UNTOUCHABLE GIRL 18 || THE MASTER

47.3K 4.5K 275
                                    

"Seandainya kamu tau perasaanku, apa sikapmu masih bisa seperti sebelumnya?"

- Panca Nugraha -

©©©

Dengan wajah masam, Aisa bisa melihat sosok Panca tengah bersandar pada lorong menuju parkiran. Tanpa bertanya lagi, gadis itu tahu kalau Panca tengah menunggu dirinya. Terbukti dengan lelaki itu yang sekarang membenarkan cara berdirinya tanpa besender pada dinding lagi setelah melihatnya. Namun entah kenapa kali ini rasanya Aisa sangat tidak senang melihat lelaki itu. Dia merasa kesal dan marah.

"Ais, aku..."

Belum selesai Panca berbicara, Aisa sudah lebih dulu melewatinya seakan lelaki itu tidak ada disana. Aisa keluar dari gedung dan sinar matahari sore langsung menerpanya. Dia berjalan cepat menuju motornya, namun belum sampai dia menjamah motornya, Panca sudah lebih dulu menghadangnya dengan berdiri di hadapan Aisa.

"Kamu kenapa? Kok menghidar dari aku?" tanya Panca bingung.

"Gak apa-apa. Aisa mau pulang sendiri aja, Kak Panca gak perlu ngikutin Ais."

"Kok gitu? Aku kan udah bilang bakal ikutin kamu sampe rumah nanti."

"Gak usah. Ais gak mau bikin Kak Panca repot."

"Aku gak repot, Ais. Yaudah, kita pulang sekarang yah?" ajak Panca berbalik hendak melangkah namun harus terhenti saat Aisa membentaknya.

"Ais gak mau dianter Kak Panca! Kenapa sih Kakak selalu paksa Aisa?!"

Terkejut dengan suara tinggi Aisa yang walaupun tidak setinggi miliknya, Panca kembali menghadap gadis itu. Panca dapat melihat tatapan penuh kekecewaan terpancar dari mata Aisa.

"Kamu kenapa, Ais?"

"Ais gak suka dianter Kak Panca. Ais gak suka Kak Panca perhatian sama, Aisa. Buat apa sih Kakak ngelakuin ini semua? Kenapa gak Kak Anes aja yang dianterin? Bukannya dia pacar Kakak?" jawab Aisa dengan cepat.

"Kenapa kamu jadi bahas Anes? Kamu tau sendiri aku sama dia udah putus kan?"

"Gak ada yang namanya putus masih peluk-pelukkan! Mungkin Ais emang bodoh, Kak. Tapi Ais gak sebodoh itu untuk melihat apa yang terjadi diantara kalian."

"Aku sama Anes gak ngapa-ngapain, Ais. Dia nangis dan aku cuma mau tenangin dia doang. Aku gak pernah menganggap kamu bodoh."

"Apa harus dengan cara saling memeluk kayak begitu? Apa harus Kak Panca yang tenangin Kak Anes?" tanya Aisa menunduk menahan tangisnya.

"Dia meluk aku karena sedih dan aku gak mungkin tolak dia. Dirga berbuat kasar dan kalau bukan aku yang tolong Anes, siapa lagi Aisa?"

"Kak Panca masih cinta sama Kak Anes?" tanya Aisa mendongak.

Panca seakan kehilangan nyawanya, dia melihat Aisa menangis karena kedekatannya dengan Anes. Dia membuat gadis yang disukainya menangis karena salah paham.

"Aku lebih cinta kamu, Aisa."

Hening.

"Kamu masuk ke dalam hati aku bahkan saat Anes masih pacaran sama aku. Apa kamu tau seberapa kerasnya aku berusaha menghilangkan kamu dari pikiran aku selama ini? Aku berusaha sekuat tenaga untuk menghentikan perasaanku ke kamu, tapi gak pernah berhasil. Jantung aku akan selalu berdebar kencang saat di dekat kamu. Bahkan sekarang, jantungku masih terus berdetak cepat dan itu cuma karena kamu."

Untouchable Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang