seberharga itukah dirinya dimata sang suami?

"tau apa yang paling aku hargain dari kamu?"

seperti tidak bosan, jisung lagi-lagi menggeleng.

"cintamu ke aku, apalagi sabarnya. kamu harus ngontrol anger issues kamu ya kalau sama aku."

cih, jisung tidak tahan. tangannya mendorong bahu minho dengan kencang, membuat sang empu terdorong dengan tawanya yang menggelegar.

"gak jelas, bubar bubar!"

inikah jisung yang dihargai minho karena kesabarannya?

30 dmc [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang