AISY AMNI berlari keluar dari kelas menuju ke tempat letak kereta kolejnya sebaik saja kelasnya tamat.
" Why do you want to see me?"
" Jom teman I pergi shopping." Aisy Amni membuat muka pelik memandang Tengku Haizard dengan senyuman yang penuh bermakna itu.
" Weird... Are you sick? Since when you pergi shopping ajak I?"
" Jomlah babe."
" Eee geli lah." Ujar Aisy Amni walaupun sebenarnya hatinya berbunga-bunga.
" You rasa nak shopping dekat mana?"
" Well I ikut je you nak pergi mall mana-mana pun I okay je... Are you sure you're not sick?" tanya Aisy Amni lagi.
Sebelum ni sangat susah sampai, dia terpaksa merajuk tiap kali dia mengajak Tengku Haizard atau Ghani untuk menemankannya pergi membeli belah.
Tengku Haizard dan Aisy Amni melangkah masuk ke dalam pusat membeli belah yang dipenuhi pengunjung walaupun bukan hari minggu.
Tengku Haizard berjalan beiringan dengan Aisy Amni dari satu ke satu outlet yang ada disitu.
Tengku Haizard menahan Aisy Amni dan menariknya masuk ke dalam satu outlet beg sandang berjenama.
" You nak belikan I handbag?"
" Yup pilih je yang mana you suka."
" Weirdo." ujar Aisy Amni.
" A gift sebagai kenangan sebelum kita balik Malaysia."
" Really. Wow, tak sangka you ni sweet rupanya." ujar sambil matanya meliar mencari warna dan style yang diminati.
Dia menggayakan dua beg di hadapan cermin berulang kali. Dua beg tangan itu mencuri hatinya, dia menoleh kearah Tengku Haizard yang sedang leka bermain telefon itu.
" Zard? Which one suits me better?"
" Hmm..." Tengku Haizard menuding jarinya pada beg berwarna biru ditangan kanan Aisy Amni, Aisy Amni kembali mencuba beg itu didepan cermin sebelum pusing semula.
" Zard... Are you sure about this one... what do you think about this one?" tanyanya lagi menayang beg berwarna dusty pink itu.
" Hmm... cantik."
" Yang mana satu sesuai dengan I."
" Both of these colors are perfect for you madam, the dusty pink color is perfect to bring to attend a party and this sky blue color to go out with your friends." celah penjual yang setia berada disebelah Aisy Amni sejak 15 minit mereka berada dalam kedai itu.
" I trust you so I'll take these two bags."
" My pleasure to be able to assist you." balas seller itu dengan senyuman manis dan membawa beg pilihan Aisy Amni ke kuanter pembayaran.
" Please send to this address by today."
" Why hantar rumah you?"
" Nanti siapa nak angkat semua ni?." tanya Tengku Haizard sambil berbalas senyum manis pada seller yang dari tadi asik memandangnya itu.
" Good idea." Balas Aisy Amni melangkah keluar dari outlet itu.
" Thank you sir please come again." ucap seller itu pada Tengku Haizard selepas pembayaran selesai di buat.
" Okay you nak pergi mana-mana lagi?"
" Semua dah ada... Jom pergi makan then you hantar I balik nanti mak I risau pula."
" Don't worry I dah inform auntie yang I bawa you keluar."
" Really, but she still nags me for 1 hour if I'm too late."
Mereka berdua menjamu selesa disebuah restoran makanan Italy sebelum Tengku Haizard menghantar Aisy Amni pulang pada malam itu.
" Apa niat sebenar you ajak I keluar hari ni?"
" Saja nak luangkan masa dengan you. I tak pandai berkata manis tapi I harap you faham dari tindakan I." Ujar Tengku Haizard menunjuk kearah pintu rumah Zulaika sedang melihat mereka.
" Good night." Sambungnya.
.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.
'TING'
Aisy Amni dan rakan-rakannya melangkah masuk ke dalam restoran ala Rusia itu buat pertama kalinya.
Teman sekelasnya memberitahu bahawa restoran itu menyajikan makanan Rusia pada zaman perang Eropah dan sangat unik.
" Wow I never knew there was a place like this." ujar Caitlin memandang dekorasi unik restoran itu.
" Same but you don't think this place is a little weird?" tanya Aisy Amni, restoran itu sunyi dan lampu malap membuatkannya rasa tidak selesa.
" Weird?"
" There's only one waiter in this restaurant and no other customers." kata Aisy Amni lagi tidak dapat menutup rasa tidak sedap hatinya.
Jalan raya di depan restoran itu juga sunyi dan gelap walaupun jam baru 7:45 petang.
" Maybe we come to early and they just open." kata Alice.
" I've lived here for 2 years but I've never seen this place." ujar Daisy perlahan.
" You live around here?" tanya Aisy Amni, Daisy mengangguk kepalanya.
" Seriously, it was almost 45 minutes to get to our college." Caitlin.
" Do you live with your family?" tanya Alice pula.
" Yup with my mom and older brother... actually this area is a bit dangerous at night." kata Daisy.
" So did your mother know that we brought you here?" tanya Aisy Amni.
" No, I told her I was going to stay at a friend's house. My mom said there were a lot of kidnapping cases here."
" Then let's get out of here." ujar Alice yang memang azali seorang penakut.
" Your orders." soal pelayan itu mengejutkan mereka berempat, wajah begis pelayan itu membuat mereka ingin cepat-cepat beredar.
" No thank you. Let's get out of here." tolak Aisy Amni.
'Ting'
Caitlin dan Alice yang sudah mencapai beg untuk bangun meletakkannya semula bila melihat tiga orang gadis melangkah masuk ke dalam restoran itu.
" Your order?" tanya pelayan itu lagi.
Mereka berempat memerhati pelayan itu mengambil pesanan dari sekumpulan perempuan yang baru saja masuk dan melepaskan nafas lega.
" Maybe we're too paranoid." ujar Aisy Amni.
Mereka mula menjamu selera tidak lupa untuk berterima kasih pada pelayan itu walaupun tidak di endahkan.
" What are you looking at?" tanya Alice pada Aisy Amni yang dari tadi asik memandang kearah pintu keluar itu.
" No, I think they're about to close." kata Aisy Amni bila melihat pelayan itu meletak tanda 'close' pada pintu kedai.
" What but we just received our food?" kata Alice mengerling jam di pergelangan tangannya jam baru pukul 8:30 malam.
" Hey girls I think we'd better eat somewhere else." sambung Aisy Amni bila melihat tiga orang lelaki melangkah masuk walaupun tanya 'close' telah di pasang pada pintu.
Melihat Aisy Amni yang sudah tidak bentah itu mereka berempat bangun untuk ke kuanter pembayaran.
" We love your food." puji Alice membayar makanan mereka,
" Please don't come back." balas pelayan itu memulangkan semula kad credit Alice.
" What a weird person." komen Caitlin melangkah keluar dari restoran itu.
" Who suggested us come here?" tanya Caitlin.
" I heard our classmates say the food here is very tasty and the atmosphere here is unique." jawab Alice.
" I can't deny it, the food here is delicious... but it would be even tastier if the waiters were more friendly."
To be continued...
YOU ARE READING
Book 2:Born To Be The Leader
Przygodowe🌹 COMPLETED🌹 Dilahir dan dibesarkan dalam sebuah keluarga yang besar dan bahagia, segala keinginannya di penuhi dengan usaha dan sokongan keluarga tercinta, mengejar erti kehidupan dan mencari kenikmatan dunia tanpa halangan. Tengku Adam Haizard...