Bab Dua Puluh Lima : Udah Cocok, Kok

1K 105 17
                                    


Is't Alright By Davichi - Ost Its Okay Thats Love

***

"Ini rumah siapa, Kak?" tanya Fidella ketika Cakrawala memarkirkan mobilnya di sebuah villa yang cukup mewah.

Villa yang mereka kunjungi ini dibangun dekat dengan pegunungan sehingga cuacanya terasa sangat sejuk. Tempat ini juga dibentengi oleh pagar putih dan beberapa pohon pinus berkukuran kecil di sekelilingnya. Dari luar Fidella bisa menerka bahwa yang memiliki Villa ini pasti suka sekali dengan tanaman.

"Kakak kelas gue, Del. Dia dua tingkat di atas gue. Namanya Bagas. Gue, Vito, dan Kak Bagas dulu dekat banget udah kayak saudara. Apalagi Bokapnya Kak Bagas itu sekretaris Papa gue."

"Asal lo tau aja, sebelum gue, Bang Bagas-lah yang jadi ketua geng tohpati," tambah Cakrawala.

Fidella manggut-manggut mengerti. "Sekarang Kak Bagas ada di mana?"

"Dia udah meninggal, Del."

Fidella terkejut bukan main. "Loh, kok bisa?"

"Dia loncat dari gedung." Wajah Cakrawala menyiratkan betapa sedihnya dia saat ini.

"Jujur, gue sampai sekarang masih enggak ngerti kenapa dia begitu, Del. Apa sih masalah yang dihadapi sama dia sampai dia memilih bunuh diri? Kenapa dia enggak pernah cerita apa-apa?"

Beberapa tahun ini Cakrawala merasa sangat terpukul, dia seperti diserang secara bertubi-tubi. Semua orang yang dia sayang diambil oleh Yang Maha Kuasa. Cakrawala juga ingat, dulu Ibunya Bagas sempat stres berat karena kehilangan Bagas. Sampai akhirnya mereka memilih mengadopsi seorang anak perempuan dari panti asuhan. Usia anak itu sekarang
sudah dua tahun.

Semenjak saat itu juga, Om Putra -Papanya Bagas memutuskan untuk resign dari pekerjaan yang ada di kantor dan memilih untuk mengurusi kebun tehnya yang ada di daerah ini.

"Kita turun, yuk." Cakrawala membukakan pintu untuk Fidella.

"Ini mobilnya enggak apa-apa dibiarin di sini? Nanti hilang gimana?"

"Enggak apa-apa, kan bisa beli yang baru," canda Cakrawala berhasil membuat Fidella mencibir kesal.

"Enggak usah pamer!"

"Bercanda, sayang ... mobilnya enggak akan hilang. Toh juga kita lagi diikutin," jawab Cakrawala sambil melirik mobil hitam yang parkir tidak jauh dari mereka.

Fidella menghela napas. Fidella sampai lupa kalau mereka sedang diikuti. "Ya, udah."

Cakrawala tersenyum kecil kemudian menarik tangan Fidella ke dalam genggamannya. Mereka berjalan di dekat pagar, membunyikan bel sebentar. Lalu tak lama kemudian seorang pria baru bayah muncul dengan tergesa-gesa untuk membukakan pintu pagar.

"Apa kabar, Om," sapa Cakrawala seraya memeluk pria itu.

"Baik, Nak. Kamu gimana? Kamu baik-baik aja, 'kan?" Wajah pria itu terlihat sangat gembira menyambut kehadiran Cakrawala.

Cakrawala mengangguk lalu melepaskan pelukkan mereka. "Kenalin, ini pacar saya, Om."

"Wah, astaga Om enggak nyangka." Putra memasang wajah kagetnya.

"Saya Fidella, Om." Fidella tersenyum sambil memberikan salim pada Putra.

"Pacar kamu cantik sekali, Cakra. Pintar kamu milihnya."

CAKRAWALA √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang