"Kamu merubah duniaku."
- Panca Nugraha -
©©©
"Pan! Lusa ada acara naik gunung nih sama anak-anak UKM, lo ikut kan?"
Patra dan Rifki duduk bersebelahan dengan Panca yang berada di tengah. Mereka tengah menunggu dosen masuk ke dalam kelas. Hari ini mereka memang masuk di kelas pagi dan entah karena mereka yang terlalu awal berangkat atau reman-temannya yang terlambat. Kelas masih belum ramai dan hanya ada beberapa saja yang baru berangkat.
Sementara itu Panca masih mencatat sesuatu dalam bukunya, belum menghiraukan pertanyaan dari temannya. Dia juga tampak sibuk dengan ponsel di tangannya membaca sesuatu yang tidak di mengerti oleh kedua temannya.
"Lo lagi ngapain sih?" Tanya Rifki penasaran.
"Kepo amat lo sama hidup gue?" Jawab Panca tanpa menoleh sedikitpun.
"Tunggu, itu apaan? Lo... magang lagi apa begimana?" Tanya Rifki yang mengintip chat Panca di hp lelaki itu.
"Hm. Gue magang di tempat kerja bokap."
"Ngapain lo magang lagi? Kita kan udah magang dulu, tinggal nulis skripsi doang kali!"
"Gua magang bukan buat kuliah. Gue emang mau kerja disana."
"Kenapa lo tiba-tiba mau kerja? Dan bukannya lo bilang setelah lulus nanti pengen kerja di kementrian luar negeri atau di kedutaan? Kenapa jadi alih profesi ke perusahaan properti bokap lo?"
Panca berhenti menatap ponselnya lalu meletakannya sedikit kasar. Dia menghembuskan nafasnya kasar lalu mengusap wajahnya frustasi. Patra dan Rifki yang baru pertama kali melihat Panca seperti itu saling berpandangan bingung.
"Gue mau nikahin Aisa."
"Apa?!" Teriak Rifki heboh membuat beberapa temannya menatap bingung penasaran.
"Suara lo bisa gak, jangan pake toa kalau ngomong?" Tanya Panca datar.
"Kaget gue, njir!"
"Terus hubungannya sama kerja di perusahaan bokap lo apa?"
"Kakaknya Aisa kasih syarat ke gue. Kalau gue mau nikah sama adiknya, gue harus punya penghasilan tetap dulu. Dia bilang gak akan restuin Aisa kalau gue masih jadi pengangguran."
"Pan, lo gak mau pikir ulang? Cita-cita lo yang pengen bisa jadi anggota di kementrian gak mau lo pikirin lagi? Peluang lo besar buat berhasil ngeraih itu, Pan. Walau dosen-dosen tau lo orangnya rada-rada, tapi mereka tau otak lo itu encer. Kalau lo lanjutin sekolah S2, gue yakin mungkin aja malah lo bisa masuk ke dunia politik juga. Well, orang tua lo terhormat dan termasuk berada. Lo yakin mau ngelepasin cita-cita lo yang punya kesempatan besar bisa lo raih?" Tanya Patra berusaha menasihati Panca.
Tidak ada jawaban apapun dari mulut Panca. Lelaki itu terdiam seperti memikirkan ucapan dari Patra. Memang benar apa kata lelaki itu, jalannya sangat terbuka lebar jika dia ingin menjadi bagian di kementrian luar negeri. Sekarang saja sebenarnya sudah ada tawaran untuknya setelah lulus nanti untuk magang di sana, namun Panca masih belum menjawabnya.
"Lo pernah ngerasain ketemu sama cewek yang rasanya benar-benar kayak nge-klik sama lo? Rasanya tuh kayak, kalau lo gak dapetin dia maka lo bakal menyesal. Pernah?" Tanya Panca dengan tatapan mata yang tidak bisa ditebak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untouchable Girl
Romance#1 in islam 03/09/2020 #1 in kuliah 06/10/2020 Mahasiswa killer. Itulah julukan yang diberikan para Mahasiswa/i kampus kepada Panca Nugraha. Kalau biasanya Dosen yang mendapatkan julukan tersebut, maka kali ini seorang Mahasiswa yang dijuluki juluka...