✎ᝰ┆bonus chapter 3

2.6K 211 75
                                    

Lee's family in two thousand thirty four.

start!

waktu berjalan dengan cepat.

Minho sudah berkepala empat dan Jisung yang sudah hampir berkepala empat, dengan kedua putra putri mereka yang sudah mulai memasuki ujian akhir sekolah mereka.

yaitu ujian nasional.

Hyungna, tumbuh menjadi remaja perempuan cantik berumur sebelas tahun yang sudah menginjak bangku kelas enam. artinya, sebentar lagi ia akan menghadapi ujian akhir.

Chanyoung, tumbuh menjadi remaja laki laki tampan berumur empat belas tahun yang sudah menginjak bangku kelas sembilan. artinya, sebentar lagi ia akan menghadapi ujian akhir.

keduanya mengikuti alur kecerdasan orang tuanya. Chanyoung yang selalu berada di peringkat lima besar dan Hyungna yang selalu berada di peringkat tiga besar.

namun cara mereka dalam belajar berbeda, Hyungna yang memiliki ambisi dan selalu belajar setiap malam bahkan setiap waktu untuk mendapatkan hasil terbaik.

Chanyoung yang sangat acuh dengan belajar yang artinya tak pernah belajar sama sekali walaupun mempunyai waktu luang. ajaibnya, ia tetap dapat mengerjakan semua soal yang diberikan padanya dengan cepat dan hasilnya benar.

untuk kali ini, Jisung benar benar mengekang Chanyoung untuk belajar lebih giat. katanya-

"coba kamu buka buku pelajaran terus baca-baca. siapa tau pengetahuan kamu makin luas. apalagi abis ini kamu mau ada ujian akhir, kan? mau mama panggil guru les privat buat ngajarin kamu?"

jujur, putranya tak suka jika mamanya sudah mengekang seperti ini. ia bisa sendiri, ia bisa melewati ujian ujian sekolah ini dengan baik.

bahkan Minho pun sudah bilang-

"biarin aja. biarin Chanyoung bebas, toh, dia udah pintar dari sananya kayak kita, kan?"

namun Jisung tetaplah Jisung. ia adalah seorang perfeksionis yang menginginkan kedua anaknya untuk berjaya. terutama pada anak pemalas seperti Chanyoung, katanya.

bahkan karena terlalu mengekang dan berpihak pada Chanyoung, Hyungna merasa seperti diabaikan. selalu saja kakak laki-lakinya yang digubris, dirinya tak pernah. kala saat dirinya mempunyai nilai tertinggi di kelas, Jisung hanya memeluknya singkat dan mengucapkan selamat lalu pergi berangkat bekerja.

Minho lah yang sangat mengerti padanya, selalu memberi perhatian lebih membuat Hyungna merasa masih diberi kasih sayang oleh papanya.

namun, kurangnya Minho adalah-

"sebentar ya, papa mau ke kantor lagi. ada urusan penting."

-terlalu pekerja keras. istilahnya workaholic. sama seperti istrinya.

kedua anaknya merasa terabaikan. merasa kalau keduanya tak pernah mendapat perhatian dan kasih sayang.

kedua orang tuanya hanya datang saat mereka ingin terima rapot dan rapat wali murid.

bahkan saat mereka pentas pun, orang tuanya tak pernah datang. sama sekali tak pernah.

ah, Minho pernah. tapi bisa dihitung menggunakan jari.

lalu siapa sangka, karena kurangnya perhatian. kedua anak Minho dan Jisung menjadi liar dan merasa ingin bebas.

hingga saat puncaknya, dimana Jisung tengah bekerja di tempat dirinya bekerja, -alias rumah sakit- ia di telfon oleh pihak sekolah anak anaknya secara bersamaan.

Jisung di telfon oleh pihak sekolah Chanyoung dan juga oleh pihak sekolah Hyungna.

"halo?" balas Jisung seraya mengetik di keyboard laptopnya.

30 dmc [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang