Bab Dua Puluh Enam : Semakin dekat

958 99 12
                                    

Just look for you (Aliee) - Ost Chocolate

****

Hari ini di Bogor turun hujan deras. Itu membuat Cakrawala dan Fidella tidak bisa pergi ke mana-mana. Mereka akan pulang setelah hujan redah karena Cakrawala tidak terlalu suka berkendara saat hujan selebat sekarang ini.

Sekarang Fidella berada di balkon yang terletak di lantai dua villa ini. Dari balkon ini semua pemandangan halaman terlihat sangat jelas. Hawa dingin yang merasuk ke dalam tubuh Fidella entah kenapa malah menimbulkan rasa nyaman. Fidella sudah lama tidak menikmati suasan hujan seindah sekarang ini.

Tapi, kenyamanan itu langsung lenyap saat sepasang lengan melingkari tubuhnya dari belakang dengan sangat erat.

"Dingin, Del."

Tubuh Fidella langsung kaku dan tanpa sadar ia menggigit bibirnya bawahnya. Dia tidak pernah sedekat ini dengan cowok mana pun kecuali Cakrawala. Fidella juga bisa merasakan terpaan napas lelaki itu secara teratur di sekitar lehernya dan itu membuat Fidella merasa geli. Entahlah, Fidella tidak tahu ini sengaja atau tidak disengaja oleh cowok itu.

"Terus siapa yang ngizinin peluk gue?"

"Ngapain izin sama pacar." Cakrawala semakin mengeratkan pelukkannya.

"Ajaran dari mana itu?"

"Dari Ucup," jawab Cakrawala percaya diri dan itu membuat Fidella mendesis sebal.

"Iih ... lepasin dong, Kak," rengek Fidella dengan manja.

Cakrawala tidak menjawab, dia malah memutar tubuh Fidella agar menghadap pada dirinya. Cakrawala menatatap Fidella sebentar. Kemudian ia mendekatkan jari telunjuknya untuk bergerak menyentuh pipi Fidella. Gerakkan jari telunjuknya sangat teratur dan membentuk garis lurus sampai ke leher. Tanpa sadar Fidella menggigit bibir bawahnya karena menahan rasa geli akibat ulah cowok itu.

Fidella akhirnya menahan tangan telunjuk Cakrawala agar berhenti di leher saja. Wajah Fidella tertunduk dengan napas yang memburu. Perlakuan Cakrawala barusan benar-benar membuat jantungnya berdetak lebih kencang.

Cakrawala menarik jari telunjuknya dari genggaman Fidella kemudian mengangkat dagu Fidella untuk melihat wajahnya.

Cakrawala menelan salivanya yang terasa tercekat. "Lo cantik banget, Del."

Lalu secara perlahan Cakrawala mendekatkan wajahnya pada gadis itu untuk mengikis jarak antara mereka berdua. Fidella meremas jemarinya. Pandangan Cakrawala saat ini Fidella sangat tahu apa arti pandangan itu. Dia tau ke arah mana semua ini akan berlanjut.

Sedikit lagi Cakrawala berhasil menyentuh bibir Fidella, tapi gadis itu langsung mendorong tubuh Cakrawala menjauh.

Cakrawala mengerutkan keningnya sebentar dan suasana menjadi canggung. Fidella berdehem sebentar sambil menyelipkan rambutnya ke telinga.

"Gue tunggu lo di bawah."

Cakrawala langsung pergi begitu saja tanpa basa-basi. Penekanan kata yang diucapkan Cakrawala barusan terasa sangat dingin dan kaku. Apa cowok itu marah karena Fidella menolak dicium?

Apa salah kalau Fidella tidak suka kalau mereka melakukan itu. Dia tidak terbiasa berpacaran dengan gaya ala Cakrawala. Hal yang biasa dilakukan oleh Cakrawala, Fidella tidak bisa melakukan itu.
Bahkan kejadian di kapal pesiar itu terjadi karena Fidella tidak sadar sepenuhnya, kalau tidak. Pasti Fidella akan menghindar.

***

Canggung. Itulah kata yang tepat menggambarkan suasana Fidella dan Cakrawala sekarang. Sejak berangkat dari Villa om Putra sampai di dalam mobil sekarang, mereka sama sekali tidak saling bicara.

CAKRAWALA √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang