[Kalau bisa, bacanya sambil dengerin multimedia ya]
▪️▪️▪️
Hari masih pagi, namun keberuntungan sudah tidak berpihak pada Mili. Ban mobilnya kempes dan ia pasti akan telat jika ia harus membawa mobilnya ke bengkel terlebih dahulu.
Mili menatap mobilnya seraya menghela napas kesal. Tante Anggi menatap Mili dengan penuh tanda tanya. "Kenapa, Mil?"
Mili terkekeh kecil. "Eh, nggak papa kok, Tante. Ban mobil Mili cuma kempes aja."
"Bareng Arka aja ya, Mil?" Tante Anggi menawarkan. Mili menggelengkan kepalanya.
"Nggak usah, Tante."
Tante Anggi menatap sosok Arka yang baru saja melangkah keluar dari rumahnya. "Ka, hari ini Mili bareng kamu ya?"
Sebelum menjawab, Arka hanya menatap Mili, begitu juga dengan Mili. Sehingga mata mereka bertaut untuk beberapa saat.
Arka masih menajamkan tatapannya sebelum akhirnya ia berkata.
"Nggak bisa, Ma. Arka buru-buru," tolak Arka dengan dingin.
Tante Anggi sejenak menghela napasnya. "Seburu-burunya kamu, 'kan tetep aja satu tujuan sama Mili."
"Arka mau ke rumah Sam dulu, ada yang ketinggalan disana," ujar Arka seraya kembali menatap gadis yang ada di hadapannya dengan begitu dingin.
Tante Anggi menghela napas sejenak. "Tapi tetep aja kamu 'kan bisa ajak Mili—"
"Nggak papa, Tante, Mili bisa naik ojek online kok."
"Mili ke dalem dulu ya, Tante?" ujar Mili lalu memasuki rumahnya. Ia duduk di sofa rumahnya seraya menatap Arka dari jendela rumahnya. Ia memejamkan matanya seraya menghembuskan napas secara perlahan.
▪️▪️▪️
Sekarang sudah jam istirahat, namun tak seperti biasanya, kini Mili hanya duduk di tepi lapangan seraya menatap beberapa murid SMA Pelita Bangsa yang tengah bermain bola basket untuk mengisi waktu istirahat, atau melihat beberapa orang lainnya yang tengah tertawa bahagia.
Tetapi rasanya sangat berlawanan dengan apa yang Mili rasakan sekarang.
Entah mengapa, semakin lama perlakuan berbeda Arka kepadanya menghadirkan rasa aneh yang semakin lama semakin menguat.
Mili tidak pernah merasa sesepi ini, bahkan suara hiruk pikuk pada jam istirahat ini sama sekali tidak berpengaruh padanya.
Lamunan Mili terhenti ketika seseorang duduk di sebelahnya. Tangannya memberikan Mili sebuah minuman kaleng.
"Sendirian aja."
Mili menoleh kearahnya. Dahi Mili tampak berkerut ketika ia menatap sosok yang ada di sebelahnya.
"Ditto?" tanya Mili bingung.
Tangan Ditto masih terulur untuk memberikan minuman kaleng itu pada Mili. "Ini buat lo."
Mili mengambil minuman itu dari Ditto lalu tertawa. "Tumben banget lo baik sama gue, To. Biasanya kalo nggak ngehindar, palingan lo marah-marah sama gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Memories [Telah Diserieskan]
Novela Juvenil#1 Semesta [07/05/20] "Kenapa sih gue harus suka sama orang yang hatinya bukan buat gue?" "Ngapain juga gue masih nungguin dia buat suka sama gue?" "Salah sendiri lo nggak pernah buka hati buat orang yang suka sama lo." "Nggak usah sok tau deh lo. E...