Bab 5

4.5K 169 5
                                    

TENGKU HAIZARD turut melangkah keluar dari kelab itu mengikuti tiga orang lelaki yang membawa target miliknya itu pergi

" What are you trying to do boy. Go away if you don't want to die." kata lelaki itu menolak bahu Tengku Haizard.

" Stop f*king follow us." ugut lelaki itu lagi sambil menekan pucu pistol di kepala Tengku Haizard.

Lelaki berkulit sawo matang dengan tatu burung helang di kepala itu menyerang Tengku Haizard bila pistol ditangannya ditepis dan pelanting ke lantai.

Tengku Haizard tidak mudah melatah dia hanya menakis serangan itu dengan tangannya membuat lelaki itu bertambah berang.

Dia mencengkam koler baju Tengku Haizard dan mengarahkan rakannya yang lain membawa pergi target dari situ.

Dia menyepak belakang lutut dan Tengku Haizard melutut diatas lantai kotor berminyak dan sering menjadi tempat muntah pemabuk itu.

Melihat targetnya dibawa pergi Tengku Haizard mengeluh kasar.

" This is your fate because you bothered to be a hero."

" You talk to much man."

" Shut your fking mouth and die! You should blame your mother for bringing you into this cruel world." menolak belakang kepala Tengku Haizard dan menarik pisu pistolnya.

" Didn't your mother teach you? Do not touch other people's heads!." tanya Tengku Haizard menjeling tajam pada lelaki itu.

" I'll help your mommy teaches y..." Zapp! Lelaki itu terus terkebelakang, menjerit memegang betisnya yang dikelar itu.

" Shit! You f*cking son of b*tch!. STAY AWAY!!." jerit lelaki itu mencapai pistol yang berada diatas lantai dan menghala kearah Tengku Haizard.

" Now let this little boy teach you some manners. Okay?." ujar Tengku Haizard perlahan.

Tengku Haizard mendekati lelaki bertatu yang cuba menjarakkan diri darinya itu dengan pisau ditangan.

" I'd like to play more with you but i got to go. See you in hell." ujar Tengku Haizard dan menyerang menyebabkan pistol ditangan lelaki itu terlepas.

Lelaki itu tidak sempat mengelak dan pisau milik Tengku Haizard sudah tersusuk pada lehernya, darah memancut dilehernya.

Tangannya cuba mencapai Tengku Haizard.

Tengku Haizard mengesat darah ditangannya, jazad yang sudah tidak bernyawa itu di pandang jijik.

" Now jom kita cari geng kau." keluh Tengku Haizard mengheret jasad tidak bernyawa itu dan mencampak jasad itu kedalam tong sampah hijau.

" Berat nak mampus. Makan bab1 banyak sangat ke apa." sungutnya sambil berjalan menuju ke kereta targetnya berada.

Knock. Knock.

Jari runcingnya mengetuk perlahan cermin tingkap menarik perhatian dua orang rakan yang sedang leka bermain telefon bimbit di dalam kereta itu.

Dia menedang pintu kereta yang ingin dibuka dari dalam sehingga tertutup semula.

Pintu bahagian belakang penumpang dibuka dan tangannya terus menikam pisau ditangan pada leher mangsanya.

" Sh*t! Hurmmm."

Darah terpecik tepat ke mukanya di kesat dengan lengan baju, sebelum beralih ke mangsa seterusnya.

" Hurmm." Tengku Haizard menepis tangan lelaki itu yang cuba menarik lengan bajunya.

Dia mengheret targetnya pergi ke kereta dan berlalu pergi meninggalkan tempat kotor itu.

" Welcome back master."

Tengku Haizard menanggal kasut, sarung tangan dan pakaian yang dipakai lalu mencampaknya ke dalam tong sampah.

Dia mencapai tuala menuju ke bilik air untuk membersihkan dirinya yang dikotori dengan percikkan darah.

.-.-.-.-.-.

Pagi itu Tengku Haizard pergi ke kelas seperti biasa, dia menyumbat telinganya dengan earphones.

Bingit telinganya mendengar suara pelajar membicarakan kes pembunuhan kejam yang berlaku di kawasan itu.

" Hey buddy." Rock cuba menyentuh bahu tapi ditepis kasar oleh Tengku Haizard menyebabkan Rock terundur ke belakang.

" I'm not your buddy."

" Relax bro... Okay I'm sorry about before. We are good now man?"

" What do you want?." malas melayan perangai Rock yang tiba-tiba bertikah seperti mereka berkawan itu.

" I want to borrow your car."

" Why should I give it to you?"

" You got f*cking cool car man hahaha. Yeah, please bro for tonight only." Tengku Haizard menepis kasar tangan Rock yang cuba menyentuhnya lagi.

" Fill the tank or you will be sorry."

" No problem bro. Thank you so much." balas Rock melompat riang.

" Well you know, I have a date on Saturday night so..." jerit Rock yang sudah beberapa meter ke depan Tengku Haizard sambil melambung kunci kereta di tangannya.

" Don't forget to fill the tank." pesan Tengku Haizard dan berlalu pergi.

" How do you do that dude?." rakan-rakan Rock tidak sangka dengan begitu mudah Tengku Haizard menyerahkan kunci kereta porches pada Rock.

Rock tersenyum bangga, mengangkat koler bajunya.

" Hi, I'm Brianna." tegur seorang gadis berambut perang duduk disebelah Tengku Haizard.

" We have a party tonight do you want to join."

" No thanks." tolak Tengku Haizard tanpa memandang gadis di sebelahnya itu.

" It's not like everyone invited only a few..."

" Can we talk later? we in the middle of class right now." bisik Tengku Haizard kembali.

" Seriously, you don't look like a Nerd or anything but did you really listen to her lessons. Boring and she's like..."

" Please, we can talk later." pinta Tengku Haizard menunjuk tapak tangannya pada Brianna yang tidak menunjukkan akan berhenti cuba mengajaknya berbual itu.

" Yes, Mr. Tengku would you like to share the things you talked about with us?."

" No, Mrs.Wilson." dia menggaru belakang kepalanya kekok.

Segan bila pelajar mengertawakannya.

Sifat pemalu yang ada dalam dirinya sukar dibuang walaupun berkali-kali ditegur oleh ayahnya untuk membuang perasaan itu.

" Mr.Tengku, can you explain what you understand about the topic we are discussing now."

" Anxiety is your body's natural response to stress. It's a feeling of fear or apprehension about what's to come. For example, the first day of school, going to a job interview, or giving a speech may cause most people to feel fearful and nervous."

" Thank you. You may sit."

" Well done babe. Didn't you see the reaction on her face?." bisik Brianna.

" Care to share with us, Ms.White?."

" No, Thank you Mrs.Wilson." balas Brianna ketawa kecil bila dirinya pula yang ditegur oleh pensyarah.

To be continued..

Book 2:Born To Be The LeaderWhere stories live. Discover now