17. Sebuah Pertanyaan

30.5K 2.9K 419
                                    

Lo nggak perlu jadi orang bego yang terus-terusan ngejar orang yang udah jelas-jelas nggak suka sama lo.

▪️▪️▪️

Keesokan harinya Mili harus kembali bersekolah. Tentu saja ia kembali berangkat bersama Arka.

Motor Arka sudah sampai di sekolah mereka. Namun Arka sudah melangkah terlebih dahulu untuk menuju kelasnya. Ketika Mili tengah melangkahkan kakinya untuk menuju kelas, matanya membola ke arah Ditto yang tengah berjalan di koridor.

Mendapatkan penghargaan dari Lé Fashion Designer Competition adalah hal yang paling membanggakan untuk Mili. Oleh karena itu Ditto harus mengetahui hal penting ini.

Mili setengah berlari menghampiri Ditto. “Dit!”

Ditto menoleh sejenak kearah Mili. “Eh, Mil.”

“Lo tau nggak, Dit? Lo pasti nggak nyangka ‘kan kalo misalnya—” ujar Mili terpotong.

“Duh nanti ya, Mil? Gue buru-buru.”

“Mau ketemu pacar,” ujar Ditto seraya menunjukkan deretan giginya setelah itu bergegas pergi meninggalkan Mili.

Mili berdecak kesal sambil menatap langkah Ditto yang semakin menjauh darinya.

Ia kembali berjalan menuju kelasnya dengan langkah penuh amarah. Ia duduk di kursinya lalu membuka ponselnya.

Ia mencari kontak Kyla di ponsel miliknya lalu mengetikkan sesuatu.

Mili: Kyl, gue mau ngomong sama lo di Blurry Café pulang sekolah.

Mili lalu meletakkan ponselnya sembarang. Tak lama kemudian sebuah notifikasi terdengar dari ponselnya, membuat Mili segera membuka notifikasi.

Kyla: Ada apa ya, Mil?

Mili: Nggak usah banyak nanya. Pokoknya gue mau ketemu sama lo di Blurry Café pulang sekolah.

Mili menarik napas gusar. Ia tak akan tinggal diam ketika Ditto terus menerus memperlakukannya seperti ini. Seenaknya saja Ditto mencampakkan cintanya demi Kyla. Padahal jelas-jelas kecantikan Mili jauh di atas Kyla!

▪️▪️▪️

Sepulang sekolah, Mili benar-benar menjalankan ucapannya. Kini ia tengah berada di Blurry Café yang sebenarnya kini konsepnya tak terlalu menarik menurutnya.

Tak lama, sosok gadis berparas cantik menghampiri Mili lalu duduk di hadapan Mili. Ia tersenyum kearah Mili. “Sorry ya, gue telat.”

“Oh iya, lo mau ngomong apa sih, Mil? Kok sampe harus kesini?” tanya Kyla.

Mili menatap Kyla tajam. “Jujur aja ya, gue nggak suka ngeliat lo pacaran sama Ditto!”

Kyla mengerutkan dahinya. “Loh, emang kenapa?”

“Kyl, lo nggak usah sok nggak tau apa-apa. Lo tau ‘kan gue udah suka sama Ditto dari dulu? Gue suka sama Ditto sejak dua tahun yang lalu.”

“Dan gara-gara lo, Ditto makin ngejauh dari gue!”

“Harusnya lo tahu diri kalo lo nggak pantes buat Ditto.”

Kyla tertawa pelan. “Mil, itu ‘kan urusan perasaan lo sama Ditto. Lagi juga, gue nggak pernah ngedeketin Ditto duluan.”

“Lagian, kalo emang Ditto juga suka sama lo. Dia pasti bakalan ngedeketin lo sebelum dia sekarang pacaran sama gue.”

“Sekarang gue sama Ditto juga udah sama-sama komitmen. Terus salah gue sama lo apa?”

Broken Memories [Telah Diserieskan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang