“Aku suka kamu. Tapi kalo kamu sukanya sama dia, aku bisa apa?”
▪️▪️▪️
Bel pulang sekolah sudah berbunyi.
Siapa yang tidak suka dengan bel pulang sekolah?
Namun Mili memang aneh. Bukannya pulang, ia masih saja duduk di tempatnya lalu meletakkan dagunya diatas telapak tangan seraya tersenyum-senyum sendiri.
Jovanka—teman Mili menghampiri gadis itu seraya menarik tangannya. “Mil, kenapa lo senyum-senyum sendirian?”
“Sakit lo ya?” tanya Jovanka seraya memegangi kening Mili yang tak panas.
“Badan lo nggak panas. Jangan-jangan lo kesurupan ya?”
Mili menggelengkan kepalanya masih dalam posisi tersenyum-senyum sendiri. “Apaan sih, siapa coba yang senyum-senyum sendiri?”
Jovanka menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. “Udah deh, dari pada lo makin gila. Mendingan kita balik!”
“Duluan aja, Jo.”
“Gue masih mau nungguin gajah bertelor,” ujar Mili seraya tertawa.
Jovanka menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya yang jauh dari kata normal. “Mili Anindhita, sejak kapan gajah bisa bertelor?”
“Ya siapa tau pantatnya abis di imunisasi terus dia jadi bisa bertelor. Nggak ada yang tau, ‘kan?”
Jovanka sudah tak tahan lagi. Ia lalu melangkah pergi meninggalkan gadis itu sendirian di kelas.
Setelah kondisi sekolah benar-benar sepi, Mili mulai beraksi. Ia keluar dari kelasnya seraya mengendap-endap menuju loker sekolah.
Ia tersenyum penuh arti untuk menjalankan misi besarnya.
“Ditto, liat aja ya! Bentar lagi lo pasti jadi pacar gue!”
Hari ini, Mili memiliki misi besar untuk membuka isi loker milik Ditto—sang idola di SMA Pelita Bangsa.
Ia harus tau siapa cewek yang berani-beraninya jalan bareng Ditto kemarin malam, ia juga harus tau apa makanan kesukaan Ditto, minuman kesukaan Ditto, binatang peliharaan Ditto, berapa kali Ditto makan dalam sehari, bahkan berapa kali Ditto ke toilet dalam sehari. Pokoknya yang berhubungan dengan Ditto, Mili harus tau!
Mili mendekat ke loker Ditto dan mencoba untuk membukanya. Di SMA Pelita Bangsa menerapkan sistem kata sandi dengan angka untuk membuka loker.
Mili menepuk keningnya sendiri. “Oh iya ya, gue ‘kan nggak tau berapa password loker Ditto!”
“Apa mungkin band kesukaannya Ditto ya?”
Mili mencoba menekan angka 1975, namun loker milik Ditto tidak terbuka.
“Oh, tahun lahirnya Ditto!”
“Kali ini pasti bener!”
“2002.” Mili menekankan angka itu, namun tetap saja loker Ditto tak terbuka.
Mili menghela napas kesal. “Ih, kok salah sih?”
Mili menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Seketika matanya membulat ketika ia mendapatkan ide cemerlang.
“Oh, gue tau!”
“Apa jangan-jangan jumlah mantannya Ditto ya?”
“Iya iya, kali ini pasti bener!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Memories [Telah Diserieskan]
Fiksi Remaja#1 Semesta [07/05/20] "Kenapa sih gue harus suka sama orang yang hatinya bukan buat gue?" "Ngapain juga gue masih nungguin dia buat suka sama gue?" "Salah sendiri lo nggak pernah buka hati buat orang yang suka sama lo." "Nggak usah sok tau deh lo. E...