UNTOUCHABLE GIRL 24 || RAPAT UKM PENUH ROMANSA

44.1K 4.3K 193
                                    

"Bahagia itu sederhana."

- Aisa Putri R -

©©©

Awan mendung menyelimuti langit siang ini. Aisa bergegas menuju gedung Kampus. Sabtu ini, dia memang tidak memiliki jadwal kuliah apapun. Hari ini dia akan menghadiri perkumpulan anggota UKM di kampusnya, sekaligus berdiskusi untuk pelantikan anggota baru. Aisa termasuk salah satu dari anggota baru itu, maka dia juga harus hadir. Rencana terakhir yang dia dengar, anggota akan mengadakan camping selama dua hari satu malam di daerah Bandung, tetapi itu masih belum jelas.

Aisa baru saja sampai di lorong kelas ruang rapat saat dia bertemu dengan teman dari Panca yang bernama Rifki. Lelaki itu tersenyum melihat Aisa yang terlihat terkejut karena kehadirannya.

"Maaf-maaf, gue gak sengaja bikin Lo kaget." Ujar Rifki.

"Assalamualaikum, Kak." Ujar Aisa mengelus dada samar.

"Oh iya, Waalaikumsalam. Maaf yah gue bikin kaget lo."

"Gapapa, tadi papasan aja makanya kaget. Kak, di kelas udah rame yang dateng?" Tanya Aisa.

"Belum, santai aja. Panca aja juga belum dateng kok."

"Ohh, yaudah Ais mau masuk cari tempat duduk dulu."

"Eh bareng aja, sekalian Lo nanti duduk deketan sama gue aja. Maksudnya bareng kumpulan gue, Panca sama si Patra."

"InsyaAllah, Kak."

Setelah itu mereka berdua menuju ke arah kelas. Benar apa kata Rifki, di dalam sana masih sepi. Hanya sekitar 10 orang yang baru hadir, padahal janjiannya pukul 1 selepas dhuhur. Aisa berjalan masuk diikuti oleh Rifki. Lelaki itu memilihkan kursi untuk Aisa sehingga gadis itu menerimanya dengan tersenyum singkat. Melihat Aisa sudah duduk, Rifki ikut duduk di sebelah kanan agak memberi jarak.

Sekitar sepuluh menit berlalu, dan kelas ini mulai ramai. Banyak anggota UKM yang ternyata ikut dalam rapat, padahal seharusnya hanya pengurus dan anggota baru saja. Aisa melihat sekelilingnya, sesekali tertawa kecil saat Rifki memberikan lelucon yang padahal menurutnya garing. Dia hanya tidak ingin membuat lelaki itu tengsin karena guyonan garingnya itu.

"Gue duduk disini yah?" Tanya seorang lelaki pada Aisa sambil menunjuk kursi samping kirinya.

Aisa tebak mungkin itu adalah salah satu Maba juga sama seperti dirinya, karena wajahnya masih terlihat remaja dibanding dewasa.

"Silahkan, kalau kursinya kosong duduk aja." Jawab Aisa tersenyum ramah.

"Hilih midis bingit nih bicih." Gerutu Rifki dengan suara kecil.

"Gue Deri, nama Lo siapa?" Tanya lelaki itu mengulurkan tangan.

Aisa tersenyum sambil menangkupkan kedua telapak tangannya di depan dada. "Nama aku Aisa."

Lelaki bernama Deri itu terlihat menarik tangannya secara canggung. Dia melihat ke arah Aisa yang sekarang sudah beralih menatap ke arah papan tulis di depan ruangan kelas.

"Jurusan apa?" Tanya Deri lagi.

"Akuntansi." Jawab Aisa.

"Oh, kalau gue jurusan--"

Belum selesai Deri berbicara, mejanya dilempar tas ransel dari arah depannya. Deri bahkan sampai terjundal karena terkejut. Lelaki itu mendongak menatap pelaku dari pelemparan ransel itu. Deri meneguk ludahnya saat melihat sosok lelaki menatapnya tajam dengan luka memar di bagian pipi. Dia merasa seperti tengah menjadi makanan empuk bagi sang predator.

Untouchable Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang