"Masalahnya adalah bahwa kita tidak bisa menghapus atau mengubah masa lalu."
- Note -
©©©
Panca menyugar rambutnya ke belakang, kebiasaan disaat dia mengalami stres atau tidak mendapatkan pemecahan atas sebuah masalah. Dia masih memikirkan bagaimana cara untuk menemukan Mario yang keberadaannya tidak diketahui setelah keluar dari penjara. Lelaki bajingan serakah yang selalu saja mencari masalah baik di masa lalu ataupun masa sekarang.
Dia menekan gas mobilnya mempercepat agar dirinya bisa sampai dengan cepat di tujuan yang saat ini tengah dia tuju, markas Jupiter. Beruntung dia masih hafal dengan jalanannya, bahkan dia sampai menelepon Ketua Jupiter yang saat ini masih menjabat sebagai angkatan 53 untuk sekalian bertemu dengan seniornya petinggi Jupiter angkatan 52 saat masa jabatan Antariksa.
Panca memasuki gedung yang sekarang jauh lebih rapi dari terakhir kali dia datang kesini. Tidak ada lagi tempat menyeramkan seperti dulu. Bahkan halaman depan yang dulu ditumbuhi rumput liar kini telah dipangkas dijadikan arena bermain basket sekaligus parkiran anak Jupiter. Begitu juga lantai satu yang dulu kosong sekarang sudah banyak gambar-gambar dari anak-anak Jupiter beserta dengan perabotan di dalamnya.
Saat Panca memasuki lantai satu saja sudah ada beberapa anak Jupiter tengah mengobrol satu sama lain, dan yang membuat Panca terkejut adalah beberapa sosok gadis yang juga ada disana tengah mencoret-coret dinding berbaur dengan anak lelaki disana tanpa canggung. Mereka terlihat sangat bersahabat dan enjoy dengan semua itu.
"Bang Panca!"
Belum selesai dia tekejut, suara panggilan itu membuat Panca menoleh saat sosok lelaki remaja mengenakan kain seperti bando yang diikat berwarna hitam. Dulu, Panca tidak terlalu mengenal laki-laki ini. Dia hanya pernah melihatnya saja saat Antariksa masih menjadi ketua geng Jupiter.
"Sam?"
"Apa kabar, Bang? Lama banget, itu Bang Revan sama yang lain udah nunggu dari tadi. Janjinya jam empat."
"Oh maaf, gue ada urusan tadi. Mereka udah diatas?"
"Udah, langsung ke atas aja deh yah!"
"Oke! Tapi Sam, itu cewe-cewe yang disana ngapain di markas Jupiter?" tanya Panca sambil berjalan mengikuti Samudera.
"Emansipasi, Bang. Sekarang cewe itu gak bisa dianggap remeh. Mereka bisa jauh lebih beringas dari para cowo kalau udah tersakiti. Coba aja lo selingkuhin pacar lo, gue jamin dia bakal ngamuk. Paling ringan lo cuma dapet tamparan tapi paling parah bisa masuk UGD ntar lo!" ujar Samudera lalu terkekeh.
Panca tersenyum miris, "Boro-boro selingkuh, Sam. Gue yang diselingkuhin."
"Hah? Serius? Muka gile! Orang ganteng aja bisa diselingkuhin apalagi gue yang remahan rengginang?!" ujar Samudera lebay.
"Lo kalo ngomong ada bangsat-bangsatnya yah? Kalau muka kayak lo itu remahan rengginang, apa kabar sama gue?! Bisa aja lo, kalau ngomong bohongnya langsung berasa."
"Hahaha gue ganteng yah, bang?"
"Ngaca aja sendiri deh, kagak usah tanya gue!" jawab Panca memutar bola matanya malas.
Sekali lagi junor dari Panca itu tertawa nyaring membuat lelaki itu mendengus. Sesampainya di lantai dua, Panca bisa melihat ruangan mewah yang tersaji dari berbagai sisi. Ada ruangan bersantai untuk bermain PS dan menonton televisi, ada juga sound system untuk menyetel musik, dan yang paling mencengangkan adalah ada tempat bermain billiard beserta dengan permainan 3 dimensi dan balap motor disana. Astaga... ini dia sedang berada di wahana permainan atau bagaimana sih?
KAMU SEDANG MEMBACA
Untouchable Girl
Romance#1 in islam 03/09/2020 #1 in kuliah 06/10/2020 Mahasiswa killer. Itulah julukan yang diberikan para Mahasiswa/i kampus kepada Panca Nugraha. Kalau biasanya Dosen yang mendapatkan julukan tersebut, maka kali ini seorang Mahasiswa yang dijuluki juluka...