5. Broken Heart

39.9K 3.5K 317
                                    

“Ngapain sih masih aja ngejar-ngejar orang yang jelas-jelas nggak suka sama lo?”

▪️▪️▪️

Keesokan harinya, Mili tetap harus menjalankan aktivitasnya sebagai siswa kelas 12 di SMA Pelita Bangsa.

Sekarang sudah jam istirahat, tapi Mili masih ditahan oleh Pak Bejo—guru kimianya untuk mengerjakan tugas tambahan sebagai hukuman karena nilai kimia Mili nggak ada yang diatas 60, menyebalkan. Yang lebih nyebelin lagi, cuma Mili satu-satunya murid yang ditahan sama Pak Bejo.

Setelah selesai mengerjakan semua tugas Pak Bejo. Mili maju ke depan dan mengumpulkan semua tugas-tugas yang bikin kepalanya pusing tujuh keliling.

“Pokoknya saya nggak mau tahu, nilai ulangan kamu yang selanjutnya harus diatas 80. Ngerti?” tanya Pak Bejo.  Mili mengangguk malas lalu beranjak pergi meninggalkan kelasnya dan berjalan menuju kantin.

Aneh sekali, hari ini kantin sepi. Masa iya kantin sekolah yang udah kayak surga dunia ini bisa bangkrut? Mili menggelengkan kepalanya bingung. Setelah itu Mili berjalan mengelilingi koridor sekolah, tapi tetep aja sepi.

Sampai akhirnya mata Mili tertuju kearah lapangan. Disana tampak sangat ramai, rasanya seluruh siswa SMA Pelita Bangsa berkumpul semua disana.

Mata Jovanka dan Aurel membulat kearah Mili yang tengah berjalan menghampiri mereka. “Ini ada apaan sih rame-rame?”

Keduanya menggelengkan kepalanya.

“Nggak kok, nggak ada apa-apa. Mending kita ke kantin yuk? Lo pasti laper, ‘kan?” tanya Jovanka.

Mili mendengus kesal. “Gue tadi udah ke kantin, tapi disana nggak ada orang!”

Mili berjinjit untuk bisa melihat apa yang tengah dikerubungi oleh orang-orang. Namun Aurel justru menarik tangannya.

“Kalau nggak, kita ngerjain tugas matematika aja ya di kelas? Lo pasti belom ngerjain, ‘kan?” tanya Aurel. Mili berdecak kesal.

“Lo berdua tuh kenapa sih? Aneh banget tau nggak?”

“Misi dong!” Mili mendesak beberapa orang yang ada di hadapannya agar dapat melihat apa yang sedang menjadi pusat perhatian.

Ternyata, disana terdapat beberapa balon dan origami berbentuk burung. Dan ditengahnya terdapat Ditto dan Kyla yang sedang berhadapan.

Napas Mili mulai memburu ketika Ditto tersenyum kearah Kyla.

“To, ngapain kamu ngajak aku kesini? Kenapa juga banyak balon sama origami gini?” Kyla tampak bingung.

“Ini semua aku bikin buat kamu.”

Kyla mengerutkan dahinya bingung. “Buat aku?”

Ditto mengangguk cepat. “Iyalah, buat siapa lagi?”

“Tapi kenapa buat aku?” tanya Kyla seraya tertawa hangat.

Ditto tersenyum hangat. “Karena aku mau kamu jadi pacar aku.”

“Kamu mau, ‘kan?” tanya Ditto.

Mata Mili seketika memanas mendengarnya. Rasanya juga seakan ada yang menghantam dadanya sehingga menghasilkan rasa sesak yang menyeruak di dalam hati Mili. Mengapa Ditto setega itu padanya sih?

Mengapa bukan Mili yang ada di posisi Kyla?

Apakah Ditto tidak melihat perjuangannya selama ini untuk bisa menjadi pacarnya?

Mili berbalik badan dan kembali menerobos banyak orang untuk bisa keluar dari tempat yang bagai neraka untuknya ini. Jovanka dan Aurel saling bertatapan lalu menatap Mili.

Broken Memories [Telah Diserieskan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang