✎ᝰ┆day twenty seven

2.1K 276 22
                                    

day 27: [foot and neck massage for him.]

dua puluh tujuh desember dua ribu sembilan belas.

start!

"sayang, masih marah?"

"nggak!"

Minho tersentak, "loh, itu ngegas sama aku, gimana sih?"

pria kelahiran oktober itu mendekati Jisung dengan langkah pelan, takut jika si lawan bicara memukulnya tanpa ampun seperti kemarin.

"jangan marah lagi ya, sayang? kemarin kan aku cuma bercanda." ucap Minho setelah melingkarkan kedua tangannya di pinggang ramping Jisung.

masih tidak ada jawaban.

"Bee.."

"..."

"sayang.."

"..."

"Lee Jisung."

belum ada jawaban, Minho muak.

"Han Jisung!"

kali ini Jisung yang tersentak saat Minho menaikkan intonasi bicaranya. ia meremas ujung bajunya, takut. bahkan matanya sudah berkaca-kaca dan siap untuk menangis.

"cuma karena bercanda doang kamu sampe segitunya? jangan terlalu kekanakan, kalau kamu lupa, kita ini udah nikah loh, jadi wajar aja kali kalau aku ngomong begitu sama istri sendiri?" ujar Minho membuat Jisung semakin menundukan kepalanya, tak berani menatap suaminya.

"kamu bakalan jadi mama nanti, bahkan kita yang jadi orang tua. tolong jangan terlalu gampang ngambsk atau terlalu sensitif, ya?"

"maaf.. maaf kalau aku kekanakan sampe bikin kamu kesel. akunya nakal, aku gak bisa diajak bercanda.."

mendengar istrinya yang menangis, Minho membulatkan matanya dan dengan segera mendekap tubuh Jisung. "gak kok, gak usah minta maaf. justru aku yang minta maaf karena terlalu kebawa suasana. tapi lain kali, tolong jangan terlalu sensitif ya, sayang."

Jisung tak menjawab, hanya menganggukan kepalanya di dada Minho. "cup cup cup, udah jangan nangis. sekarang sebagai salam damai, mau dipijitin, gak?"

"eh? boleh boleh!" Minho tersenyum ketika mendengar jawaban antusias Jisung.

"yaudah, ayo duduk di sofa." sang suami segera menuntun Jisung ke ruang keluarga dan mendudukan istrinya disitu.

"kaki sama leher ya, tuan?" tanya Minho jahil sembari mulai memijat kaki ramping istrinya.

"iya, pelayan."

"enak aja, ganteng gini dikata pelayan." Jisung hanya tertawa manis seraya mengangkat dagu suaminya dan mengecup bibir Minho yang ada dibawahnya.

"itu hadiahnya ya, pelayan ganteng."

Minho tersenyum lebar.

wah, kalau hadiahnya seperti ini, dirinya rela dan ikhlas memijat istrinya setiap hari!

30 dmc [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang