✎ᝰ┆day twenty six

2.1K 271 24
                                    

day 26: [give him the night off from all his chores.]

dua puluh enam desember dua ribu sembilan belas.

start!

"nice dare. jadi aku bisa quality time sama si cantik."

Minho segera membuka opsi telepon dan memencet nomor Jisung.

tut.. tut..

"halo, pah?"

"cantik, nanti sebelum jam tujuh malam aku jemput, ya?"

terdengar suara bangku yang digerakan di seberang sana. "loh, aku kan belum-"

"sstt udah udah, malem ini kamu istirahat aja di rumah sama aku, ya?"

Jisung nampak menimbang tawaran menggiurkan Minho. sepertinya bisa saja, lagipula para rekan kerjanya di rumah sakit benar benar memanjakannya sekarang semenjak mengetahui bahwa dirinya tengah hamil.

"mhm.. boleh deh, tapi bener ya jemput aku di rumah sakit?"

"iya sayang. yaudah kerjanya yang semangat biar diizinin pulang."

benar, tantangan hari ini menguntungkan untuk Minho dan Jisung.

+++

"halo, mama." sapaan Minho terdengar begitu Jisung masuk ke dalam mobil.

si manis tersenyum dan duduk di jok sebelah Minho. "hai, papa bau~"

mendengar jawaban istrinya, Minho segera mencium badannya dengan intens. "nggak, aku gak bau. jangan ngada-ngada ya kamu." Jisung hanya terbahak dan mengibaskan tangannya, tanda jika ia hanya bercanda.

pria tampan berkelahiran Oktober itu mendekatkan wajahnya pada sang istri dan tersenyum. "cium, boleh?"

Jisung hanya mengangguk malu malu dan mengulum bibirnya sejenak. "eh?? boleh.."

Minho menyatukan bibirnya dengan bibir delima Jisung, hanya ciuman lembut bukan ciuman yang menuntut.

tangan Jisung bergerak melingkari leher Minho dan meremas lembut surai suaminya saat Minho mulai menelusupkan lidahnya ke dalam mulut si manis.

tak berselang lama, Jisung menepuk dada Minho guna memberikan waktu untuk dirinya bernafas. sang suami pun melepaskan tautan bibir mereka dan tak lupa mengecup sekali lagi untuk memutus kontak saliva diantara mereka yang terbentang.

"udah kan? ayo jalan." Minho terkekeh mendengar ucapan malu malu dari istrinya.

"kayak baru pertama kali ciuman aja sih, Bee." ujar Minho seraya menjalankan mobil mereka dan membelah jalan raya dengan lihainya.

Jisung semakin dibuat malu oleh ucapan Minho, ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya. "udah ah, nyetir dulu yang bener."

Minho terkekeh gemas dan menyingkirkan tangan mungil istrinya dari wajah. "gak usah ditutupin gitu mukanya, tiap hari aku liat kok. selalu cantik walaupun merah kayak tomat, apalagi kalau merah karena ada di bawah- AW IYA AMPUN BEE AKU KAN CUMA BERCANDA!"

"makanya kalau ngomong jangan ngaco!"

"iya sayang, maaf ya. jangan mukul lagi, sakit tau."

Jisung benar-benar menghentikan pukulannya pada sang suami, namun amarahnya kembali memuncak ketika,

"tapi yang aku omongin bener loh, kamu emang cantik banget kalau mukanya merah terus berisik di bawah aku."

"EH LEE MINHO KURANGAJAR, DIEM ATAU AKU PUKUL??"

ya, sepertinya harapan Minho untuk bermanja manja dengan Jisung sudah pupus karena ucapannya sendiri.

30 dmc [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang