UNTOUCHABLE GIRL 1 || ADIK TINGKAT

96.9K 7.3K 1.1K
                                    

Katanya senyum itu ibadah, tapi bagi gue senyumnya mengalihkan duniaku.

Panca Nugraha

©©©

Siulan Panca Terdengar di lorong kampus. Dia berjalan dengan santainya tanpa menghiraukan orang-orang yang terkadang meliriknya. Sore ini dia baru saja menyelesaikan jam kuliahnya. Hari ini dia memang masuk pukul delapan pagi namun karena berbagai macam alasan kemalasannya, dia datang pukul setengah sembilan lewat. Panca memasuki lorong kampus yang harus melewati lapangan tempat dimana para mahasiswa/i tengah melakukan ospek bersama dengan senior mereka.

Langkah Panca terhenti saat salah satu temannya yang ikut membantu mengospek maba itu datang menghampirinya. Ganda Dirga Mahesa, salah satu mahasiswa seangkatan dirinya yang mungkin menjadi salah satu senior pujaan bagi anak-anak baru itu. Kenapa? Lelaki itu memiliki wajah yang tampan walaupun terkadang terlihat sangat tegas namun tetap saja banyak dari adik-adik tingkat mereka yang mengejar-ejar seorang Dirga.

"Woi Panca!"

"Woi, widih masih aja lo jadi kakak-kakak galak buat maba."  sahut Panca sambil memberikan high five pada lelaki itu.

"Masih lah, lo sendiri kenapa sih gak mau ikut gabung waktu ditawarin?"

"Males gue ngurusin begituan, ngurusin hidup gue aja masih belum bener."

"Hahaha... Ada-ada aja lo, Pan. Mau balik?"

"Yoi, gue males sebenernya masuk pagi gini mending siang balik sore-an gapapa deh."

"Gak biasanya lo males, biasanya paling rajin masuk buat ngajak dosen debat." goda Dirga sambil terkekeh.

"Males debat gue kalo masuk pagi, biarin lah tuh dosen kangen sama bacotan gue hari ini."

"Pedenya dikurangin pak!"

Panca ikut tertawa mendengar guyonan Dirga, lalu matanya menelusuri ke tengah lapangan. Matahari sudah mulai naik dan tidak membuat mahasiswa/i baru kepanasan. Mata Panca kemudian menyipit saat melihat satu gadis yang pernah dia temui di lift dua hari yang lalu. Gadis itu berada dibarisan paling depan dengan kerudung sedadanya. Panca melihat gadis itu seperti beberapa kali ingin berdiri namun selalu tidak jadi lagi. Memangnya kenapa?

Sesaat kemudian suara bentakan dari salah satu senior wanita terdengar. Gadis itu terlihat menunduk karena bentakan itu. Dirga yang mendengarnya juga ikut menoleh sambil mengerutkan keningnya. Dia pamit pada Panca lalu segera berlari kecil ke arah senior wanita itu. Panca yang penasaran akhirnya diam disana dan menunggu apa yang terjadi pada gadis senyuman maut itu.

"Kenapa sih, Ngel?" tanya Dirga.

"Ini nih, mahasiswi songong! Masa dia gak mau ngikutin games ini, yang lainnya aja mau kok gak protes. Belagunya minta ampun!" omel Angel.

"Beneran?" tanya Dirga pada gadis yang menunduk itu.

"Maaf kak, bukannya saya menolak tapi, saya punya alasan untuk menolaknya."

"Alah banyak alasan lo!! Kalo gak mau ya bilang aja gak perlu banyak bacot!"

"Ngel!"

Untouchable Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang