UNTOUCHABLE GIRL 9 || SENJATA MAKAN TUAN

51.6K 5K 69
                                    

"Susah kalau sudah ke makan gengsi. Ayam dibesarin dapat telur, gengsi dibesarin dapetnya masalah."

- Panca Nugraha -

©©©

Aisa tersenyum riang saat duduk di atas sebuah sepeda motor. Tiga hari yang lalu, Kakeknya datang dengan hadiah motor untuk cucu kesayangannya itu. Setelah Aisa cerita mengenai ponselnya yang hilang, Ayahnya sempat menyuruh Aisa untuk berangkat ke kampus menggunakan sepeda motor miliknya namun gadis itu tidak mau. Motor milik Ayahnya biasa digunakan menuju ke pesantren untuk mengajar, Aisa tidak mau membuat Ayahnya susah. Alhasil dia menggunakan ponsel Ibunya untuk sementara. Namun ternyata dua hari kemudian Kakeknya datang membawakan sepeda motor baru untuk Aisa.

"Udah, jangan dimainin terus motornya. Sarapan dulu sini loh, Nak. Katanya mau berangkat ke kampus." ujar Ibunya keluar dari dalam rumah.

"Hehe, Aisa seneng banget Bu."

"Iya, ayo sarapan dulu."

"Iya, Bu."

Baru saja Aisa turun dari motornya, sebuah mobil putih berhenti tepat di depan rumahnya. Aisa dan Sang Ibu terdiam menunggu pemilik mobil itu keluar. Beberapa saat kemudian seorang wanita berhijab keluar dari dalam mobil tesebut. Aisa membulatkan matanya terkejut saat melihat siapa yang datang.

"Karina?" panggil Aisa.

"Assalamu'alaikum." ujar Karina sambil tersenyum.

"Wa'alaikumsalam. Nak Karin, ada apa pagi-pagi kesini?" sapa Ibu dari Aisa ramah.

"Iya, Bu. Maaf, Karin dateng pagi-pagi begini."

"Gapapa, Nak. Ada perlu apa?"

"Mau ketemu Mba Aisa, Bu."

"Oh, yaudah ayo masuk dulu kalau gitu."

"Gak usah, Karin di luar aja Bu. Cuma sebentar kok."

"Yaudah, Aisa ini Karin mau ketemu kamu."

Aisa yang sedari tadi masih berdiri tidak jauh dari motornya mendekat saat namanya dipanggil. Dia cukup terkejut dengan kehadiran Karin di rumahnya. Bukannya tidak suka Karin datang, tapi kehadiran gadis itu jadi mengingatkannya atas ucapan Panca seminggu yang lalu tentang lelaki itu yang tidak suka jika dia dekat dengan keluarganya. Sedangkan Karin adalah sepupu Panca, itu berarti termasuk ke dalam keluarga lelaki itu. Aisa bingung harus bagaimana menghadapi Karina sekarang.

"Ibu ke dalam dulu yah?"

"Iya, Bu." jawab Karina dan Aisa.

"Hallo Mba Aisa?" sapa Karina ceria.

"Iya hai, ada apa ke sini Karin?"

"Mba Aisa gak suka yah, Karin ke sini?"

"Gak kok, siapa yang bilang Mba gak suka?"

"Itu mukanya kok datar gitu, gak ada senyumnya. Padahal kemarin terakhir ketemu, Mba Aisa selalu senyum ke Karin."

"Maaf, ayo duduk dulu." ajak Aisa ke kursi depan rumahnya sambil tersenyum.

"Gak usah Mba, aku cuma mampir doang kok sebentar. Mau nganterin ini." ujar Karin sambil mengangkat bingkisan di tangan kanannya.

"Apa itu?"

"Ini kue, Bunda yang buatin buat Mba Aisa."

"Bunda? Ibu kamu?" tanya Aisa bingung.

"Bukan, Bunda itu panggilan Karin buat Mamanya Kak Panca. Katanya, Bunda kangen banget sama Mba Aisa, pengin ketemu. Terus kemarin waktu bikin kue, dia keinget deh sama Mba Ais. Makanya aku disuruh anterin kuenya kesini."

Untouchable Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang