UNTOUCHABLE GIRL 27 || CEMBURU PEMBAWA PETAKA

50.4K 4.9K 407
                                    

"Ternyata memandangmu dari jauh masih belum cukup. Kenyataannya aku menginginkan lebih dari sekedar memandangmu."

- Panca Nugraha -

©©©

Siulan di sore hari memang terasa menyenangkan. Apalagi saat hati sedang merasa bahagia. Itu yang dirasakan oleh Panca saat ini. Dia merapikan kemejanya berikut menyisir rambutnya. Setelahnya dia mengambil jam yang berada di laci lalu memakainya masih tetap di depan kaca. Sesudah merasa penampilannya sempurna, dia tersenyum lebar dan bergegas keluar kamar membawa kunci mobilnya. Kali ini, demi menciptakan kesan baik bagi calon mertuanya kelak, Panca harus berdandan serapi mungkin. Dia tidak mungkin berdandan serampangan seperti kesehariannya di kampus.

Panca menghampiri Sang Ibu terlebih dahulu yang sedang duduk menonton televisi dan lagi-lagi bersama Karina. Panca mencium pipi Ibunya sambil memeluknya sebentar kemudian berdiri di hadapan kedua perempuan itu.

"Gimana penampilan Panca? Ganteng gak, Ma?"

Aira meneliti putranya dari ujung kaki sampai ke ujung rambut menggunakan tatapan herannya.

"Kamu mau jadi sales pelicin rambut? Kinclong amat tuh rambut." Ujar Aira.

"Hahahaha...."

Tawa Karina meledak setelah mendengar sahutan dari Bundanya itu. Sedangkan Panca menatap Ibunya dengan wajah kesalnya. Dia sengaja memakai pelicin rambut agar terlihat rapi karena kebetulan rambutnya sedikit panjang dan susah di atur. Tidak disangka, Ibunya justru menyangka kalau dia adalah sales pelicin rambut.

"Anaknya udah serapi gini dibilang sales? Sebenarnya Panca anak kandung Mama atau bukan sih?" Kesal Panca.

"Haha... bercanda, sayang. Kamu mau kemana sih?"

"Ada acara syukuran di rumah Aisa, orang tuanya mau pergi umroh. Ini penampilannya Panca udah oke kan, Ma?"

"Ya ampun, kenapa kamu gak bilang ke Mama?! Kalau gitu kan kita bisa pergi barengan kesana, Panca!" Ujar Aira sedikit meninggikan suaranya.

"Iya ih, Kak Panca mah gak bilang-bilang. Karin kan juga mau ikut kesana."

"Apaan sih? Gak usah deh, Mama sama Karin di rumah aja. Panca dateng kesana sendiri juga sekalian mau ngomong dulu ke Aisa tentang... lamaran."

"Oh, gitu toh. Yaudah sana, pantes aja ganteng banget ini anak Mama. Mau ketemu calon mertua sih hehe..." Tambah Aira.

"Aamiin, doain semoga berhasil yah Ma?" Sahut Panca lalu menyalami Ibunya dan mengacak puncak kepala Karin.

"Selalu, sayang."

Setelah sudah mendapat restu dari Mamanya, Panca bergegas keluar dengan terus mengatur nafasnya karena jantung yang terus berdebar cepat.

©©©

Mobil hitam milik Panca baru saja sampai di depan rumah Aisa. Dia bisa melihat rumah itu sudah ramai oleh tamu-tamu kedua orang tua Aisa. Panca turun dari mobilnya menatap dari luar pagar. Dia menjadi semakin gugup melihat ramainya rumah Aisa. Dia menghela nafasnya sebelum berjalan memasuki pekarangan rumah gadis pujaannya.

Untouchable Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang