"Aku mencintaimu tanpa syarat, apapun itu aku terima."
- Panca Nugraha -
©©©
Aira menangis tersedu di ruang keluarga bersama dengan Karina memeluknya. Wanita paruh baya berhijab itu mengambil tisu lalu menyeka ingusnya kasar. Karina meringis melihat bagaimana mudahnya Aira membuang tisu itu ke karpet bawah mereka. Karina mengusap punggung Aira dengan sayang untuk menenangkan.
"Udah, Bun. Jangan nangis terus dong. Kalau udah terjadi ya harus gimana lagi?" Ujar Karin.
"Bunda gak habis pikir, gimana bisa Panca ngelakuin itu, Karin?! Dia gak pernah bersikap kurang ajar pada wanita tetapi bagaimana bisa dia menghamili anak orang?!"
"Sabar, Bun. Mungkin Kak Panca khi...."
"ASSALAMUALAIKUM, EVERYBODY!! MOM, DAD, WHERE ARE YOU?!"
Suara teriakan khas dari seorang lelaki yang datang dari arah pintu terdengar keras. Aira dan Karin bahkan sampai melongo melihat Panca yang tadi berteriak merentangkan tangannya menuju ke arah Ibunya beserta sepupunya. Apa lelaki itu sudah gila?
"Oh ada Karin juga? Ini kenapa Mama kesayangan Panca nangis gini? Cup cup... jangan nangis dong, Ma." Ujar Panca duduk disamping Aira sambil memeluknya dari samping.
"Kamu waras? Seseneng itu kamu mau nikah sama si Anes-Anes itu?!" Ujar Aira kesal.
"Kok Mama jadi sensian gitu sekarang?"
"Kamu yang bikin Mama sensi, bocah gemblung!!"
Panca tertawa mendengar bentakan dari Ibunya. Dia kemudian memeluk Aira dari samping dengan sayang. Dagunya dia letakan di bahu sang Ibu yang sekarang tengah meronta tidak mau dipeluk.
"Panca minta maaf, Ma. Kemarin Panca udah buat Mama nangis. Sekarang juga, Panca udah durhaka karena buat Mama nangis kayak gini. Kalau Panca masuk neraka, Panca ikh..."
"Ngomong apa kamu?!" Sahut Aira memukul lengan putranya
Panca tersenyum simpul, "Maafin, Panca yah? Panca janji gak akan ngulangin itu lagi."
"Yaiyalah kamu gak ngulangin lagi! Kamu mau nikah, masa mau ngulangin ngehamilin anak orang lagi!! Jangan gila kamu, Panca!"
"Bukan itu maksud, Panca. Gini nih, Panca mau jelasin dulu." Ujar Panca melepaskan pelukannya lalu menghadap ke arah Aira.
"Jelasin apa sih?"
"Panca... gak jadi nikah sama Anes."
"APA?!" Ujar Aira dan Karin bersamaan.
"Kok bisa, Mas? Mas Panca mau lari dari tanggung jawab gitu maksudnya?" Tanya Karin.
Aira yang mendengar celetukan Karin langsung memukul kencang Panca beberapa kali di lengan dan punggungnya. Sedangkan Panca berusaha untuk menghindar, karena sungguh pukulan dari Mamanya sangat kencang seperti cambuk.
"Bukan gitu, Ma.... Argghh! Sakit Ma..."
"Kamu udah ngelakuin dosa, jangan ditambah lagi yah Pan!" Ujar Aira kesal.
"Astagfirullah, Mama dengerin Panca dulu." Jawab Panca masih terus menghindar.
"Ada apa ini?"
Ayah Panca, Doni muncul dari mushola kecil di rumahnya mengenakan sarung dan peci. Dia melihat istrinya tengah menganiaya putra tunggalnya di sofa ruang keluarga.
"Ini nih, anak kamu Mas! Dia katanya gak mau nikah sama si Anes-Anes itu! Udah berbuat harus berani bertanggung jawab Panca!!"
"Benar itu, Panca?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Untouchable Girl
Romance#1 in islam 03/09/2020 #1 in kuliah 06/10/2020 Mahasiswa killer. Itulah julukan yang diberikan para Mahasiswa/i kampus kepada Panca Nugraha. Kalau biasanya Dosen yang mendapatkan julukan tersebut, maka kali ini seorang Mahasiswa yang dijuluki juluka...