Bab Sembilan : Kencan

1.9K 254 96
                                    

LOSE TO YOU LOVE ME- SELENA GOMEZ 🎵🎵

Cakrawala memarkirkan mobilnya tepat di depan rumah Fidella. Rumah ini yang dulu sering dikunjungi oleh Cakrawala saat Alvian masih hidup. Dulu dia sering datang dengan alasan ingin bermain bersama Alvian, padahal sebenarnya Cakrawala ingin melihat Fidella. Cakrawala masih ingat pertama kali bertemu Fidella di teras rumah ini. Dia sangat cantik dan dulu rambut Fidella masih panjang sampai sepunggung. Lucunya, saat Fidella akan masuk ke dalam rumah, dia malah terjatuh karena Cakrawala sengaja menjegal kakinya. Cakrawala masih ingat wajah cemberut Fidella yang langsung mengadukan dirinya ke Alvian.

Cakrawala membuka pintu mobil dan melangkah menuju teras rumah bewarna putih itu. Dia mengetok pintu tanpa ragu dan tak lama kemudian pintu rumah terbuka.

Seorang wanita paruh baya muncul dari balik pintu rumah. Dia memakai daster cokelat yang lusuh dan rambutnya terikat asal. "Ini Cakrawala, kan?"

Cakrawala mengangguk, lalu inisiatif meraih telapak tangan Retno dan menciumnya dengan hormat. Kegiatan ini yang Cakrawala pelajari dari Alvian dan akhirnya diterapkan Cakrawala ke rumahnya.

"Nakal sih iya, Cak. Tapi tetap aja di mana pun itu, restu orangtua itu yang terpenting," jawab Alvian ketika Cakrawala bertanya perihal perilakunya tersebut. Cakrawala sangat rindu dengan sosok sahabatnya itu.

"Silahkan duduk," ucap Retno mempersilahkan Cakrawala duduk di bangku yang ada di teras. Cakrawala pun menurut dan duduk di samping Retno.

"Apa kabar, Nak?" Terlihat jelas raut wajah bahagia dari Retno. Dia menepuk bahu Cakrawala dengan antusias. "Makin tinggi aja kamu. Kenapa enggak pernah datang ke sini lagi?"

"Maaf, Bu. Saya enggak pernah datang ke sini lagi."

"Padahal diantara semua teman anak saya dulu. Kamu yang paling Ibu suka," ujar Retno, dia tersenyum tanpa beban. "Soalnya kamu itu rajin bawa makanan ke sini."

"Kamu enggak bawa makanan lagi kayak dulu?" tanya Retno saat melihat Cakrawala datang dengan tangan kosong.

Cakrawala menggeleng, "Lain kali kalau saya ke sini lagi, saya bawain makanan, Bu."

"Harus itu," katanya semangat. "Eh, kamu ke sini mau ngapain?"

"Fidella ada enggak, Bu?" Cakrawala balik bertanya.

"Wah, kamu suka sama anak Ibu, kan?" tebak Retno.

Cakrawala hanya mengangguk.

"Ada, kok. Nanti Ibu panggilkan. Cuma gini loh, Nak," kata Retno berpikir sebentar lalu kembali berucap, "Ibu itu lagi butuh uang ..."

Cakrawala mengerti arah pembicaraan ini. "Ibu butuh berapa?"

Mata Retno langsung berbinar. "Ibu butuh lima puluh juta aja."

"Nanti saya kirim via transfer."

"Atau, saya kirim orang ke sini nanti untuk ngantar uangnya. Biar lebih aman."

"Waduh, kamu itu baik banget! Terimakasih ya." Dia meraih tangan Cakrawala dan menggenggamnya dengan erat.

Kemudian Retno berdiri dari bangkunya. "Ibu panggil Della dulu."

Cakrawala mengangguk dan menunggu Retno yang masuk ke dalam rumah. Cakrawala mengerti sekali dengan sifat matre Ibu Fidella. Bahkan, Alvian dulu mengakui bahwa ibunya orang yang mata duitan. Berbeda dengan Fidella, sebenarnya dia hanya berpura-pura matre, karena kondisi yang tidak mendukung. Fidella juga menggunakan uang yang dia peroleh untuk keperluan yang mendesak dan penting. Bukan untuk berfoya-foya.

CAKRAWALA √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang