UNTOUCHABLE GIRL 8 || LEBIH DARI EGOKU

53.6K 5.1K 209
                                    

"Kamu penting. Lebih penting dari egoku."

- Mawar de jongh -

©©©

Panca menunggu di loby gedung apartemen tempat Anestia tinggal. Dia berdiri menghadap jalanan luar yang terhalang oleh kaca besar loby. Kali ini dia harus menyelesaikan persoalan tentang Aisa. Dia mengerti bahwa Anes mungkin berhak untuk marah karena dia tidak memberitahu gadis itu, tetapi bukan berarti Anes dapat berkata kasar pada Aisa. Menurutnya itu sudah melewati batas yang diharuskan untuk marah pada gadis berjilbab itu. Lagipula Aisa tidak salah, dia yang meminjamkan ponselnya sendiri.

"Hai Pan!" sapa Anes saat mendapati Panca di loby.

"Maaf ganggu malem-malem."

"Gapapa, kenapa?"

"Lo ngomong apa aja sama Aisa kemarin?"

Anes mendengus, "masih aja soal dia? Kenapa sih Pan, lo jadi belain dia terus?"

"Gue gak belain siapa-siapa disini, tapi lo udah terlalu kasar sama dia."

"Kasar apanya?! Oh dia ngadu ke lo? Apa yang dia bilang? Gue jahat, gue bentak-bentak dia, gue terlali egois, gitu?"

"Nes, dia bukan cewe yang seperti lo pikirin. Dia baik, dan bahkan terlalu polos untuk ukuran gadis remaja kayak dia. Kenapa lo tega banget bilang dia maling didepan banyak orang?"

"Gue kan bicara sesuai sama fakta yang gue liat! Apa salahnya?"

"Nes..."

"Lo kenapa sih, Pan? Pacar lo itu gue, bukan cewe itu! Kenapa lo jadi belain dia terus? Bahkan lo sampai dateng kesini cuma buat marah-marah sama gue. Lo suka sama dia?"

"Dia udah kayak adik gue sendiri, Nes."

"Itu bukan jawaban dari pertanyaan gue. Gue kenal lo cukup lama, Pan. Lo bukan tipe orang yang gampang peduli sama seseorang. Satu pertanyaan gue, kenapa harus cewe itu?" ujar Anes.

Panca terdiam mendapatkan pertanyaan itu dari Anes. Sampai sekarang saja dia masih bingung. Dirinya saja masih bertanya-tanya hal yang sama seperti pertanyaan Anes. Kenapa harus gadis itu? Dia tidak tahu.

"Kenapa diem? Lo sendiri gak tau kan, kenapa lo harus peduli sama cewe itu."

"Gue peduli karena, dia orang yang baik dan terlalu polos sampai gue..." ujar Panca berhenti di tengah perkataannya.

"Lo pengen ngelindungin dia?" tambah Anes.

"Gue gak ada perasaan apapun ke dia, Nes."

"Lo tau kenapa gue marah ke dia? Itu karena gue gak mau kasih celah ke cewe lain buat masuk ke kehidupan lo selain gue. Dia emang cewe biasa yang terlalu lugu, tapi dia bisa bikin lo peduli bahkan sampai belain dia di hadapan gue. Inget pertama kali kita ketemu? Lo juga ngelakuin hal yang sama kayak gini. Wajar kalau gue takut kan?"

"Itu beda."

"Iya emang beda, gue gak pernah liat lo se-protektif ini ke orang lain bahkan gue sekalipun. Lo gak suka gue marah ke dia, sedangkan lo gak pernah kayak gini ke gue. Lo gak pernah sepeduli ini ke gue."

"Anes please..."

"Kalau lo gak betah lagi sama gue, kita bisa putus Pan."

"No! Gue gak pernah berpikir sampai kesitu, Nes. Gue minta maaf. Gue gak pernah punya pikiran buat pergi tinggalin lo karena cewe lain. Gue gak se-brengsek itu."

Untouchable Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang