✎ᝰ┆day twelve

3K 372 32
                                    

day 12: [compliment him in front of ur children.]

dua belas desember dua ribu sembilan belas.

start!

"anakku kan masih di perut?!"

"ya kalau gitu muji Jisung depan perutnya aja deh, gimana?" usul wanita cantik berambut sebahu yang menjabat sebagai sekretaris Minho.

pria berkelahiran Oktober itu nampak berpikir sebentar. "NICE IDEA, GIRL!" lalu berdiri dari singgasananya, "kalau gitu, aku pulang duluan ya. gak ada rapat atau hal penting, kan?" tanya Minho semangat.

dengan Yeeun menjawab pun, Minho pasti akan tetap berpegang teguh pada pendiriannya. yaitu, mendatangi suami manisnya yang sedang hamil muda itu.

"ya ya, sana pulang." ujar Yeeun singkat, tak ingin berlama-lama mendengar suara grasak-grusuk dari calon papa di depannya ini.

+++

"Bee?"

omong-omong, Jisung hari ini cuti untuk bekerja, karena saat ini badannya terasa lemas sekali.

Minho melangkahkan kaki jenjangnya ke arah kamar. "Bee? masih lemes, ya?" tanyanya lembut setelah melihat istrinya tengah berbaring di ranjang sembari menonton televisi.

"engga, tapi aku lemes tadi karena nggak ada papa." jawab Jisung polos, Minho yang gemas pun segera menerjang istri manisnya itu dengan kecupan-kecupan manis di seluruh wajah yang mendapati rengekan tak terima dari si lawan bicara.

"emm.. diam dulu pah, mau kubikinin makanan, gak?" tawar Jisung setelah melepas kukungan Minho dengan kecupan kilat di bibir. "mau dong!" jawab Minho dan menggendong Jisung untuk menuju dapur.

"makan ayam goreng aja, ya?" ujar Jisung setelah membuka kulkas, dan hanya melihat ungkepan ayam disitu. "sip!" jawab Minho sambil membentuk pose hormat.

akhirnya, Jisung mulai memasak dengan Minho yang sedang di meja makan menatap dari belakang.

"Bee," Minho melangkahkan kakinya ke arah Jisung dan memeluk istrinya dari belakang.

"kamu cantik banget hari ini, serius." ujar Minho dengan tangannya yang mengelus perut Jisung lembut.

diam-diam, Jisung tersenyum manis dan memejamkan matanya, menikmati sentuhan lembut Minho.

"makasih, papa."

alih-alih menjawab, Minho malah membalikkan tubuh si manis agar menghadapnya dan mengecup perut Jisung. "kamu kok egois, sih?" yang lebih muda mengernyitkan dahi terheran heran, setelah memuji, mengapa suaminya ini menjelekkannya?

"kok aku dikatai—"

"orang tua mamu cuma manusia biasa, tapi, kenapa kamu wujudnya bidadari?"

Jisung yang kelewat malu hanya bisa membenamkan kepalanya di dada minho. "udah ah, malu aku!" jerit Jisung tak terlalu kentara karena teredam dada Minho.

"loh bener kan apa kata papa, bayi?" Minho menundukkan kepalanya lalu mencium lama perut Jisung. "tuh bener, kata si bayi juga, mama emang bidadari beneran."

"ih udah udah.. ayo makan, pah." lalu menggeret Minho ke meja makan.

"Bee, kamu kok—"

"makan, atau kubuang kamu ke tong sampah?" Jisung memotong perkataan Minho dengan mata yang melotot, sang suami menciut, lalu kembali makan dengan khusyuk.

selesai makan, Minho mendekati Jisung dan tangannya yang kembali mengelus perut si manis lembut, "yakin nggak sih bidadari bisa masak enak kayak gini, bayi?" lalu menempelkan telinganya ke perut Jisung, seolah olah baby Lee benar benar akan menjawab.

Jisung hanya mengigit bibirnya gemas.

ya, gemas ingin memotong milik Minho.

sadis memang.

well, tantangan hari ini, Minho lebih menjurus ke arah menggombal, bukannya memuji.

30 dmc [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang