✎ᝰ┆day seventeen

2.5K 319 21
                                    

day 17: [ask ur wife's opinion on something.]

tujuh belas desember dua ribu sembilan belas.

start!

"Bee?"

Jisung yang tengah bersandar di sofa sembari menonton televisi menoleh ke arah suaminya. "hng?" sautnya.

"menurut kamu—" Minho terdiam sejenak, memikirkan pertanyaan apa yang bagus dan masuk akal untuk disampaikan pada istrinya.

Jisung yang terlanjur penasaran segera memutar tubuhnya menghadap Minho, "apa apa?" tanyanya antusias.

"kalau kita buat anak kembar, gimana?"

"...."

ctak!

"aduh! kok aku dipukul sih, Bee?" sewot Minho seraya mengelus kepalanya yang habis dipukul dengan tenaga oleh Jisung.

lelaki manis berwajah tupai itu mencibir. "lagian nanyanya jelek banget, capek di akunya tau nggak!"

Minho tersenyum jahil, lalu mendekatkan diri pada Jisung. tangannya mengelus pelan perut istrinya. "si bayi mau punya saudara kembar gak sih kayaknya??"

"mau!" Minho yang bertanya, Minho juga yang menjawab dengan suara yang dibuat buat seperti anak kecil.

"ah elah, udah deh, mendingan pijitin bahu aku aja, pegel nih."

bagai pembantu kepada majikan, Minho mengangguk patuh dan memijit bahu Jisung.

sembari memijit istrinya, Minho terus dan masih memikirkan pertanyaan apa yang sesuai untuk ia lontarkan pada Jisung.

"Bee—"

"apa? capek mijitin akunya? masa gitu doang capek sih?" potong Jisung sewot, Minho menghela napas pelan. hari ini istrinya sangat sensitif dan mudah sewot, ia harus hati hati dalam bicara.

Minho membalik tubuh si manis agar berhadap hadapan dengannya dan menangkup pipi gembil Jisung. "gini gini, gimana kalau las anak kita udah lahir, kita liburan ke Puncak?"

Jisung nampak berpikir, "oh! kartu yang kamu kasih waktu itu ya? bukannya udah gak berlaku lagi buat berbulan-bulan kedepan?"

Minho tersenyum. "kamu kira aku miskin? aku bakal beli tiket baru buat kita nanti, oke?" Jisung mengangguk riang, ia sudah tak sabar menunggu hari itu, terutama hari kelahiran anaknya, oh ralat, hari kelahiran anaknya yang terbuat dari Minho.

Minho membawa tubuh mungil Jisung kedalam rangkulannya lalu mengusak surai Jisung gemas menggunakan bibirnya, membuat si manis kegelian. "ih udah, geli!" pinta Jisung, tapi tak menjauh dari rangkulan sang suami.

"biarin, ini pembalasan karena kemarin kamu cuma mau main tiga ronde sama aku!" jawab Minho sambil tertawa puas melihat Jisung yang sedari tadi tertawa kegelian.

"yaudah. kalau papa lepasin rangkulan ini, jadinya nanti malem, cuma ada satu ronde. how?"

Minho membulatkan matanya terkejut dan segera melepaskan rangkulannya dari si manis.

"nggak dulu deh.." Minho bersujud dan meminta ampun pada Jisung dengan alaynya, membuat sang submisif mencibir pelan. "cowo aneh."

setelahnya, pria berkelahiran Oktober itu kembali duduk di samping Jisung dan mengelus perut si manis acak.

"Bee, gimana—"

"mau kutendang dari sini, Pah?!"

Jisung sudah muak dengan pertanyaan Minho.

30 dmc [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang