Ngapain sih masih aja berharap kalo udah tau berharap cuma bisa bikin sakit hati?
▪️▪️▪️
Keesokan harinya, Mili harus tetap sekolah seperti biasanya. Sekarang jam istirahat dan Mili tengah duduk di bangku kantin bersama Jovanka dan Aurel. Ia meminum susu karamel kesukaannya.
Jovanka dan Aurel menatap Mili penuh kebingungan. “Lo tuh kesel kenapa lagi sih, Mil?”
“Gara-gara Melo yang makin caper sama nyokap lo? Udah biasa, ‘kan?” tanya Jovanka.
Mili menggeleng. “Bukan!”
“Terus? Gara-gara Ditto lagi?” Aurel masih menatap Mili.
Mili menggeleng lagi. “Bukan! Ada yang lebih ngeselin dari itu semua!”
“Apa?”
Mili meletakkan kotak susu karamelnya di meja lalu menatap kedua temannya. Namun sebelum berbicara, ia memilih untuk menghela napas terlebih dahulu. Membuat Jovanka dan Aurel semakin penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh Mili.
“Gue tetanggaan sama Arka.”
Kedua teman Mili menatapnya kaget. “Tetanggaan?”
“Kok bisa?” tanya Aurel dan Jovanka bersamaan.
“Gue juga nggak tau.”
“Tiba-tiba dia pindah ke rumah yang ada di depan rumah gue yang dulunya rumahnya Bude Maya,” jawab Mili.
Aurel menatap Mili antusias. “Kayaknya ya, Arka tuh beneran suka deh sama lo. Buktinya aja dia bela-belain beli rumahnya Bude Maya demi bisa tetanggaan sama lo!”
Mili menarik napas berat.
“Enggak.”
“Jadi nyokapnya Arka itu temen SMA nyokap gue.” Mili memasang wajah malas.
Jovanka tertawa mendengarnya. “Jangan-jangan, mereka mau jodohin lo sama Arka lagi? Terus akhirnya lo bahagia deh sama Arka.”
Mili mendorong bahu Jovanka. “Lebay lo! Emang lo pikir sinetron? Ya nggak lah!”
“Tapi ya, Mil. Lo itu sering banget ngalamin kejadian yang ada hubungannya sama Arka.”
“Katanya sih ya, kalo begitu terus sih bisa aja lo sama Arka jodoh!” ledek Aurel lalu tertawa.
Mili menggelengkan kepalanya lalu menatap Aurel. “Lo lupa ya kalo gue cuma bakalan jodoh sama Ditto?”
“Kenapa sih lo harus nungguin yang nggak pasti? Kenapa nggak sama yang pasti-pasti aja?” tanya Jovanka.
“Karena Mili Anindhita cuma pantes bersanding sama Ditto. Ngerti?” Mili menekankan pada Jovanka.
Tak lama, seseorang datang menghampiri meja mereka dengan wajah sumringah. Iya, itu Kei—teman sekelas mereka.
“Udah udah, daripada kalian ribut mendingan nanti malem dateng ke pesta ulang taun gue ya? Jangan lupa dandan yang cantik!” undang Kei.
Mata Mili membola penuh kearah Kei. “Ditto diundang nggak?”
“Diundang, ‘kan? Diundang dong!” Mili menggoyangkan bahu Kei.
Kei tersenyum. “Ya diundang lah, masa cowok seganteng Ditto nggak gue undang sih?”
Mili menatap Kei malas. “Nggak usah kecentilan lo ya. Lo harus inget, kalo Ditto cuma bakalan suka sama gue! Ngerti?”
Kei mengangguk malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Memories [Telah Diserieskan]
Ficção Adolescente#1 Semesta [07/05/20] "Kenapa sih gue harus suka sama orang yang hatinya bukan buat gue?" "Ngapain juga gue masih nungguin dia buat suka sama gue?" "Salah sendiri lo nggak pernah buka hati buat orang yang suka sama lo." "Nggak usah sok tau deh lo. E...