🎶🎶The Miska - Tinggal Kenangan****
Cakrawala menarik paksa tangan Fidella agar bediri dari meja rapat ruang pepeling, ekskul kesayangan Fidella. "Ayo!""Apaan sih kak, lo enggak lihat gu-"
"Gue lihat, gue punya mata," potong Cakrawala dengan cepat.
"Gue sama Fidella cuma bahas masalah ekskul dan pelajaran," kata Langit jujur. "Gue serius," timpalnya pada kakak kelasnya itu, tak ingin ada kesalahpahaman.
Cakrawala mengeluarkan wajah datarnya, "Justru itu."
"Lepas!" kesal Fidella karena Cakrawala masih belum melepaskan tangannya.
"Gue bawa dia keluar!" Cakrawala menulikan telinganya. Dia menarik Fidella keluar dari ruangan itu meninggalkan Langit yang menatap mereka dengan gelengan kepala.
Fidella berdecak kesal, dia terus memberontak. Akhirnya Cakrawala melepaskan Fidella di lorong yang merupakan area loker kelas sepuluh IPA.
"Sakit nih tangan gue!" gerutu Fidella lalu mengangkat tangannya ke depan wajah Cakrawala untuk menunjukkan pergelangan tangannya yang tampak memerah.
"Perlu gue tiupin."
"Enggak!"
"Atau gue cium?"
Fidella mendelik tajam lalu mendesah gusar, dia berjalan menuju lokernya untuk mengabaikan cowok itu. Lalu membuka pintu loker untuk mengambil buku catatannya. Tapi Cakrawala malah menutup loker itu dengan kasar hingga menimbulkan bunyi dentingan yang kuat. Beberapa siswa di tempat itu refleks melirik mereka sekilas.
"Apa lagi?" tanya Fidella dengan malas lalu membalikkan badannya menghadap Cakrawala.
Cakrawala tidak menjawab, tapi dia malah memegang bahu Fidella dan mendorongnya ke loker. Lalu mengunci Fidella dengan tubuh tegapnya itu.
Fidella membulatkan matanya terkejut. "Lo udah gila!" Dia tidak suka situasi ini, apa Cakrawala tidak melihat mereka jadi tontonan. Cowok ini selalu saja melakukan hal yang tidak terduga.
"Kenapa baru sadar? Bukannya lo mantan gue?" Cakrawala mendadak menundukkan wajahnya mendekati wajah Fidella.
"Enggak!" ketus Fidella mencoba menjaga jarak.
Cowok itu memandang ke sekitar, banyak orang yang melihat mereka dan berbisik. "Kenapa! Enggak pernah lihat orang pacaran!"
Semua murid langsung berhenti menatap mereka dan kembali mengurusi urusan mereka sendiri.
"Lepas, Kak. Gue enggak suka diginiin!"
Cakrawala mengangkat tangannya, kemudian meletakkan telapak tangannya di atas rambut Fidella. Lalu menggerakkan telapak tangannya itu untuk mengelus rambut Fidella. "Gue ngerti kenapa bokap gue bilang anak SMA itu masih childish." Cakrawala masih setia mengelus rambut Fidella. "Gue rasa, gue baru aja bersikap childish."
Cakrawala menghentikan aktivitasnya. Lalu memberi jarak antara mereka sehingga Fidella bisa bernapas lega, dia tampak tak perduli dengan apa yang diucapkan Cakrawala.
"Dalam urusan cewek gue kalah jauh dari Ucup," ketus Cakrawala.
"Jangan telalu dekat sama Langit."
Kini Cakrawala menyenderkan badannya ke loker. "Bahas pelajaran, tapi tangannya nyampe ke rambut! Bangsat!"
"Minggir, lo nutupin loker gue," sungut Fidella.
"Jauhin Langit, Del." Cakrawala mengucapkan kalimat itu dengan serius.
"Kenapa sih!"
"Baru kali ini gue merasa terancam. Dia tipe lo banget lagi!"
"Kenapa lo jadi cerewet sih!"
"Ini cemburu, Del," kata Cakrawala membenarkan ucapannya. Dia cemburu, Langit itu anak baik-baik dan dewasa. Jangan lupakan juga kalau orang itu pintar. Kalau soal wajah, Cakrawala sangat yakin dia adalah juara tak tertandingi tapi itu tidak ada artinya. Karena Fidella benci melihat wajahnya yang tampan itu.
"Pacaran sama gue ya, Del."
"Enggak!" tolak Fidella mentah-mentah.
"Gue transfer lo tiap bulan, gue janji."
Fidella menatapnya tajam.
"Lo kerja jadi pacar gue, bisa enggak?"
Cakrawala terus berpikir keras, dia harus bisa. Dia ingin bergandengan tangan dengan Fidella di pesta ulang tahun perusahaan Ayahnya.
"Gue gaji lima juta perbulan."
"Lo benar-benar enggak waras!"
"Kurang ya? Gue bisa tambahin kok. Satu juta untuk pembukaan asal lo mau jadi pacar gue hari ini."
Fidella masih bergeming. Cakrawala memilih menyerah dulu untuk hari ini. Fidella benar-benar sulit untuk diraih. Cakrawala akan melangkahkan kakinya untuk meninggalkan Fidella. Tetapi, Fidella malah menarik baju seragam Cakrawala yang tidak dimasukkan kedalam celana.
Cakrawala menoleh, dia menatap Fidella dengan wajah berkerut.
"Satu juta hari ini, itu serius?"
Katakanlah Fidella cewek matre. Tapi dia sekarang sangat butuh uang dan terdesak. Di saat seseorang malah menawarkan uang dengan mudah mana mungkin Fidella bisa menolak itu. Uang adalah segalanya untuk saat ini.
*****
Fidella duduk berhadapan dengan Cakrawala di bangku taman sekolah. Hembusan angin menerpa rambut Fidella dengan perlahan. Dan entah kenapa Cakrawala merasa waktu berjalan dengan lambat hingga memberi efek slow motion. Kurang ajar, Fidella cantik sekali.
Fidella menyimpan lembaran uang warna merah di tangannya ke saku baju. Dia benar gila, dua jam yang lalu dia baru saja merima Cakrawala yang sangat dibencinya menjadi pacar. Oh, tunggu dulu, tidak seluruhnya benar. Fidella hanya menganggap ini pekerjaan dengan gaji lumayan apalagi ini ada uang mukanya.
"Enggak ada istilah peluk-pelukkan. Kalau enggak, gue minta putus di tempat," ucap Fidella tegas.
"Kalau mendesak?"
"Kenapa harus meluk?" tanyanya balik.
"Ok." Cakrawala memilih meng-iya-kan. Walaupun dia yakin akan melanggar. Astaga kalau anak Tohpati tahu Cakrawala sampai begini karena seorang cewek, maka akan turun harga dirinya saat itu juga.
"Enggak boleh gandengan."
"Kita kayak ta'arufan aja. Masa pacaran enggak bisa gandengan."
"Kalau mendesak, enggak papa."
"Jangan ikut campur kehidupan pribadi gue."
"Padahal pacaran adalah kehidupan pribadi," balas Cakrawala dengan cepat.
Fidella mendelik kesal. Benci setiap kali Cakrawala memjawab pernyataannya. Fidella menyelipkan anak rambutnya ke telinga. "Gue cuma mau satu bulan aja."
Cakrawala menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. "Satu bulan cukup untuk buat lo jatuh cinta sama gue." Cakrawala menatap Fidella dengan intens. "Oh, iya. Lo memang udah jatuh."
"Enggak!" Fidella langsung berdiri dari kursi. Tapi Cakrawala menarik tangannya dengan cepat. "Karena gue udah gaji lo jadi pacar. Jangan kaget, kalau gue semengerikan dulu kalau cemburu."
****
Entah apa yang merasukiku membuat scene dalam cerita ini
KAMU SEDANG MEMBACA
CAKRAWALA √
Novela Juvenil"My location unknown, tryna find a way back home to you again ... I gotta get back to you, gotta gotta get back to you ...." -Cakrawala- Siapa orang yang paling ditakuti di SMA Ganendra Jaya? Maka Cakrawala akan menjadi kandidat...